
Top Voice HR Indonesia Kasih Bocoran Supaya LinkedIn Kamu Lebih Dilirik
- Berdasarkan laporan Jobvite Recruiter Nation Report 2023, 90% rekruter aktif memanfaatkan LinkedIn untuk menjaring kandidat.
Tren Inspirasi
JAKARTA - Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) dan anggota Ikatan Mahasiswa Beasiswa (IMABESWA) mendapatkan wawasan berharga seputar personal branding dan optimalisasi LinkedIn dalam sesi mentoring eksklusif pada akhir Mei 2025 lalu bersama Hidayatul Annisa, M.Psi., Psikolog. Annisa dikenal sebagai praktisi HR berpengalaman sekaligus dosen di UPJ, serta masuk dalam jajaran Top Voice HR LinkedIn dengan jumlah pengikut terbanyak di Indonesia.
Dalam era digital seperti sekarang, membangun citra diri secara profesional di media sosial bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Terlebih, LinkedIn yang kini digunakan oleh lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia, sudah menjadi salah satu alat utama para rekruter dalam mencari talenta potensial.
“LinkedIn itu bukan sekadar media sosial, tapi pintu masuk ke peluang karier nyata,” tegas Annisa dikutip dari situs resmi UPJ, Jumat, 6 Juni 2025.
- 50 Ucapan Iduladha 2025 Penuh Doa dan Makna
- Ternyata Cuma 5 Persen Orang Indonesia Berliterasi Digital Tinggi
- 13 Daftar Promo Makanan Spesial Iduladha 2025 dan Libur Panjang
90% Rekruter Cari Talenta Lewat LinkedIn
Berdasarkan laporan Jobvite Recruiter Nation Report 2023, 90% rekruter aktif memanfaatkan LinkedIn untuk menjaring kandidat. Fakta ini ditegaskan langsung oleh Annisa, yang sebelumnya pernah menjadi rekruter di perusahaan besar seperti Glints Indonesia dan PT Semen Padang.
Namun sayangnya, masih banyak mahasiswa yang belum benar-benar memahami cara memaksimalkan LinkedIn. Menurut Annisa, banyak profil mahasiswa yang tidak menarik perhatian karena terkesan seadanya atau bahkan diisi dengan informasi yang tidak relevan.
Strategi HI-PACT: Bikin Profil LinkedIn Kamu Lebih Menonjol
Dalam sesi mentoring yang bertajuk “LinkedIn 101” ini, peserta dibimbing secara langsung untuk membangun profil LinkedIn yang menarik dan profesional. Salah satu strategi yang dibagikan oleh Annisa adalah HI-PACT, yaitu pendekatan sistematis dalam membangun profil yang mencakup:
- Headline
- Intro atau ringkasan diri
- Profile picture
- Aktivitas
- Coursework atau pengalaman akademik
- Technical skills
“Nulis headline ‘Mahasiswa Universitas XYZ’ itu terlalu umum. Lebih baik tulis sesuatu yang menggambarkan minat, tujuan karier, atau bidang yang ingin kamu tekuni,” jelas Annisa.
Ia juga menambahkan bahwa profil LinkedIn dengan deskripsi diri yang lengkap dan menarik berpeluang 40 kali lebih besar untuk dilirik rekruter.
Kesalahan Umum Mahasiswa di LinkedIn
Annisa juga mengupas sejumlah kesalahan yang sering ditemukan dalam profil LinkedIn mahasiswa. Beberapa di antaranya yaitu:
- Tidak mengisi bagian “About” atau ringkasan diri
- Menggunakan foto selfie yang tidak profesional
- Tidak mencantumkan pengalaman organisasi atau proyek akademik
- Menuliskan terlalu banyak keterampilan yang tidak relevan
“LinkedIn itu memperkenalkan kamu sebelum kamu sempat bicara. Jadi pastikan kesan pertamanya kuat dan profesional,” pesan Annisa.
Baca Juga: Tak Hanya Jalin Relasi, Linked In Mulai Dipakai Untuk Cari Pacar
Bangun Jejak Digital Sejak Kuliah, Jangan Tunggu Lulus
Tak hanya soal tampilan profil, Annisa juga mendorong mahasiswa untuk aktif membangun jejaring di LinkedIn sejak dini. Ia menekankan pentingnya engagement seperti membagikan cerita magang, mengikuti webinar industri, hingga membagikan pengalaman belajar di kampus.
“Jangan tunggu wisuda baru aktif di LinkedIn. Mulai dari sekarang. Bangun koneksi, ikut diskusi, dan tunjukkan bahwa kamu antusias dalam bidang yang kamu minati,” sarannya.
Data dari LinkedIn Talent Blog 2022 bahkan menunjukkan bahwa pengguna aktif di LinkedIn berpeluang tiga kali lebih besar mendapatkan tawaran kerja dibandingkan pengguna pasif.
Peserta: Branding Diri Ternyata Dimulai dari Hal Sederhana
Sesi mentoring yang diadakan sebagai bagian dari program peningkatan kompetensi non-akademik IMABESWA ini mendapat respons positif dari para peserta. Banyak dari mereka mengaku baru menyadari pentingnya personal branding di era digital, dan bagaimana langkah kecil seperti menulis headline dan ringkasan diri bisa berdampak besar.
“Saya baru sadar bahwa branding diri itu bisa dimulai dari hal-hal kecil yang sering diremehkan, seperti headline dan summary,” ujar salah satu peserta, mahasiswa Psikologi UPJ.
- 8 Artis Besar Korea yang Awali Karier dari Idol K-Pop
- WhatsApp Hadir di iPad Setelah 15 Tahun, Ini Cara Downloadnya
- IHSG Hari Ini Turun 65,65 Poin ke 7.110,17
Kesimpulan: LinkedIn Adalah Investasi Karier Jangka Panjang
Sesi “LinkedIn 101” bersama Hidayatul Annisa menjadi pengingat penting bagi mahasiswa bahwa membangun karier tak harus menunggu lulus. Justru, kuliah adalah waktu terbaik untuk mulai mengenalkan diri ke dunia profesional. Lewat personal branding yang kuat, jejaring yang luas, dan kehadiran aktif di LinkedIn, peluang kerja impian akan lebih mudah digapai.
Bagi kamu yang masih merasa ragu untuk mulai membangun LinkedIn, ingat pesan Annisa:
“Kalau kamu nggak memperkenalkan dirimu dengan baik secara digital, jangan heran kalau peluang lewat begitu saja.”
Jadi, yuk mulai perbaiki profil LinkedIn-mu hari ini juga!