Siapa Robert Francis Prevost? Paus Pertama Asal Amerika Serikat
- Robert Francis Prevost terpilih pada Kamis, 8 Mei 2025, sebagai pemimpin 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, menjadikannya paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat. Ia memilih nama Leo XIV.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA – Robert Francis Prevost terpilih pada Kamis, 8 Mei 2025, sebagai pemimpin 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, menjadikannya paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat. Ia memilih nama Leo XIV.
Kardinal Robert Prevost, seorang pendeta asal Chicago yang mengabdikan dirinya untuk melayani orang miskin di Peru, telah terpilih sebagai paus ke-267, menandai paus pertama asal Amerika Serikat dalam sejarah Gereja Katolik yang sudah berusia 2.000 tahun.
Dilansir dari New York Post, pada usia 69 tahun, ia muncul untuk pertama kalinya sebagai Paus Leo XIV pada Kamis malam setelah konklaf bersejarah yang berlangsung di Kota Vatikan, di mana ia melambaikan tangan kepada kerumunan yang memenuhi Lapangan Santo Petrus, yang dipenuhi dengan sorakan, nyanyian, dan air mata.
- Sejarah Penggunaan Asap Hitam dan Putih pada Konklaf ternyata Sudah Dimulai sejak 1274
- Perkuat Pembiayaan, 360Kredi Jalin Kerja Sama Channeling dengan Neo Commerce
- Grab Siapkan Akuisisi Parsial GOTO Senilai US$7 Miliar, Ini Bocorannya
Itu adalah momen yang mencolok dalam hidup pelayanan Kristen yang telah membawa Prevost jauh dari kampung halamannya di sisi selatan Chicago hingga ke pelosok dunia.
Ia menghabiskan bertahun-tahun menyebarkan iman di kalangan orang-orang yang tertindas di Peru, termasuk di Keuskupan Chiclayo. Kemudian, ia dipanggil ke Vatikan, di mana ia membantu melanjutkan misi Paus Fransiskus untuk membawa Katolik ke abad ke-21.
Dari balkon Basilika Santo Petrus, Paus Leo XIV menyampaikan pidato publik pertamanya sejak menjabat sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma. Dalam pesannya, ia mengajak dunia untuk mencari perdamaian dan mengingat mereka yang sedang menderita.
Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang Paus Leo XIV.
Siapakah Paus yang Baru?
Paus Leo XIV lahir dengan nama Robert Francis Prevost di Chicago, Illinois, pada 14 September 1955, dari pasangan Louis Marius Prevost dan Mildred Martinez, dan dibesarkan di kota tersebut bersama dua saudaranya.
Ayahnya adalah seorang veteran Angkatan Laut Perang Dunia II yang naik pangkat hingga letnan sebelum menjadi pengawas sekolah umum Chicago setelah perang. Ibunya bekerja sebagai pustakawan. Keluarga mereka berasal dari keturunan Spanyol, Prancis, dan Italia, dan Prevost dibesarkan untuk berbicara bahasa-bahasa tersebut dengan lancar sejak usia dini.
Ibu Mildred juga seorang Katolik yang sangat taat, dan ia membawa putra-putranya ke Gereja St. Mary of the Assumption di E. 137th Street, tempat di mana ia secara teratur menyanyi di paduan suara.
Seperti banyak orang Amerika lainnya, peran pertama Prevost di gereja dimulai dari hal yang sederhana, menjadi anak altar di paroki setempat, lalu melanjutkan pendidikan di sekolah Katolik lokal dan seminari minor.
Prevost merupakan paus pertama asal Amerika Serikat dalam sejarah Gereja, dan juga merupakan warga negara Peru, tempat ia bekerja selama bertahun-tahun.
Dilansir dari The New York Times, selama di Peru, ia menjalani peran sebagai misionaris, pastor paroki, pengajar, dan uskup. Ketika memimpin Ordo Agustinus, ia mengunjungi komunitas di berbagai negara. Ia juga fasih berbahasa Spanyol dan Italia.
CBS News Chicago melaporkan bahwa ia dibesarkan di Dolton, sebuah daerah pinggiran selatan Chicago, dan memiliki dua saudara laki-laki. Seorang wanita yang mengenalnya sejak kecil mengatakan bahwa keluarga Prevost sangat aktif dalam kehidupan gereja mereka.
