
Trump Ngotot Akuisisi TikTok, Restu China Jadi Penentu
- Presiden AS Donald Trump menyebut pembeli TikTok sudah siap dan akan diumumkan dalam dua minggu. Namun, restu dari pemerintah China masih jadi hambatan utama akuisisi ini. Siapa saja calon pembelinya?
Tren Global
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menggebrak panggung geopolitik teknologi, Ia mengklaim bahwa pembeli TikTok sudah siap, pengumuman resmi akan dilakukan dalam dua minggu ke depan.
Namun, jurus Trump ini belum sepenuhnya berhasil karena restu dari pemerintah China masih menjadi kunci terakhir dalam proses akuisisi ini.
“Ngomong-ngomong, kami punya pembeli untuk TikTok. Saya rasa saya mungkin perlu persetujuan dari China, dan saya rasa Presiden Xi mungkin akan melakukannya, mereka adalah sekelompok orang yang sangat kaya.” uja Donald Trump di acara “Sunday Morning Futures with Maria Bartiromo” yang disiarkan Fox News, dikutip Selasa, 1 Juli 2025.
TikTok, aplikasi video pendek yang sangat digandrungi generasi muda Amerika, kini menghadapi tenggat waktu. Pemerintah AS memberi batas hingga 17 September 2025 bagi ByteDance, induk perusahaan TikTok asal China, untuk memisahkan operasi TikTok di Amerika Serikat.
Jika tidak, TikTok terancam dilarang beroperasi di wilayah AS. Tenggat ini sendiri sudah beberapa kali diperpanjang sejak masa jabatan Trump sebelumnya dan kini menjadi bagian dari tekanan lanjutan terhadap pengaruh teknologi China di Amerika.
Desakan untuk menjual TikTok berakar dari kekhawatiran soal keamanan nasional. Pemerintah AS menuding bahwa TikTok berisiko membuka celah bagi pemerintah China untuk mengakses data pengguna Amerika. Oleh karena itu, akuisisi oleh pihak AS dianggap sebagai solusi untuk melindungi privasi dan data pengguna domestik.
- Dapat KUR BRI, Simak Kisah Sukses UMKM Pemasok Program Makan Bergizi Gratis Ini
- Diskon Tarif Tol Digencarkan, Jurus Ampuh Dongkrak Ekonomi?
- Minim Apresiasi, Ini Fenomena Quiet Quitting Ala Jepang
Siapa Saja yang Berminat?
Meski Trump tidak menyebutkan nama secara langsung, sejumlah pihak yang sebelumnya hampir mencapai kesepakatan kini kembali mencuat sebagai kandidat kuat.
Di antaranya adalah Oracle, yang selama ini menjadi mitra teknologi TikTok di AS, serta dua firma investasi besar, yaitu Susquehanna International Group dan General Atlantic. Ketiga pihak ini sempat mencapai titik kesepakatan pada April 2025, namun prosesnya gagal karena meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China.
Dalam rencana tersebut, ByteDance masih diperbolehkan memiliki hingga 20% saham dalam entitas baru TikTok AS, namun dilarang untuk mengakses data pengguna maupun algoritma inti aplikasi tersebut.
Selain investor besar, muncul pula kelompok penawar alternatif yang membawa pendekatan berbeda. Di antaranya adalah Frank McCourt, mantan pemilik klub bisbol LA Dodgers, dan pengusaha Kevin O’Leary, yang dikenal dari acara Shark Tank.
Mereka menggandeng Alexis Ohanian, pendiri Reddit, dalam sebuah inisiatif bertajuk “The People's Bid for TikTok”. Kelompok ini menekankan pentingnya kontrol pengguna atas data pribadi serta pengembangan teknologi aplikasi yang sepenuhnya buatan Amerika Serikat.
- Dapat KUR BRI, Simak Kisah Sukses UMKM Pemasok Program Makan Bergizi Gratis Ini
- Diskon Tarif Tol Digencarkan, Jurus Ampuh Dongkrak Ekonomi?
- Minim Apresiasi, Ini Fenomena Quiet Quitting Ala Jepang
Nama-nama populer lain seperti MrBeast (Jimmy Donaldson) dan pengusaha Jesse Tinsley juga turut meramaikan bursa penawaran, bersama perusahaan AI Perplexity, yang bahkan menyatakan minat untuk membangun kembali algoritma TikTok dari nol.
Meski deretan calon pembeli terus bertambah dan persiapan akuisisi terus berjalan, belum ada kejelasan dari pihak Beijing terkait sikap mereka terhadap penjualan ini.
"Pembahasan dengan Tiongkok terkait penjualan TikTok telah berlangsung di tingkat tertinggi, dan akan terus berlanjut," jelas sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt dalam sebuah keterangan pers.
Pemerintah China sebelumnya telah menetapkan aturan ketat terkait ekspor teknologi, termasuk algoritma, yang menjadi elemen inti dari TikTok. Persetujuan dari pemerintah China menjadi hambatan terakhir yang cukup menentukan apakah transaksi ini benar-benar bisa terwujud atau tidak.