
Transformasi ke Industri Hijau, Potensi ADRO Beri Kenaikan Valuasi dan Dividen Jumbo
- Saham ADRO tawarkan cuan ganda: dividen jumbo dengan yield 6,6% dan potensi re-rating dari transformasi hijau. Simak analisis & target harga barunya.
Tren Pasar
JAKARTA – PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) bukan lagi sekadar emiten batu bara biasa. Perusahaan ini sedang dalam proses 'ganti baju' atau transformasi besar-besaran, beralih dari fokus pada batu bara termal menjadi pemain industri hijau yang terintegrasi.
Pergeseran strategi yang fundamental ini membuat para analis bullish. Riset terbaru dari Mirae Asset Sekuritas, yang dirilis Senin, 4 Agustus 2025, secara tegas menyematkan rekomendasi "Beli" untuk saham ADRO dengan target harga baru di level Rp2.300 per saham.
Analis Mirae Asset, Muhammad Farras Farhan, melihat adanya dua potensi keuntungan besar bagi investor: imbal hasil dividen yang jumbo dan potensi kenaikan valuasi atau re-rating struktural. Lantas, apa saja pendorong di balik optimisme ini? Mari kita bedah.
1. Dari Batu Bara Termal ke Industri Hijau
Langkah paling krusial yang telah dilakukan Adaro adalah mendivestasi bisnis batu bara termalnya (AADI) pada akhir 2024 lalu. Fokus perusahaan kini sepenuhnya beralih ke dua pilar pertumbuhan baru yang lebih prospektif, yaitu batu bara metalurgi dan industri hijau.
Analis Muhammad Farras Farhan melihat ini sebagai fondasi evolusi perusahaan untuk bertumbuh dalam jangka panjang. “Transformasi ini menjadi fondasi evolusi ADRO menuju platform industri rendah emisi yang terintegrasi secara vertikal untuk pertumbuhan jangka panjang,” jelasnya.
2. Smelter Aluminium & Batu Bara Metalurgi
'Mesin uang' ADRO di masa depan akan sangat berbeda. Proyek smelter aluminium berkapasitas 500 ribu ton yang ditenagai oleh hidroelektrik akan menjadi salah satu sumber pendapatan utama, menandai masuknya Adaro ke dalam rantai pasok industri rendah emisi.
Sementara itu, bisnis yang sudah ada seperti jasa tambang melalui PT Saptaindra Sejati (SIS) diproyeksikan tetap solid. Di sisi lain, produksi batu bara metalurgi dari ADMR juga ditargetkan akan terus meningkat secara signifikan.
3. Cuan Ganda
Transformasi ini menawarkan dua potensi 'cuan' bagi para investor. Farras secara spesifik menyoroti kombinasi menarik antara pendapatan dividen yang stabil dengan peluang kenaikan valuasi saham di masa depan.
Hal ini dirangkum dengan jelas dalam risetnya yang menyebut ADRO menawarkan kombinasi menarik. “Dengan proyeksi dividen sebesar Rp129 per saham dan imbal hasil dividen (dividend yield) mencapai 6,6%, ADRO menawarkan kombinasi menarik antara penghasilan dan potensi re-rating struktural,” ungkap Farras.
Potensi re-rating ini berarti pasar secara bertahap akan mengubah cara pandangnya terhadap ADRO. Dari yang semula dinilai sebagai saham batu bara siklikal, menjadi saham industri hijau dengan valuasi yang jauh lebih premium.
4. Kapan Titik Baliknya?
Lalu, kapan momen penting ini akan terjadi? Menurut analis, katalis utama yang akan menjadi titik balik bagi persepsi pasar adalah momen commissioning atau dimulainya operasional dari smelter aluminium perusahaan.
Peristiwa krusial ini dijadwalkan akan terjadi pada kuartal pertama tahun 2026. Momen inilah yang diperkirakan akan mengakselerasi momentum re-rating saham ADRO, karena menjadi bukti nyata pertama dari keberhasilan transformasi bisnis perusahaan.