<p>Nampak antrian pembelian logam mulia ANTAM di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Tangerang Selatan, Sabtu 19 Juni 2021. Anjloknya harga emas selama sepekan membuat masyarakat berlomba untuk membeli. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Tren Pasar

Transformasi Dividen ANTM: Dari Absen Bayar Kini 100 Persen Laba untuk Investor

  • Untuk kedua kalinya secara berturut-turut, ANTM kembali membagikan 100% laba bersihnya sebagai dividen, menegaskan statusnya sebagai emiten yang sangat royal. Total laba bersih tahun 2024 yang dibagikan kali ini mencapai Rp3,64 triliun.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) secara resmi menetapkan dividen tunai sebesar Rp3,6 triliun untuk tahun buku 2024. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Kamis, 12 Juni 2025, di Jakarta.

Nilai tersebut setara dengan Rp151,77 per lembar saham. Angka ini mencerminkan rasio pembayaran dividen (payout ratio) sebesar 100% dari total laba bersih perseroan tahun lalu yang mencapai Rp3,64 triliun, mengulang kebijakan pada tahun buku 2023. 

Berdasarkan data harga saham intraday di  level Rp3.300 per saham, sehingga dividen yield yang ditawarkan emiten tambang plat merah di level 4,65%. Kebijakan ini dipandang sebagai sinyal kuat kepercayaan diri manajemen atas arus kas perusahaan yang solid dan sehat.

Sebagai pemegang saham utama dengan porsi kepemilikan 65%, holding BUMN MIND ID akan menerima bagian dividen senilai Rp2,36 triliun. Adapun sisa dividen sebesar Rp1,26 triliun didistribusikan kepada pemegang saham publik. Alokasi ini menegaskan posisi strategis ANTM sebagai salah satu kontributor laba yang signifikan bagi negara.

Kebijakan pembagian dividen ini menandai puncak dari tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, perseroan bahkan sempat absen membagikan dividen untuk tahun buku 2015 dan 2016 di tengah tekanan berat pada harga komoditas global masa itu.

Dividen Per Saham PT Aneka Tambang Tbk/TrenAsia:Alvin Pasza

Komitmen pembagian laba menjadi dividen mulai terlihat secara konsisten untuk kinerja tahun buku 2019 dengan nilai Rp68,74 miliar (rasio 35%). Angka ini melonjak signifikan pada tahun berikutnya menjadi Rp402,27 miliar untuk kinerja tahun 2020.

Tren peningkatan berlanjut saat rasio pembayaran dinaikkan menjadi 50% untuk kinerja 2021, dengan total dividen mencapai Rp930,87 miliar. Nilai dividen kembali naik menjadi Rp1,91 triliun untuk tahun buku 2022 dengan rasio pembayaran yang sama.

Langkah paling agresif diambil untuk kinerja 2023 dan 2024. Didorong lonjakan laba bersih berkat penguatan harga nikel global, manajemen ANTM memutuskan untuk membagikan 100% labanya kepada para pemegang saham dalam dua tahun berturut-turut.

Kinerja dan Proyeksi

Di samping itu, optimisme terhadap saham ANTM tidak hanya bertumpu pada histori pembagian dividen, tetapi juga didorong oleh kinerja operasional yang impresif. Pada kuartal I-2025, ANTM mencatatkan laba bersih Rp2,32 triliun, melonjak 1.003,3% secara tahunan (year-on-year). 

Lonjakan ini ditopang oleh peningkatan penjualan bersih sebesar 203%, dari Rp8,62 triliun pada kuartal I-2024 menjadi Rp26,15 triliun pada kuartal I-2025. Kenaikan penjualan bersih ini ditopang penjualan segmen bisnis emas dan nikel yang moncer. 

Dalam riset yang dipublikasikan pada 26 Mei 2025, DBS Bank memproyeksikan pendapatan ANTM sepanjang 2025 akan mencapai Rp87,99 triliun, melonjak dari realisasi tahun 2024 yang hanya sebesar Rp69,19 triliun. 

Dari sisi profitabilitas, laba bersih perusahaan berkodekan ANTM ini diperkirakan akan tumbuh 42,9% menjadi Rp5,21 triliun dibandingkan Rp3,65 triliun pada tahun sebelumnya. Artinya, jika tahun depan perusahaan masih membagikan dividen 100% dari laba bersih, otomatis dividen per saham akan meroket. 

Hal ini juga didukung oleh valuasi saham ANTM yang dinilai tetap menarik, riset DBS Bank juga menyoroti proyeksi rasio PE 12,6 kali dan dividend yield 4,7%. Berdasarkan analisis fundamental ini, mereka memberikan rekomendasi BELI untuk saham ANTM dengan target harga optimis yang ditetapkan pada level Rp3.600 per saham.