Gemini_Generated_Image_hlhg07hlhg07hlh.jpeg
Tren Pasar

WIFI Siap Terbang ke Rp5.200? Ini 5 Mesin Pendorong di Balik Ledakan Kinerjanya

  • Laba saham WIFI semester I-2025 meledak 153%! Apa rahasia di balik kinerja fenomenal ini? Temukan analisisnya, dari paket internet murah hingga dukungan investor global.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Saham emiten teknologi PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menjadi buah bibir di pasar modal. Perusahaan baru saja melaporkan kinerja semester I-2025 yang melesat secara eksponensial, dengan pendapatan meroket 66,2% dan laba bersih bahkan meledak hingga 153,6%.

Kinerja fenomenal ini membuat para analis bullish. Samuel Sekuritas secara tegas menyematkan rekomendasi "Beli" dengan target harga yang sangat optimistis di level Rp5.200. Angka ini menyiratkan potensi keuntungan atau upsidemencapai 152% dari harga penutupan kemarin di level Rp2.060 per saham.

Lonjakan kinerja dan target harga yang fantastis ini tentu memicu pertanyaan besar: apa mesin pendorong utama di balik performa WIFI? Dan seberapa realistis potensinya? Mari kita bedah lima motor penggerak utamanya.

1. Ledakan Laba dan Pendapatan yang Impresif

Fondasi utama dari optimisme pasar adalah laporan keuangan WIFI yang luar biasa. Pada paruh pertama 2025, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp228 miliar, sebuah lompatan dahsyat 153,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp90 miliar.

Pertumbuhan ini ditopang oleh pendapatan yang juga melambung tinggi dari Rp309 miliar menjadi Rp513 miliar. Tak hanya itu, EBITDA sebagai proksi arus kas operasional juga ikut melesat dari Rp206 miliar menjadi Rp399 miliar, yang menunjukkan kekuatan bisnis inti perusahaan yang solid.

2. 'Senjata Rahasia': Paket Internet Super Cepat & Murah

Mesin pertumbuhan utama pendapatan WIFI datang dari segmen telekomunikasi yang bisnisnya tumbuh eksplosif hingga 183,1% secara tahunan. Kekuatan ini bersumber dari 'senjata rahasia' mereka, yaitu paket internet "Starlite" yang menawarkan harga sangat disruptif di pasar saat ini.

Dengan biaya hanya Rp100.000 per bulan untuk kecepatan mencapai 200 Mbps, produk ini sukses besar menggaet pelanggan. Terbukti, jumlah pengguna aktif WIFI melonjak signifikan hingga 385 ribu pelanggan, dengan proyeksi mencapai 420 ribu pada akhir tahun nanti.

3. 'Amunisi' Segar Rp9,5 Triliun dari Raksasa Jepang

Rencana ekspansi masif WIFI didukung oleh permodalan yang sangat kuat. Perusahaan telah berhasil mengamankan 'amunisi' segar sebesar Rp8,5 triliun dari berbagai aksi korporasi strategis, termasuk dari mekanisme rights issue, penerbitan obligasi, serta penjualan sukuk kepada para investor.

Kepercayaan pasar semakin kokoh setelah raksasa telekomunikasi asal Jepang, Nippon Telegraph and Telephone, ikut menyuntikkan dana investasi tunai sebesar Rp1 triliun. Gabungan dana jumbo ini memberikan WIFI kekuatan finansial yang lebih dari cukup untuk mengeksekusi semua rencana ekspansi besarnya ke depan.

4. Rencana Ekspansi Agresif: Menjangkau Jutaan Pelanggan

Berbekal modal jumbo, WIFI kini memasang target pertumbuhan pelanggan yang sangat agresif untuk beberapa tahun mendatang. Perusahaan membidik basis pengguna dapat melesat mencapai 2 hingga 3 juta pelanggan pada akhir tahun 2025, sebuah lompatan besar dari posisi saat ini.

Proyeksi jangka panjangnya bahkan lebih fantastis, di mana secara konservatif jumlah pelanggan ditargetkan bisa menyentuh angka 5,5 juta pada tahun 2026. Target ini menunjukkan keyakinan tinggi manajemen terhadap strategi penetrasi pasar yang sedang dijalankan oleh perseroan saat ini.

Untuk mencapai target tersebut, WIFI akan mengembangkan layanan Fixed Wireless Access (FWA). Teknologi ini menjadi kunci untuk mempercepat konektivitas di luar Pulau Jawa, sekaligus untuk menggarap pasar broadband berbiaya rendah yang potensinya masih sangat besar dan terbuka lebar.

5. Jadi, Seberapa Realistis Target Harga Rp5.200?

Samuel Sekuritas berpandangan bahwa target harga di level Rp5.200 sangat realistis dan dapat tercapai. Valuasi tersebut mengacu pada rasio EV/EBITDA untuk kinerja tahun 2026 di level 7,6x, sebuah angka yang dinilai masih menarik karena terdiskon 17% dari rata-rata sektor.

Optimisme ini berakar pada proyeksi pendapatan yang akan meroket ke Rp2,04 triliun tahun ini, dengan laba bersih diperkirakan melambung hingga Rp1,20 triliun pada 2026. Kombinasi strategi jitu, modal kuat, dan pasar luas menjadi resep utama pendorong nilai saham WIFI.

Sebagai gambaran potensi keuntungannya, jika seorang investor menyisihkan 20% dari gaji UMR DKI Jakarta 2025 (sekitar Rp1.013.000) untuk membeli saham WIFI di harga saat ini (Rp2.060), ia bisa mendapatkan sekitar 4 lot (400 lembar saham). 

Artinya, apabila saham tersebut mencapai target harga yang ditetapkan oleh Samuel Sekuritas sebesar Rp5.200, maka nilai investasinya berpotensi menjadi Rp2.080.000. Ini berarti ada potensi keuntungan bersih atau cuan sekitar Rp1.256.000.