
Terbunuh dalam Serangan Israel, Inilah Komandan Garda Revolusi Iran Hossein Salami
- Salami membanggakan kemampuan militer Iran, dan pada satu titik menyatakan bahwa negara itu "di ambang menjadi kekuatan dunia".
Tren Global
JAKARTA- Jenderal Hossein Salami, komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran meninggal dalam serangan Israel pada Jumat 13 Juni 2025 dini hari. Dia menjadi pemimpin paling senior Iran yang meninggal dalam serangan itu.
Salami, yang berusia 65 tahun, dikenal karena mengambil sikap keras terhadap para pesaing Iran, termasuk Israel dan AS. Bulan lalu, ia telah memperingatkan bahwa Teheran akan "membuka gerbang neraka" jika diserang oleh salah satu negara.
Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran. Tel Aviv mengatakan serangan itu menargetkan fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik dan komandan militer.
Teheran telah memperingatkan bahwa Israel dan Amerika - yang menyangkal keterlibatannya - akan membayar "harga yang mahal" atas serangan tersebut. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa hal ini akan membawa wilayah yang sudah rapuh tersebut ke dalam perang skala penuh.
Serangan Israel juga menewaskan Mohammad Bagheri, Kepala Staf angkatan bersenjata negara itu, Gholamali Rashid, wakil komandan angkatan bersenjata Iran. Sebanyak tujuh ilmuwan nuklir Iran juga terbunuh.
- Adu Yield Dividen BUMN Tambang 2024 Lawan Obligasi Negara
- Kebodohan CIA Membuat Iran Akhirnya Bisa Bikin Nuklir
- Sejarah Perkembangan Senjata Nuklir Iran
Sehari sebelum serangan, Salami mengatakan bahwa Iran sepenuhnya siap menghadapi skenario, situasi, dan keadaan apa pun. "Musuh mengira mereka dapat melawan Iran dengan cara yang sama seperti mereka melawan warga Palestina yang tak berdaya yang dikepung Israel," katanya. "Kami teruji dan berpengalaman dalam perang."
Salami pertama kali bergabung dengan Garda Revolusi pada tahun 1980 selama perang Iran-Irak. Dia menjadi wakil komandan pada tahun 2009, kemudian komandan satu dekade kemudian. Sejak tahun 2000-an, dia telah dikenai sanksi oleh Dewan Keamanan PBB dan AS atas keterlibatannya dalam program nuklir dan militer Iran.
Salami membanggakan kemampuan militer Iran, dan pada satu titik menyatakan bahwa negara itu "di ambang menjadi kekuatan dunia". Ia menyambut baik prospek konflik militer dengan Israel dan AS. Ini menyusul serangan Israel terhadap target-target Iran di Suriah pada tahun 2019, Salami bersumpah untuk "menghapus rezim Zionis" dari peta politik.
Menyusul serangan lain pada bulan April tahun lalu terhadap kedutaan besar Iran di Suriah, yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi termasuk dua jenderal, Salami mengeluarkan peringatan serupa: "Orang-orang pemberani kita akan menghukum rezim Zionis."
Iran dan Israel merupakan sekutu hingga terjadinya revolusi tahun 1979 di Iran. Perubahan politik yang membawa masuk kekuasaan yang menggunakan Israel sebagai bagian utama ideologinya.
Pemerintahan Iran saat ini tidak mengakui hak Israel untuk eksis. Pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei telah menyebut Israel sebagai "tumor kanker" yang "pasti akan dicabut dan dihancurkan".
Israel mengatakan retorika Teheran menjadikan Iran sebagai ancaman nyata. Israel dan sekutunya juga mengkritik Iran yang membangun pasukan proksi di wilayah tersebut, termasuk kelompok militan Syiah Lebanon, Hizbullah, yang bersumpah untuk menghancurkan Israel.
Salami dan perwira senior Garda Revolusi lainnya secara rutin memberi nasihat kepada pemimpin tertinggi Iran.
Siapakah Garda Revolusi Iran?
Pemimpin ulama Iran mendirikan Korps Garda Revolusi Islam 40 tahun lalu untuk mempertahankan sistem Islam negara itu. Kekuatan ini memberikan penyeimbang bagi angkatan bersenjata reguler, yang tidak mereka percayai.
Garda Revolusi Iran berkekuatan lebih dari 190.000 personel aktif dan memiliki angkatan darat, laut, dan udara sendiri. Mereka adalah salah satu kelompok militer dan politik paling kuat dan paling ditakuti di negara ini.
- Apa yang Harus Dilakukan Investor Pemula Kala IHSG Tertekan Negosiasi AS-China?
- Kisah Tambang Nikel: dari Raja Ampat, Morowali dan Halmahera Tengah
- IHSG Berpeluang Menguat Usai Libur Panjang, Saham BBNI hingga RAJA Dijagokan pada Pekan Ini
Jika tentara Iran menjaga wilayah negara tersebut, Garda Revolusi dibentuk untuk melindungi rezim itu sendiri. Karena kelompok ini melapor langsung kepada pemimpin tertinggi, kekuasaannya tidak mudah diperiksa oleh lembaga lain.
Lembaga ini mengawasi senjata strategis Iran dan mengendalikan Pasukan Perlawanan Basij. Paramiliter yang sering digunakan untuk menekan perbedaan pendapat dalam negeri.
Garda Revolusi juga diyakini mengendalikan sekitar sepertiga ekonomi Iran melalui serangkaian anak perusahaan dan perwalian. Garda Revolusi juga memegang kontrak konstruksi dan rekayasa bernilai miliaran dolar.
Di tempat lain di Timur Tengah, kelompok ini memberikan pengaruh dengan menyediakan uang, senjata, teknologi, pelatihan, dan nasihat kepada pemerintah sekutu.
Beberapa anggota paling elite Garda Revolusi mengoperasikan sayap operasi luar negerinya yang misterius, Pasukan Quds, yang memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata di kawasan tersebut, termasuk Afghanistan, Irak, Lebanon, wilayah Palestina , dan Yaman.
Mantan perwira Garda Revolusi terus menduduki posisi berpengaruh di pemerintahan, parlemen, dan badan politik lainnya. Mereka termasuk mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan mantan juru bicara parlemen Ali Larijani.