Aktifitas Bursa Saham - Panji 3.jpg
Bursa Saham

Volatilitas Pasar Masih Tinggi, Saham JPFA hinga PTBA Bisa Dipantau

  • Indo Premier Sekuritas merekomendasikan saham JPFA, JSMR, dan PTBA untuk pekan 21–25 April 2025. Di tengah tekanan net sell asing, ketiganya dinilai berpeluang menguat secara teknikal.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) layak dipantau untuk pekan perdagangan 21–25 April 2025. Ketiga saham ini memiliki potensi teknikal yang kuat di tengah kondisi pasar yang masih volatil, dengan peluang keuntungan jangka pendek yang menarik.

Retail Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, dalam riset mingguannya menjelaskan bahwa meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2,81% pada Kamis, 17 April 2025, tekanan jual dari investor asing masih tinggi.

IPOT mencatat bahwa pada periode 14–17 April 2025, investor asing mencatatkan net sell lebih dari Rp13,6 triliun. Pasar dinilai berada dalam fase markup with distribution, di mana penguatan teknikal justru dimanfaatkan investor besar untuk melakukan aksi ambil untung menjelang musim pembagian dividen.

Di tengah dinamika tersebut, saham JPFA menjadi salah satu emiten yang direkomendasikan untuk dibeli pada harga Rp2.010 per saham, dengan target penguatan menuju Rp2.180 per saham. Potensi kenaikan ini setara dengan 8,46%. 

Selain, JPFA juga menarik dari sisi fundamental karena akan membagikan dividen tunai sebesar Rp70 per saham, memberikan dividend yield sebesar 3,4% dari harga saat ini. “Apabila JPFA mampu menembus level resistance di Rp2.080, maka tren penguatan berpeluang untuk terus berlanjut,” jelasnya dalam riset dikutip Senin, 21 April 2025. 

Untuk JSMR, IPOT menyarankan akumulasi beli di harga Rp4.290 per saham, dengan target jangka pendek di level Rp4.590 per saham atau potensi upside sekitar 6,99%. Saham ini menunjukkan sinyal pembalikan arah setelah ditutup menguat 5,93% pada akhir pekan lalu. Secara teknikal, JSMR telah breakout dari garis EMA 5, 20, dan 50, yang diperkuat oleh lonjakan volume perdagangan.

Adapun PTBA direkomendasikan beli saat terjadi koreksi (buy on pullback) pada rentang Rp2.680–Rp2.700 per saham, dengan target penguatan hingga Rp2.830 per saham, atau potensi keuntungan sekitar 5,6%. Saat ini, PTBA masih berada dalam tren naik yang kuat dan bertahan di atas garis EMA 5. Jika mampu menembus resistance Rp2.770, maka peluang menuju target akan semakin terbuka.

Sentimen Global dan Domestik 

Selain rekomendasi teknikal, IPOT juga mencermati sejumlah sentimen global dan domestik yang akan memengaruhi arah pasar. Dari global, investor akan mencermati rilis data S&P Global Composite PMI Flash AS yang diperkirakan turun dari 53,5 menjadi 51, serta Initial Jobless Claims AS yang diprediksi naik menjadi 218.000.

Ketegangan dagang antara AS dan China, dengan lonjakan tarif impor oleh Presiden Donald Trump hingga 245% dan respons China sebesar 125%, menambah kekhawatiran terhadap inflasi global dan menekan harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Sementara dari dalam negeri, sentimen berpusat pada data neraca dagang Indonesia yang diperkirakan tetap mencatat surplus meski turun ke US$2,45 miliar, serta keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia yang diprediksi bertahan di level 5,75%.

Indri memperkirakan IHSG pada pekan ini akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah, dalam rentang support 6.150 dan resistance 6.700. Strategi berbasis momentum, disiplin pada level support dan resistance, serta manajemen risiko ketat menjadi pendekatan utama.