
THEBLACKLABEL Kian Bersinar dan Menjadi Agensi Incaran Kaum Elit Korea
- Dalam industri yang sangat mengutamakan citra, Teddy (Park Hong-jun) telah membangun kerajaan K-pop yang “terlalu otentik untuk gagal.” Maka, di dunia di mana anak-anak miliarder bisa mengejar mimpi apa pun yang mereka inginkan, muncul pertanyaan, mengapa mereka justru memilih Teddy?
Tren Leisure
JAKARTA – Dalam industri yang sangat mengutamakan citra, Teddy (Park Hong-jun) telah membangun kerajaan K-pop yang “terlalu otentik untuk gagal.”
Sebagai pendiri THEBLACKLABEL, ia tidak hanya memproduksi lagu-lagu hits untuk BIGBANG, BLACKPINK, dan Jeon Somi, tetapi kini juga menjadi kekuatan kreatif di balik ALLDAY PROJECT, grup rookie yang paling banyak dibicarakan di tahun 2025.
Namun, ALLDAY PROJECT bukan sekadar grup idola biasa. Yang menjadi sorotan utama bukan hanya debut single mereka yang langsung merajai tangga lagu, “Famous” berhasil menempati posisi #1 di Melon TOP100 hanya dalam 3 hari, memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh NewJeans.
- Nikotin Bisa Bikin Kanker, Mitos atau Fakta?
- China dan India Mulai Ogah Batu Bara Indonesia
- Mau Dibikin Satu Harga, Berapa Harga Asli LPG 3 Kg?
Perhatian publik juga tertuju pada kehadiran Annie Moon sebagai salah satu anggota, yang merupakan putri dari Jung Yoo-kyung, ketua perusahaan ritel terbesar Korea, Shinsegae.
Bahkan sebelum Annie, Loren (Lee Seung-joo), putra dari Lee Hae-jin, pendiri situs portal terbesar di Korea, Naver, juga lebih dulu memulai debutnya di bawah naungan Teddy.
Maka, di dunia di mana anak-anak miliarder bisa mengejar mimpi apa pun yang mereka inginkan, muncul pertanyaan, mengapa mereka justru memilih Teddy?
Mengutamakan Keunikan Dibanding Kepatuhan pada Standar
Sejak awal, Teddy menolak untuk membentuk idola sesuai dengan standar umum.
Para anggota ALLDAY PROJECT, termasuk koreografer terkenal, Bailey, alumni Show Me the Money, Woochan, finalis acara survival yang nyaris debut bersama ILLIT sebelum memutuskan mundur, Youngseo, serta model sekolah seni Tarzan, dianggap terlalu tua, terlalu berani, atau terlalu berbeda untuk K-pop konvensional.
Namun, Teddy tidak berusaha menyatukan mereka menjadi satu sosok yang seragam. Ia justru merasa menarik untuk menggabungkan kepribadian unik dari masing-masing anggota. Gaya kepemimpinan Teddy yang pertama ini berfokus pada artis, dengan menekankan pentingnya keunikan pribadi dan kebebasan berekspresi.
Prinsip ini telah dipegang teguh oleh Teddy sejak ia memproduseri BIGBANG dan 2NE1 saat masih berada di YG Entertainment. Alih-alih menyelaraskan gerakan tari antar anggota, ia lebih memilih untuk menonjolkan karakter dan aura khas dari masing-masing anggota.
ALLDAY tidak memiliki citra tunggal yang ingin mereka tampilkan. Seperti yang dikatakan Bailey, “Kami masih bereksperimen dan sedang mencari arah.” Sementara itu, Tarzan menambahkan, “Anda tidak butuh lima Hulk dalam Avengers,” menegaskan bahwa setiap anggota memiliki keunikan dan kekuatan masing-masing.
Hasilnya? Chemistry dan keaslian yang murni yang menurut para penggemar “terasa seperti YG di masa lalu lagi.”
Rendah Hati di Tengah Sorotan
Berbeda dengan produser terkenal lainnya, Teddy lebih memilih untuk menjauh dari sorotan kamera. Saat sosok seperti Min Hee-jin aktif tampil di media, Teddy membiarkan karyanya berbicara sendiri, menjadikannya dijuluki “Papa Teddy” oleh 2NE1 dan mendapatkan kesetiaan yang tak tergoyahkan dari Rosé BLACKPINK.
Rosé, yang memperpanjang kontraknya dengan THEBLACKLABEL setelah masa kontraknya dengan YG berakhir, menyebut Teddy sebagai “sahabat, mentor, sekaligus rekan kreatif.” Comeback-nya lewat lagu hits “APT.” di bawah label tersebut menjadi bukti kuat pengaruh Teddy dalam kariernya.
