happy-woman-enjoying-idyllic-nature-celebrating-freedom-rising-her-arms_1150-7075.jpg
Tren Leisure

Work-life Balance: Investasi Penting untuk Kesehatan dan Karier

  • Di tengah tekanan kerja yang semakin tinggi, istilah work-life balance bukan lagi sekadar jargon manis. Banyak pekerja mulai menganggapnya sebagai kebutuhan mendesak dan investasi jangka panjang untuk menjaga kesehatan fisik, mental, bahkan masa depan karier.

Tren Leisure

Debrinata Rizky

JAKARTA – Di tengah tekanan kerja yang semakin tinggi, istilah work-life balance bukan lagi sekadar jargon manis. Banyak pekerja mulai menganggapnya sebagai kebutuhan mendesak dan investasi jangka panjang untuk menjaga kesehatan fisik, mental, bahkan masa depan karier.

Bukan hanya soal gaji tinggi, sekarang banyak profesional terutama generasi muda yang memilih perusahaan dengan kebijakan mendukung keseimbangan kerja-hidup.

Fenomena ini bukan tanpa sebab. Banyak pekerja yang mengeluh kelelahan, kehilangan semangat, hingga akhirnya mengalami burnout akibat jam kerja yang panjang tanpa jeda.

Apa Sebenarnya Work-Life Balance?

Work-life balance pada dasarnya adalah kemampuan seseorang untuk mengatur dan membagi waktu serta energi secara proporsional antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Bukan berarti menghindar dari tanggung jawab, tapi memastikan waktu bekerja tidak memakan habis ruang untuk aktivitas lain seperti rekreasi, olahraga, hobi, waktu dengan keluarga, atau sekadar istirahat.

Pola kerja modern  dengan pesan WA yang bunyi terus, meeting online yang bisa kapan saja, dan target ambisius  sering membuat orang kerja lembur tanpa sadar. 8 jam kerja formal pun sering tidak cukup untuk menuntaskan beban.

Akibatnya, energi mental dan fisik terkuras hanya untuk bekerja. Ketika pekerjaan selesai, tubuh sudah terlalu lelah untuk melakukan hal lain.

Alasan Kseimbangan Kerja-Hidup Penting:

Mengurangi stres dan mencegah burnout
Stres adalah masalah paling umum di kalangan pekerja. Tanpa istirahat cukup, stres bisa berubah jadi burnout — kelelahan fisik, mental, dan emosional yang parah. Membatasi jam kerja dan mengambil jeda membantu meredam stres dan menjaga kesehatan.

Lebih sehat secara fisik dan mental
Dengan keseimbangan yang baik, pekerja punya waktu untuk berolahraga, berkumpul dengan orang tersayang, atau menikmati hobi. Hal-hal sederhana itu terbukti mendukung kesehatan jiwa dan raga.

Meningkatkan produktivitas kerja
Kondisi tubuh yang segar dan pikiran yang bahagia membuat orang bekerja lebih fokus, kreatif, dan efisien. Menurut The Happiness Index, keseimbangan kerja-hidup terbukti meningkatkan produktivitas.

Menjaga hubungan sosial
Kualitas hubungan dengan keluarga, pasangan, teman, atau komunitas juga bergantung pada waktu dan energi yang kita sisihkan. Psychology Today mencatat bahwa bersosialisasi adalah salah satu kunci hidup lebih bahagia dan sehat secara emosional.

Tips Praktis Work-Life Balance

1. Susun ulang jam kerja
Buat daftar tugas harian dan pastikan tidak semua harus selesai sekaligus. Hindari lembur terus-menerus. Time blocking juga bisa membantu: alokasikan waktu khusus untuk fokus pada satu tugas.

2. Tolak tugas tambahan yang tidak mendesak
Belajar bilang “tidak” secara sopan untuk pekerjaan tambahan di luar jam kerja atau menjelang akhir pekan. Fokus pada prioritas yang benar-benar penting.

3. Atur prioritas pekerjaan
Gunakan Matriks Eisenhower untuk memilah tugas penting dan mendesak. Dengan begitu, bisa tahu mana yang harus dikerjakan segera, mana yang bisa dijadwalkan, didelegasikan, atau bahkan dihapus.

4. Kurangi distraksi saat bekerja
Notifikasi HP, media sosial, atau chat kerja yang tak penting sering mengganggu fokus. Coba teknik Pomodoro: 25 menit kerja fokus + 5 menit jeda. Pola ini bantu menjaga konsentrasi dan menghindari lembur karena kerja tidak selesai-selesai.

5. Luangkan waktu untuk diri sendiri dan keluarga
Sesudah jam kerja, lakukan hal yang menyenangkan atau menenangkan. Tidak harus aktivitas berat — bisa menonton film, membaca, minum teh, meditasi, atau ngobrol santai dengan orang tersayang.

6. Jangan bawa pekerjaan ke rumah
Jika bekerja di kantor, usahakan selesaikan di sana. Bagi yang WFH, biasakan menutup laptop dan menonaktifkan notifikasi kerja di jam istirahat.

7. Komunikasikan jika perlu bantuan
Beban kerja menumpuk? Jangan dipikul sendiri. Diskusikan dengan rekan atau atasan. Kolaborasi bisa mengurangi stres dan mencegah kelelahan.