
Tak Sengaja Salah Campur Bahan, 15 Juta Vaksin Johnson & Johnson Tercemar
Johnson & Johnson terpaksa menunda produksi vaksin pada Rabu, 31 Maret 2021, karena para pekerja di pabrik Baltimore secara tidak sengaja salah mencampur bahan hingga mencemari 15 juta dosis vaksin.
Dunia
JAKARTA – Gedung Putih menyampaikan, Pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak mampu menyelesaikan target vaksinasi COVID-19 tanpa Johnson & Johnson (J&J) pada Kamis, 1 April 2021.
Khususnya, setelah perusahaan obat-obatan tersebut secara tidak sengaja salah mencampur bahan hingga mencemari 15 juta dosis vaksin buatannya.
Padahal, Presiden AS Joe Robinette Biden sudah berjanji untuk menyelesaikan vaksinasi kepada semua orang dewasa di AS pada akhir Mei 2021.
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Nvidia Tanam Uang Rp1,4 Triliun Demi Bangun Superkomputer
- Facebook Lakukan Pengujian, Oculus VR Bakal Tak Lagi Bebas Iklan
Pemerintah AS dalam hal ini mengandalkan Pfizer dan Moderna untuk memproduksi 200 juta dosis, serta J&J untuk 100 juta dosis vaksin.
Mengutip dari AP News, Johnson & Johnson sempat berjanji untuk menyediakan 20 juta dosis vaksin kepada pemerintah AS pada akhir Maret, dan 80 juta dosis pada akhir Mei 2021.
Di sisi lain, J&J terpaksa menunda produksi vaksin pada Rabu, 31 Maret 2021, karena para pekerja di pabrik Baltimore secara tidak sengaja salah mencampur bahan hingga mencemari 15 juta dosis vaksin.
Johnson & Johnson mengklaim, bahan vaksin tersebut dibuat oleh Emergent BioSolutions (salah satu anak perusahaan J&J) yang sebenarnya tidak memenuhi standar kualitas.
J&J menyatakan, keterlibatan Emergent BioSolutions dalam pembuatan vaksin belum disetujui oleh badan pengawas makanan dan obat-obatan AS.
Kesalahan tersebut jelas merupakan aib besar bagi J&J, karena vaksin buatannya telah dipercaya untuk mendukung program percepatan imunisasi nasional.
Melansir dari New York Times, hal tersebut membuat sebagian masyarakat AS mempertanyakan masalah kontrol kualitas pada 24 juta vaksin yang akan dikirimkan J&J pada bulan depan.
Meskipun demikian, juru bicara Johnson & Johnson mengaku telah merampungkan target vaksinasi untuk akhir Maret 2021. (SKO)