
Ukraina Kini Dibebaskan Gunakan Rudal Bantuan
- Rusia secara terbuka mengancam bahwa pencabutan pembatasan senjata jarak jauh akan berarti perang dengan NATO.
Dunia
JAKARTA- Jerman dan sekutu Ukraina lainnya telah mencabut pembatasan terhadap Kyiv yang melarang menembakkan rudal jarak jauh ke Rusia. Keputusan diambil setelah berhari-hari Rusia membombardir ibu kota Ukraina dan wilayah lain dengan serangan udara besar-besaran.
Hal ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan dari sekutu utama. Sebagian besar dari mereka menolak permintaan Ukraina untuk menggunakan senjata yang dipasok Barat jauh di dalam Rusia.
"Tidak ada lagi pembatasan jangkauan senjata yang dipasok ke Ukraina," kata Kanselir Jerman Friedrich Merz di sebuah forum Eropa di Berlin pada Senin 26 Mei 2025. "Baik dari Inggris, Prancis, maupun dari kami. Tidak juga dari Amerika."
“Dengan kata lain, Ukraina kini juga dapat mempertahankan diri dengan menyerang posisi militer di Rusia, misalnya,” imbuhnya.
Pengumuman ini muncul setelah serangan pesawat nirawak dan rudal yang memecahkan rekor di Ukraina selama akhir pekan. Presiden Rusia Vladimir Putin menghadapi tekanan internasional untuk menerima kesepakatan gencatan senjata. Termasuk dari Presiden AS Donald Trump, yang semakin frustrasi dengan lambatnya kemajuan.
- Serikat Pekerja Serukan Moratorium Cukai di Tengah Beban Ganda Industri Tembakau
- Mengenal Itaoua, Mobil Listrik Pertama dari Burkina Faso di Afrika
- Tren Dividen Telkom (TLKM) dalam Satu Dekade, Stabil dan Cenderung Meningkat
Merz diangkat menjadi kanselir beberapa minggu lalu . Pernyataannya sangat kontras dengan pendahulunya Olaf Scholz yang telah berulang kali menolak seruan Ukraina untuk mencabut pembatasan.
Namun, Merz tidak mengatakan apakah Jerman akan memasok Ukraina dengan rudal jarak jauh Taurus yang kuat. Sesuatu yang telah ia dukung ketika Scholz masih berkuasa.
Amerika Serikat mencabut pembatasannya November lalu dengan mantan Presiden Joe Biden mengizinkan Ukraina untuk menggunakan Army Tactical Missile System (ATACMS) di dalam Rusia.
Namun, itu pun merupakan keputusan kontroversial yang memerlukan waktu berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan. Amerika bahkan menolak untuk menyediakan ATACMS bagi Ukraina selama dua tahun pertama perang. Washington baru mengirimkan rudal tersebut untuk pertama kalinya pada bulan April 2024. Beberapa pejabat Amerika khawatir tentang eskalasi perang, yang kini telah memasuki tahun keempat. Sementara yang lain khawatir tentang persediaan senjata Pentagon yang semakin menipis.
Kremlin Mengecam
Rusia secara terbuka mengancam bahwa pencabutan pembatasan senjata jarak jauh akan berarti perang dengan NATO. Putin telah memperingatkan Barat bahwa Moskow akan menganggap serangan apa pun yang didukung oleh kekuatan nuklir sebagai serangan gabungan. Dan Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika diserang dengan rudal konvensional.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam pengumuman Merz pada hari Senin. Menurut kantor berita milik negara Rusia TASS dia mengatakan pencabutan pembatasan itu agak berbahaya.
"Jika keputusan semacam itu dibuat, itu sama sekali akan bertentangan dengan aspirasi kami untuk mencapai penyelesaian politik dan upaya yang dilakukan dalam kerangka penyelesaian tersebut," katanya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dilaporkan Reuters diperkirakan akan mengunjungi Berlin pada Rabu 28 Mei 2025.
Serangan Rusia selama akhir pekan menewaskan lebih dari dua lusin orang, termasuk anak-anak. Ukraina kembali mendesak sekutu Barat untuk terus menekan Moskow agar mengakhiri perang.
- IHSG Hari Ini Dibuka Naik 27,45 Poin ke 7.122,05
- Profil Bimo Wijayanto, Akademisi dan Birokrat yang Dipercaya Pimpin Ditjen Pajak
- Sepak Terjang Bos Sritex Iwan Setiawan Lukminto yang Ditangkap Kejagung
"Tanpa tekanan yang benar-benar kuat terhadap kepemimpinan Rusia, kebrutalan ini tidak dapat dihentikan," kata Zelensky pada hari Minggu.
Trump pada hari Senin menyuarakan rasa frustrasinya yang meningkat terhadap Putin dengan mengatakan bahwa pemimpin Rusia itu telah “benar-benar gila”. Di sisi lain dia juga mengkritik pernyataan Zelensky sebagai penyebab masalah.
Tekanan juga meningkat dari dalam basis Partai Republik Trump, dengan sejumlah anggota kongres. Mereka termasuk Senator Chuck Grassley dan Lindsey Graham, serta Perwakilan Brian Fitzpatrick dan Don Bacon yang mendesak presiden untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia.
"Ini saatnya untuk bersikap jujur. Pembicaraan damai tidak akan berpengaruh apa pun terhadap Putin," tulis Bacon di X. "Amerika dan sekutunya harus mempersenjatai Ukraina habis-habisan."