“Keluarga mereka sangat, sangat taat Katolik. Saya bisa katakan itu. Kedua orang tuanya juga,” kata Linda Jorsch kepada stasiun tersebut.
“Mereka tidak pernah absen dari gereja dan sangat aktif dalam paroki kami. Ibunya seperti anggota Altar dan Rosary Society. Mereka juga menjadi lektor di gereja, keluarga yang sangat aktif dan sangat taat,” sambungnya.
Ia lulus dari Universitas Villanova di Pennsylvania dengan gelar matematika, kemudian melanjutkan studi teologi di Catholic Theological Union di Chicago, di mana ia meraih gelar Master of Divinity.
Pada usia 27 tahun, ia dikirim ke Roma untuk melanjutkan studi, dan ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1982. Ia kemudian meraih gelar doktor dalam hukum kanonik dari Pontifical College of St. Thomas Aquinas di Roma.
“Pengalaman saya dengan Kardinal Prevost adalah bahwa dia bukan orang yang suka pamer,” kata teman sekelas seminari, Pastor Mark R. Francis, CSV, provinsial Viatorians di Amerika Serikat, kepada CBS News Chicago. “Dia sangat tenang, tetapi sangat cerdas dan sangat penuh belas kasih.”
Pada usia 30 tahun, tepatnya pada tahun 1985, masa depan Prevost mulai terbentuk ketika ia dipindahkan ke Peru dan bekerja di berbagai misi. Tiga tahun kemudian, pada 1988, ia menetap sepenuhnya di negara Amerika Latin tersebut, bekerja sebagai pastor lokal dan pengajar di Trujillo.
Ia tinggal di sana selama 10 tahun, menggunakan keterampilan bahasa yang dipelajari dari ibunya untuk menjalin hubungan dengan komunitas-komunitas yang terpinggirkan, miskin, dan terabaikan di daerah tersebut.
Prevost kemudian kembali ke Amerika ketika ia terpilih untuk memimpin Provinsi Agustinian Chicago, yang dua kali ia pimpin, namun sepanjang waktu itu ia terus kembali ke Peru untuk melanjutkan pekerjaannya di sana.
Paus Leo XIV Telah Memberikan Suara dalam Pemilu AS
Dilansir dari CBS News, Paus baru ini terdaftar untuk memilih di pinggiran Chicago, dan catatan pemilu yang diperoleh CBS News menunjukkan bahwa dia telah memberikan suara dalam beberapa pemilu umum, baik dalam pemilu primer Partai Demokrat maupun Republik.
Menurut catatan tersebut, ia memberikan suara dalam pemilu umum 2024, serta pada siklus pemilu 2012, 2008, 2004, dan 2000. Ia juga memberikan suara dalam pemilu primer presiden Republik pada 2016 dan 2012, serta dalam pemilu primer presiden Demokrat pada 2008 dan 2010.
Apa Latar Belakang Paus Leo XIV dalam Gereja?
Setelah ditahbiskan, Prevost bekerja sebagai misionaris di Peru. Ia kembali ke AS selama beberapa tahun sebelum kembali ke Peru, di mana ia memimpin seminari Augustinian di Trujillo.
Pada tahun 2014, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai administrator apostolik Keuskupan Chiclayo di Peru, menurut Vatican. Setahun kemudian, ia diangkat menjadi uskup. Paus Fransiskus menjadikannya kardinal pada tahun 2023.
Sebelum menjadi paus, Prevost, yang kini berusia 69 tahun, menjabat sebagai kepala Dikasteri untuk Uskup di Gereja, yang berarti ia mengawasi pemilihan uskup baru.
Secara keseluruhan, ia dianggap sebagai sosok sentris, namun dalam banyak isu sosial ia dipandang progresif, mendukung kelompok-kelompok terpinggirkan seperti Fransiskus yang memperjuangkan hak-hak migran dan orang miskin. Namun, Prevost menentang penahbisan perempuan sebagai diakon, sehingga ia dianggap konservatif dalam doktrin gereja.
