
Tuah Prajogo Pangestu, Saham BREN Kembali Sentuh ARA
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang diperdagangakan dengan skema FCA kembali menyentuh ARA. Alhasil, market cap emiten panas bumi berada di level Rp976,64 triliun.
Bursa Saham
JAKARTA – Emiten Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang diperdagangakan dengan skema Full Call Action (FCA) kembali menyentuh Auto Rejection Atas (ARA) pada penutupan perdagangan sesi pertama Selasa, 11 Juni 2024.
Penting untuk diketahui bahwa skema FCA merupakan bagian dari tahap II Papan Pemantauan Khusus (PPK) yang telah diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia sejak Maret 2024. BREN sendiri masuk skema ini sejak 29 Mei 2024 lalu hingga satu bulan ke depan.
Nah, investor yang membeli saham FCA tidak dapat melihat bid offer seperti dalam perdagangan saham konvensional. Yang tersedia hanyalah Indicative Equilibrium Price (IEP) dan Indicative Equilibrium Volume (IEV).
- Potongan Iuran Tapera Bisa Mundur dari 2027, Mengapa?
- Penetrasi Asuransi Masih di Bawah 1 Persen, MDRT Kembali Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Agen
- Harga Emas 11 Juni 2024, Naik Rp1.000
Selain itu, saham yang termasuk dalam skema FCA hanya diperdagangkan dalam lima sesi selama satu hari perdagangan, yakni Sesi Pra-Pembukaan (pukul 08:45 - 08:59 WIB), Sesi 1 (pukul 09:00 - 09:29 WIB), Sesi 2 (pukul 10:30 - 10:59 WIB), Sesi 3 (pukul 13:30 - 13:59 WIB), dan Sesi Pra-Penutupan (pukul 14:45 - 15:14 WIB).
Berdasarkan data RTI Business, saham BREN terpantau melejit ARA sebesar 9,77% ke posisi Rp7.300 per saham pada penutupan perdagangan hari ini. Sementara itu, pada pembukaan perdagangan saham BREN dibuka stagnan di level Rp6.650 per saham.
Adapun, IEP BREN menunjukkan posisi harga di Rp7.300 per saham. Nah sekitar pukul 09:55 WIB, saham BREN berhasil menyentuh titik IEP-nya, sehingga emiten Prajogo Pangstu kembali menyentuh ARA melanjutkan posisi akhir perdagangan Senin kemarin. Alhasil, market cap BREN telah menyentuh level Rp976,64 triliun.
Prajogo Pangestu Borong Saham
Sebelumnya, Prajogo Pangestu yang merupakan Chairman Grup Barito Pacific dilaporkan memborong saham BREN sebanyak 37.848.800 atau 37,8 juta saham, pada perdagangan Senin, 10 Juni 2024. Di sisi lain, transaksi jual bersih asing di saham BREN mencapai Rp251,7 miliar.
Alhasil, saham BREN yang diperdagangkan dengan skema FCA sukses terungkit mentok ARA sebesar 9,92% ke level Rp6.650 per saham. Asal tahu saja, sebelum Prajogo Pangestu melakukan transaksi, saham BREN sempat Auto Rejection Bawah (ARB) ke level Rp5.450 per saham.
Jika mengasumsikan dua harga yang terbentuk, maka Prajogo Pangestu merogoh kocek berkisar Rp208,16 miliar hingga Rp251,69 miliar. Transaksi tersebut dapat dibilang sukses memutus tren saham BREN yang selama tiga hari perdagangan sebelumnya selalu ditutup ARB, yang mengakibatkan market cap menguap ratusan triliun.
Direktur dan Corporate Secretary BREN, Merly, penambahan kepemilikan saham oleh Prajogo Pangestu merupakan bentuk kepercayaan beliau terhadap langkah-langkah strategis dalam pengembangan dan ekspansi usaha yang telah dilakukan oleh Barito Renewables beserta anak usahanya, Star Energy Geothermal dan Barito Wind Energy.
“BREN sendiri telah menyelesaikan akuisisi penting yang menambah portofolio energi hijau melalui Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sidrap 1 oleh anak usahanya, Barito Wind Energy, yang memiliki kapasitas sebesar 75 Megawatt/MW,” jelasnya melalui keterangan resmi pada Senin, 10 Juni 2024.
Selain melakukan ekspansi di PLTB, BREN melalui anak usaha di bidang panas bumi, Star Energy Geothermal, sedang merealisasikan penambahan 116 MW kapasitas total panas bumi di tiga wilayah operasi di Salak, Darajat dan Wayang Windu.
Dari total kapasitas tersebut, 53 MW di antaranya akan dicapai melalui dua strategi, yaitu pengembangan Salak Binary dan program retrofit. "Penambahan kapasitas ini merupakan bagian dari growth story BREN untuk menambah kapasitas melalui pertumbuhan organik," kata Merly