Kondisi Dunia Tidak Menentu, Ini Tantangan yang Dihadapi Antam
- Gejolak geopolitik dunia yang mengakibatkan harga komoditas menjadi volatile

Debrinata Rizky
Author


JAKARTA - Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk Nicolas D. Kanter mengatakan, di tengah ketidakpastian global, Antam juga mengalami berbagai tantangan.
Nicolas menyebut, tantangan pertama ada pada pergerakan harga komoditas mineral. Gejolak geopolitik dunia yang mengakibatkan harga komoditas menjadi volatile. Di mana ada kemungkinan harga tiba-tiba melonjak dan ada kemungkinan lain harga merosot tajam.
"Naik turunnya harga komoditas seperti nikel, emas bisa saja meningkat dari prediksi yang telah ditetapkan," katanya saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
- Amerika Serikat Akan Naikkan Tarif Impor Mobil Listrik hingga Alat Medis dari China
- IHSG Potensi Melemah, Saham MDKA, EXCL, dan ANTM Menarik Dilirik
- 10 Saham Terbanyak Dijual Asing Sebelum Libur Panjang, Ada BBRI dan BMRI
Tak hanya tentang harga tantangan berikutnya terkait perizinan. Terlebih dengan kondisi pemerintah yang semakin ketat memberi izin dan persetujuan terkait rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB), imbas penyelewengan izin-izin yang dilakukan sejumlah oknum.
Terkait RKAB, Nicolas mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM belum sepenuhnya menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) perusahaan untuk periode 2024-2026.
Padahal menurut Nicolas ada dua aset besar milik Antam yang berkontribusi besar bagi produksi salah satunya untuk EV Battery Ecosystem. Nicolas mengatakan hal ini dapat selesai dengan keluarnya revisi PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
Sebelumnya, hingga Maret 2024, Kementerian ESDM telah menerima 731 permohonan RKAB komoditas mineral periode 2024-2026, namun baru memproses 201 permohonan dengan 191 disetujui dan 10 ditolak.
Kementerian ESDM mematok produksi batu bara mencapai 710 juta ton atau meningkat 15 juta ton dibandingkan 2023 sebesar 775 juta ton. Alokasi DMO mencapai 181,28 juta ton.
Sepanjang periode tahun 2023, dimana Perusahaan mencatatkan nilai penjualan bersih sebesar Rp41,05 triliun dengan kontribusi dominan berasal dari penjualan bersih domestik sebesar Rp35,37 triliun atau setara 86% dari total penjualan bersih Antam periode 2023.
Perusahaan juga secara proaktif memperkuat basis pelanggan di dalam negeri pada produk-produk emas, bijih nikel dan bijih bauksit.
Pada periode 2023, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan Antam dengan proporsi 64% terhadap total penjualan Antam dengan nilai penjualan sebesar Rp26,12 triliun.
Antam mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang Perusahaan sebesar 1,21 ton, sementara itu penjualan logam emas pada 2023 mencapai 26,13 ton.

Ananda Astridianka
Editor
