
Untungnya Investasi di Saham IDX High Dividend 20, Dividen BBRI Ungguli Deposito
- Alternatif deposito? Saham IDX High Dividend 20 tawarkan yield tinggi di 2025. ITMG memimpin, dan simulasi menunjukkan dividen BBRI lebih unggul dari deposito.
Tren Pasar
JAKARTA - Memasuki akhir semester I-2025, nyaris seluruh emiten telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), yang isinya membagikan laba tahun buku 2024 sebagai dividen. Hal ini tentu menjadi kabar segar, bagi investor untuk memperoleh passive income dari emiten kesayangan.
Menariknya, sebagian besar anggota indeks IDX High Dividend 20 telah membagikan atau mengumumkan pembagian dividen tahun buku 2024. Indeks ini terdiri dari 20 saham emiten yang secara konsisten membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir dan memiliki imbal hasil dividen (dividend yield) yang tinggi.
Teranyar, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) memutuskan membagikan dividen senilai Rp280 per lembar saham untuk tahun buku 2024. Tebaran dividen dari emiten konsumer ini naik dibandingkan tahun buku sebelumnya Rp267 per saham.
- Sempat Sentuh Harga Terendah, Saham GOTO Meroket Jawab Rekomendasi Speculative Buy
- Beli Saham MEDC dan ENRG di Pucuk? Jangan Panik, Ini Langkah yang Harus Diambil
- Apa yang Terjadi Jika Subsidi BBM dan Listrik Hilang Akibat Perang Dunia Ketiga?
Sementara itu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memimpin daftar ini dengan proyeksi yield dividen tertinggi, jauh melampaui instrumen investasi seperti deposito perbankan. Peluang dividen yield tinggi juga daru sektor perbankan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), misalnya, sukses menawarkan return yang tinggi dibandingkan deposito besutannya.
Selain ITMG dan BBRI, sejumlah emiten lain dari sektor energi, perbankan, hingga retail juga menawarkan imbal hasil yang tak kalah menarik. Berikut adalah daftar lengkap 10 emiten yang tergabung IDX High Dividend 20 dengan yield tertinggi untuk tahun buku 2024:

Merujuk potensi imbal hasil yang mencapai dua digit pada daftar di atas, tentu perbandingannya dengan instrumen aman seperti deposito menjadi sangat kontras. Potensi yield tersebut jelas jauh lebih menarik dibandingkan suku bunga deposito yang saat ini berada di kisaran 3% hingga 5% per tahun.
Perlu dipahami, investasi saham menawarkan dua pintu keuntungan, yakni dividen sebagai pendapatan pasif dan capital gain dari kenaikan harga saham. Hal ini berbeda dari deposito yang hanya memberikan imbal hasil tunggal berupa bunga tetap, sehingga peluang pertumbuhannya lebih terbatas.
Namun, potensi keuntungan yang lebih tinggi tersebut tentu diimbangi dengan risiko yang sepadan. Harga saham dapat bergerak fluktuatif, tidak seperti nilai pokok pada deposito yang bersifat tetap serta mendapatkan jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas tertentu.
Simulasi Dividen Vs Deposito
Untuk memproyeksikan perbandingan ini secara lebih konkret, sebuah simulasi dilakukan dengan modal Rp100 juta selama satu tahun. Opsi pertama adalah deposito Bank BRI yang pada Juni 2025, menawarkan bunga 3,00%, sementara opsi kedua adalah saham BBRI dengan asumsi yield dividen 9,51%.
Pada skema deposito, keuntungan bersih yang didapat setelah pajak 20% adalah sebesar Rp2,4 juta. Di sisi lain, investasi pada saham BBRI akan memberikan dividen bersih sekitar Rp8,56 juta setelah dipotong pajak final sebesar 10% dari total dividen kotor.
Karena harga saham bisa berubah, perhitungan dilanjutkan dengan beberapa skenario. Bahkan dalam skenario harga saham turun 5%, total keuntungan dari saham BBRI masih mencapai Rp3,56 juta, sedikit di atas keuntungan yang ditawarkan oleh produk deposito perbankan.

Hasil simulasi di atas menunjukkan bahwa dividen dapat berperan sebagai bantalan risiko yang melindungi nilai investasi. Bahkan saat harga saham mengalami koreksi, total imbal hasil yang diterima investor masih berpotensi lebih unggul dibandingkan dengan instrumen deposito dalam periode yang sama.
Ke depan, tren dividen dari emiten fundamental kuat diproyeksi tetap menarik. Investor diimbau untuk cermat menganalisis prospek bisnis perusahaan ke depan, tidak hanya berpegang pada imbal hasil historis yang disajikan dalam data tahun buku 2024 ini.
Kendati demikian, pada akhirnya keputusan investasi disesuaikan dengan kondisi-kondisi masing-masing investor, yang mencakup profil risiko, tujuan keuangan, dan jangka waktu. Pilihan antara saham dividen dengan potensi imbal hasil tinggi namun berisiko, atau deposito yang lebih aman, sepenuhnya bergantung pada kesiapan dan strategi pribadi.
(Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, bukan merupakan rekomendasi untuk melakukan transaksi jual beli saham. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor).