Dunia

Dituduh Penyebab Krisis Global, Duta Besar Rusia Tinggalkan Pertemuan PBB

  • Duta Besar Rusia memilih keluar dari pertemuan dewan keamanan PBB setelah negaranya dituduh bertanggung jawab atas krisis pangan global.
Duta Besar Rusia tinggalkan pertemuan dewan PBB karena negaranya dituduh menjadi penyebab adanya krisis pangan global.
Duta Besar Rusia tinggalkan pertemuan dewan PBB karena negaranya dituduh menjadi penyebab adanya krisis pangan global. (The Guardian)

NEW YORK - Duta Besar Rusia memilih keluar dari pertemuan dewan keamanan PBB setelah negaranya dituduh bertanggung jawab atas krisis pangan global. 

Dalam pertemuan pada hari Senin, 6 Juni lalu, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel menuduh Rusia menggunakan pasokan makanan sebagai misi rahasia terhadap negara berkembang, seperti dikutip dari The Guardian

Mendengar pernyataan itu, Vassily Nebenzia yang merupakan Duta Besar Rusia memilih keluar dari pertemuan.

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, menyatakan melalui kanal Telegram bahwa komentar itu sangat tidak pantas dan mengakibatkan Nebenzia keluar.

“Saya tidak dapat tinggal karena kebohongan yang disampaikan Charles Michel di sini,” kata Nebenzia pada Reuters.

Michel juga mengaku menyaksikan jutaan ton biji-bijian dan gandum tertahan di dalam peti kemas dan kapal di pelabuhan Odesa, Ukraina. Muatan itu tertahan karena keberadaan kapal-kapal perang Rusia di Laut Hitam.

Serangan Rusia terhadap Ukraina berdampak pada kerusakan infrastruktur dan fasilitas penyimpanan biji-bijian. Selain itu, tank, serangan udara, dan bom milik Rusia menghambat penanaman dan panen di Ukraina. 

Menurutnya, itu semua menyebabkan kenaikan harga pangan, menarik orang-orang ke bawah garis kemiskinan, dan membuat tidak stabil.

“Rusia bertanggung jawab atas krisis pangan yang menjulang ini. Hanya Rusia,” katanya. 

Di tengah krisis pangan global yang semakin parah, Rusia juga dituduh mencuri ekspor gandum Ukraina untuk dijual demi keuntungan oleh Sekretaris Negara AS, Antony Blinken. Menurutnya ini merupakan bagian dari aksi Rusia selama invasi.

Kedua negara yang sedang berseteru itu menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global. Ditambah dengan Rusia sebagai eksportir pupuk dan Ukraina sebagai eksportir minyak jagung dan bunga matahari. 

Hasilnya, sejak invasi dimulai, harga biji-bijian, minyak goreng, dan pupuk mengalami lonjakan yang mengkhawatirkan.