Padahal, alasan Teddy beralih dari karier sebagai selebritas ke dunia produser adalah karena rekannya harus menjalani wajib militer. a mengatakan, karena kepribadiannya, ia merasa lebih nyaman dan bahagia bekerja di balik layar daripada tampil di depan publik.
Kepemimpinan Teddy yang tidak terekspos juga mengurangi risiko pemilik perusahaan. Alhasil, investor tidak boleh melewatkan kesempatan ini.
Kepemimpinan Bergaya Perajin untuk Grup Kecil
Teddy menerapkan sistem grup kecil dalam pendekatannya. Alih-alih membuat perencanaan besar-besaran, ia lebih memilih untuk berinvestasi pada grup kecil dengan strategi yang dirancang khusus berdasarkan karakter masing-masing artis.
Proses kerjanya terkenal lambat, bahkan ia bisa menghabiskan berbulan-bulan hanya untuk menyempurnakan satu lagu, menyesuaikan setiap beat layaknya menjahit jas desainer. Gaya kepemimpinan Teddy yang seperti perajin ini menekankan kesempurnaan, baik dalam musik maupun konten.
Dilansir dari KbiZoom, eski strategi ini bisa menyebabkan jeda panjang antar comeback artis-artisnya, hasil akhir yang berkualitas tinggi nyaris selalu terjamin.
Seolah menjawab proses kerja yang lambat tersebut, THEBLACKLABEL kini menerapkan gaya kerja kolaboratif dengan merekrut produser muda berbakat seperti Vince dan 24 secara agresif.
Produser 24 menjelaskan, “Masing-masing dari kami memiliki banyak sekali karya di perpustakaan kami, dan jika ada sesuatu yang bagus di sana, kami semua mulai bekerja sama.”
Seperti yang disampaikan produser 24, alur kerja mereka berfokus pada menggali ide dari gudang suara yang sangat besar, lalu mengembangkannya secara kolaboratif. Ini bukan produksi massal, melainkan K-pop yang dibuat secara detail dan penuh sentuhan seni.
Meski begitu, THEBLACKLABEL kini terus berkembang. Dengan comeback Somi yang akan datang, kehadiran grup perempuan MEOVV dan izna, serta kesuksesan global film Netflix K-pop Demon Hunter, yang soundtrack-nya digarap oleh tim Teddy, label ini mulai menemukan keseimbangan antara ketelitian dalam berkarya dan upaya ekspansi yang lebih luas.
Perhatian yang Luar Biasa terhadap Perkembangan Artis
THEBLACKLABEL kini dipandang sebagai label baru di dunia K-pop yang sedang naik daun, dengan berbagai merek mewah yang berlomba-lomba menjadikan anggota ALLDAY PROJECT sebagai duta mereka. Daya tarik mereka bukanlah romansa idola yang dibuat-buat, melainkan dari aura keren dan penuh aspirasi, menggabungkan status elite di dunia nyata dengan talenta yang melampaui batas genre.
Teddy sendiri mengungkapkan bahwa ia memulai proses kreatifnya seperti mendesain pakaian, bukan langsung membuat musik. Ia memulainya dengan memahami kepribadian dan kecenderungan artis, mengukurnya, memilih “bahan kain,” lalu merancang “pakaian” yang cocok untuk mereka kenakan.
Karena pendekatan ini sangat personal, meskipun banyak pihak yang menawarkan bayaran produksi besar, ia mengaku sering menolaknya jika belum benar-benar memahami sang artis.
- Investasi Raksasa China di Afrika: Pembangunan atau Perangkap Utang?
- Panduan Lengkap Cara Bekerja di Taiwan: Peluang, Risiko, dan Tips Sukses
- Berpeluang Gabung IMF Meski Ditentang China, Ini Keuntungan Ekonomi yang Didapat Taiwan
Teddy juga dikenal piawai dalam memotivasi para artis dan menggali potensi terbaik mereka. Para anggota BLACKPINK pernah mengatakan, “Teddy adalah sosok yang terus mendorong kami untuk mengembangkan kemampuan yang masih kurang, terbuka terhadap ide dan pendapat kami dalam proses pembuatan lagu, serta membangun kepercayaan yang kuat secara personal.”
Seorang sumber dari industri menyebutkan, “THEBLACKLABEL bukan mengikuti tren, tetapi justru menciptakannya. Teddy tidak sekadar membentuk bintang. Ia sedang membangun masa depan.”