
YSL Masuk TikTok Live Indonesia: Strategi Mewah yang Kini Menyapa Dompet Menengah?
- Yves Saint Laurent (YSL) Beauty Indonesia tiba-tiba muncul di TikTok Live bukan di etalase mal mewah atau iklan high fashion, tapi di layar ponsel pengguna menengah yang scroll saat istirahat makan siang.
Tren Leisure
JAKARTA - Yves Saint Laurent (YSL) Beauty Indonesia tiba-tiba muncul di TikTok Live bukan di etalase mal mewah atau iklan high fashion, tapi di layar ponsel pengguna menengah yang scroll saat istirahat makan siang.
Dengan suara host riang, kupon diskon bertubi-tubi, dan keranjang belanja digital yang laris manis, brand mewah asal Prancis itu tampaknya sadar kemewahan hari ini tak lagi melulu soal eksklusivitas, tapi keterjangkauan dan koneksi real time.
Langkah YSL ini memantik pertanyaan baru, apakah era kemewahan di genggaman telah dimulai? Dan selain YSL brand high-end mana yang mulai merambah pasar digital atau menggunakan marketing nyeleneh?
Luxe Collective – Resale Berkelas via TikTok Live
Luxe Collective, platform luxury resale asal UK, rutin menggelar live shopping di TikTok Shop. Menjual tas preloved brand seperti Hermès, LV, dan Bottega Veneta, mereka menawarkan pengalaman interaktif dengan diskon instan, sesi tanya jawab langsung, serta validasi keaslian produk—semuanya dari livestream.
Sayangnya pada 2024, Luxe Collective, platform penjualan kembali barang mewah, telah tutup setelah tujuh tahun beroperasi. Penutupan ini terjadi setelah pembobolan di gudang mereka yang mengakibatkan kerugian besar dan berdampak negatif pada kesehatan mental pendirinya.
Parker Thatch & Brand Leather Kelas Mid-Tier
Parker Thatch, merek tas kulit Amerika, rutin livestream di Instagram dan YouTube, namun juga menembus TikTok. Mereka menjual tas seharga US$400–800 lewat sesi live mingguan. Saat ini mereka sedang fokus pada TikTok Shop, karena livestream mereka bisa meningkatkan penjualan hingga 50% dan memperkuat loyalitas pelanggan.
Balenciaga Tape Bangle – Gelang Lakban Seharga $3.300
Balenciaga meluncurkan gelang ultra-premium berbentuk lakban, dibanderol sekitar US$ 3.300. Kampanye ini menuai kritik dan meme — desainnya dipandang absurd, namun justru viral karena kontroversial. Engagement-nya sangat tinggi lewat influencer dan media sosial.
Loewe x Howl’s Moving Castle – Inflatable Raksasa di Paris
Loewe menghadirkan instalasi inflatable berbentuk kastil terbang ala gim My Neighbor Howl’s Castle yang diletakkan dekat Menara Eiffel dan London. Bentuknya absurd — perpaduan arsitektural fantasi dengan branding mewah. Kampanye ini menciptakan daya tarik publik yang besar dan media sosial meledak
Merry (31) yang gemar barang branded mengaku, rasa otentik dan interaktif live shopping memungkinkan pelanggan bertanya langsung dan melihat produk secara real time, menciptakan kepercayaan tanpa harus datang ke toko offline. "Harga lebih ramah tak perlu stok produk baru merek dapat menjual stok lama, preloved, atau model lama dengan harga diskon, menarik,"katanya.
Menurutnya YSL memang berskala besar, tetapi mereka tidak hanya mengandalkan prestige, tetapi fokus membangun kesan langsung, akses harga lebih rendah, dan interaksi real time dan strategi yang relevan untuk pasar Gen Z hingga Milenial yang tetap mengidamkan fashion kelas atas namun dengan pendekatan yang lebih relevan dan ramah di kantong.