Warren Buffett.
Tren Ekbis

Warren Buffett Hasilkan Rp1,5 Miliar per Jam dari Coca-Cola

  • Warren Buffett memilih Coca-Cola karena bisnisnya sederhana, menguntungkan, dan mendunia.

Tren Ekbis

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Warren Buffett melalui perusahaannya, Berkshire Hathaway, menghasilkan lebih dari US$93.000 atau sekitar Rp1,5 miliar (kurs Rp16.320)  setiap jam hanya dari satu saham yaitu Coca-Cola. Dengan kepemilikan sebanyak 400 juta lembar saham perusahaan minuman tersebut, Berkshire Hathaway menerima dividen tahunan yang luar biasa besar, yakni sebesar US$816 juta atau sekitar Rp13,3 triliun hanya dari satu investasi ini.

Itu setara dengan sekitar US$2,2 juta per hari, atau sekitar $93.150 per jam, menjadikannya salah satu contoh paling ikonik dari investasi jangka panjang dalam sejarah keuangan modern. Pendapatan pasif ini terus mengalir tanpa Warren Buffett perlu melakukan apa pun.

Dilansir dari Cryptorank, investasi ini sudah berlangsung selama puluhan tahun. Warren Buffett memilih Coca-Cola karena bisnisnya sederhana, menguntungkan, dan mendunia.

Sejak saat itu, ia tak pernah menjual satu lembar pun sahamnya. Arus kas yang stabil ini membuat Berkshire tidak perlu mengejar tren atau spekulasi hanya untuk tetap bertahan.

Namun, inilah juga alasan mengapa saham Berkshire tak mengalami lonjakan seperti saham-saham teknologi atau aset dengan volatilitas tinggi. Dividen dari Coca-Cola memang stabil, tapi tidak akan memberi lonjakan besar saat pasar bullish yang digerakkan oleh AI, kripto, atau saham-saham meme.

Bicara soal kripto, Warren Buffett tetap tidak menyukainya. Bahkan setelah dua tahun Bitcoin naik dan menjadi pusat perhatian, ia tetap teguh pada aset-aset tradisional.

Kesepakatan Manis Sejak 1988

Meski pasar saham dipenuhi penurunan dan ketidakpastian, ada satu aset Berkshire Hathaway yang terus menghasilkan uang seolah-olah mesin ATM rusak: saham Coca-Cola miliknya.

Dilansir dari Financial Express, Buffett mulai membeli saham Coca-Cola pada tahun 1988, tak lama setelah pasar saham mengalami kejatuhan pada 1987.

Dalam beberapa tahun berikutnya, Berkshire Hathaway menggelontorkan sekitar US$1,3 miliar untuk mengakumulasi 400 juta lembar saham, jumlah yang saat itu mewakili lebih dari 7% kepemilikan di perusahaan tersebut.

Luar biasanya, Berkshire Hathaway belum pernah menjual satu lembar pun saham Coca-Cola yang dimilikinya.

Investasi sebesar US$1,3 miliar tersebut kini bernilai puluhan miliar dolar. Selain kenaikan nilai saham, investasi ini juga menghasilkan dividen yang terus meningkat selama puluhan tahun, menjadikan Coca-Cola salah satu sumber pendapatan tunai paling andal bagi Berkshire.

Mengapa Coca-Cola Masih Jadi Pilihan

Lalu, mengapa Buffett memilih Coca-Cola, dan mempertahankannya selama ini? Jawabannya terletak pada filosofi investasi khas Buffett. Kekuatan merek Coca-Cola, dominasinya secara global, serta pendapatan yang stabil menciptakan “parit pertahanan” yang kokoh, yang sulit ditandingi oleh para pesaingnya.

Buffett juga memuji pendekatan Coca-Cola yang ramah terhadap pemegang saham, dengan peningkatan dividen yang konsisten dan program pembelian kembali saham yang berkelanjutan. Perusahaan ini telah menaikkan dividennya selama lebih dari 60 tahun berturut-turut, menjadikannya layak menyandang predikat “raja dividen.”

Strategi Abadi, Hasil Tak Lekang Waktu

Warren Buffett kerap mengatakan periode kepemilikan saham favoritnya adalah “selamanya,” dan Coca-Cola menjadi contoh sempurna dari pendekatan tersebut. Investasi ini menunjukkan kekuatan dari bunga majemuk, kesabaran, dan memilih bisnis sederhana yang tahan lama.

Hingga tahun 2025, dividen yang diterima Berkshire dari Coca-Cola setiap jam melebihi penghasilan tahunan banyak warga Amerika, semua berkat keputusan investasi yang dibuat hampir 40 tahun lalu.