“Dia menjaga profil rendah dalam isu-isu yang paling kontroversial dan sensitif yang dihadapi gereja,” kata Francis X. Rocca, kontributor CBS News untuk kepausan.
Dalam wawancaranya tahun lalu dengan situs resmi Vatikan, Prevost mengatakan bahwa “seorang uskup tidak seharusnya menjadi pangeran kecil yang duduk di kerajaannya.”
Paus Leo XIV mendapat ucapan selamat dari Presiden Trump dan Wali Kota Chicago
Presiden Trump mengirimkan pesan di media sosial untuk mengucapkan selamat kepada paus pertama yang lahir di AS.
“Selamat kepada Kardinal Robert Francis Prevost, yang baru saja diumumkan sebagai Paus. Merupakan suatu kehormatan untuk mengetahui bahwa ia adalah Paus pertama asal Amerika. Betapa menggembirakan, dan betapa penghormatan besar bagi negara kita. Saya menantikan untuk bertemu dengan Paus Leo XIV. Ini akan menjadi momen yang sangat berarti!” tulisnya.
Mantan Presiden Barack Obama juga menyampaikan ucapan selamat untuk sesama orang Chicago.
“Michelle dan saya mengucapkan selamat kepada sesama orang Chicago, Yang Mulia Paus Leo XIV. Ini adalah hari bersejarah bagi Amerika Serikat, dan kami akan mendoakannya saat ia memulai tugas suci memimpin Gereja Katolik dan memberikan teladan bagi banyak orang, tanpa memandang agama,” tulis Obama.
Di kota asal Prevost, Chicago, banyak orang merayakan pemilihannya, dengan Wali Kota Brandon Johnson men-tweet: “Segala hal hebat, termasuk Paus, berasal dari Chicago!”
“Selamat kepada Paus pertama asal Amerika, Paus Leo XIV! Kami berharap dapat menyambut Anda kembali ke rumah segera,” tulis Johnson.
Mengapa Ia Memilih Namanya Paus Leo XIV?
Tindakan pertama seorang paus setelah terpilih adalah memilih nama baru, yang bertujuan untuk menandakan bahwa menjadi pontifex adalah kelahiran kedua, menurut Vatikan.
Kardinal Prevost memilih nama Paus Leo, salah satu nama yang paling populer dalam sejarah, yang telah digunakan oleh 13 paus sebelumnya. Paus Leo XIII, yang terakhir menggunakan nama tersebut, memimpin dari tahun 1878 hingga 1903.
“Nama Leo mengingatkan pada Paus Leo Agung,” jelas kontributor CBS News, Candida Moss. Dikenal juga sebagai Paus Leo I, masa kepausannya berlangsung dari 440 hingga 461 dan mencakup pertemuan terkenal dengan Attila si Hun, di mana Leo berhasil mencegahnya untuk tidak menyerang Roma.
“Apa arti ini bagi paus kita yang baru? Mungkin ini berarti dia juga akan berdiri teguh melawan kekuatan politik yang menindas di dunia,” kata Moss.
Dia mencatat bahwa Leo I dikenal sebagai seorang intelektual dan reformator teologis yang hebat.
Nama yang dipilih paus baru sering mencerminkan atribut yang ingin mereka wujudkan dalam masa kepausannya.
- 360Kredi Gelar Lomba Berhadiah Rp15 Juta untuk Edukasi Keuangan, Begini Cara Daftarnya
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 09 Mei 2025 untuk Wilayah DKI Jakarta
- Bill Gates akan Sumbangkan Rp3.300 Triliun, Menuduh Musk Rugikan Rakyat Miskin Dunia
“Ini akan menunjukkan semangat, arah, dan visi tertentu dari paus baru,” kata Dennis Doyle, seorang teolog dan profesor emeritus studi agama di Universitas Dayton.
Sebagai contoh, Paus Fransiskus adalah paus pertama dalam sejarah yang memilih nama itu, yang merujuk pada Santo Fransiskus dari Assisi. Dalam tradisi Katolik, Santo Fransiskus mengalami visi mistis tentang Yesus yang memintanya untuk membangun kembali gerejanya. Ia juga melepaskan kekayaannya dan mendirikan ordo Fransiskan pada tahun 1290.

Chrisna Chanis Cara
Editor
