
Studi ke Australia Makin Mahal? Ini Rincian Biaya Hidupnya
- Biaya hidup di Australia naik per Agustus 2025. Simak rincian sewa, makanan, transportasi, serta tips hemat dan peluang beasiswa bagi mahasiswa Indonesia!
Tren Global
CANBERRA, TRENASIA.ID - Per Agustus 2025, biaya hidup di Australia mengalami kenaikan di sejumlah sektor utama seperti perumahan, makanan, dan layanan kesehatan. Kondisi ini menjadi perhatian serius, terutama bagi calon mahasiswa internasional termasuk dari Indonesia yang berencana melanjutkan studi di Negeri Kanguru dalam waktu dekat.
Kenaikan ini dipicu oleh inflasi tahunan yang memengaruhi beberapa sektor vital. Biaya perumahan tercatat naik sebesar 2,7%, sektor kesehatan melonjak 5,1%, dan harga makanan meningkat 3,4%. Dengan tren tersebut, para mahasiswa diimbau untuk lebih cermat dalam mengatur anggaran, mempertimbangkan peluang penghasilan tambahan, serta memanfaatkan program beasiswa yang tersedia.
Salah satu beasiswa yang bisa menjadi solusi adalah Australia Awards, yang menanggung hampir seluruh kebutuhan studi dan biaya hidup selama masa pendidikan di Australia. Beasiswa ini semakin relevan mengingat tekanan biaya hidup yang terus meningkat.
Kondisi ini juga terjadi di tengah rencana pemerintah Australia untuk meningkatkan kuota mahasiswa asing sebesar 9% menjadi 295.000 orang pada tahun 2026. Lonjakan jumlah pelajar internasional, dipadukan dengan kenaikan biaya hidup, menambah urgensi bagi mahasiswa untuk memiliki perencanaan keuangan yang matang.
Dilansir TrenAsia dari berbagai sumber, berikut ini adalah perkiraan biaya hidup bagi mahasiswa asal Indonesia yang ingin berkuliah di Australia.
Sewa Properti (Bulanan)
Sektor perumahan menjadi salah satu pengeluaran terbesar bagi mahasiswa internasional di Australia. Di pusat kota seperti Sydney, sewa apartemen satu kamar rata-rata mencapai A$2.123 atau sekitar Rp22.291.500 per bulan, sedangkan di Brisbane harganya lebih rendah, yakni A$1.664 atau sekitar Rp17.472.000.
Untuk apartemen tiga kamar, biaya di Sydney bisa mencapai A$3.510 (Rp36.855.000), sementara di Brisbane sekitar A$2.686 (Rp28.203.000). Jika tinggal di luar pusat kota, harga bisa lebih murah, seperti di Adelaide, di mana apartemen satu kamar hanya sekitar A$1.200 (Rp12.600.000), dan apartemen tiga kamar sekitar A$2.000 (Rp21.000.000).
Pilihan lain yang lebih hemat adalah berbagi kamar dengan biaya A$175–A$200 per orang (Rp1.837.500–Rp2.100.000), atau menyewa kamar pribadi di apartemen bersama seharga A$225–A$350 (Rp2.362.500–Rp3.675.000) per bulan, biasanya sudah termasuk listrik dan internet.
Baca juga : Bisa Nabung Rp15 Juta per Bulan! Ini Keuntungan WHV Australia
Makanan & Groceries
Harga bahan makanan pokok juga turut mengalami kenaikan. Daging sapi dijual dengan harga rata-rata A$17.90/kg (Rp187.950), ayam A$12.88/kg (Rp135.240), dan beras A$3.12/kg (Rp32.760).
Produk kebutuhan harian lainnya seperti susu dijual A$2.40/liter (Rp25.200), telur A$6.83/lusin (Rp71.715), dan roti sekitar A$3.81/loaf (Rp40.005). Makan di restoran murah dikenai biaya sekitar A$25 (Rp262.500) per orang, sedangkan makan di restoran mid-range dengan tiga hidangan untuk dua orang dapat mencapai A$120 (Rp1.260.000). Untuk belanja bahan masak mingguan, mahasiswa perlu mengalokasikan sekitar A$100–A$140 (Rp1.050.000–Rp1.470.000) per orang.
Transportasi
Transportasi umum masih menjadi opsi paling ekonomis. Tiket satu kali perjalanan rata-rata dikenai biaya A$4.80 (Rp50.400), sedangkan tiket bulanan lebih hemat dengan harga sekitar A$143.48 (Rp1.506.540).
Bagi pengguna kendaraan pribadi, harga bensin saat ini berada di angka A$1.81/liter (Rp19.005). Untuk layanan taksi, tarif awal dikenai A$5.90 (Rp61.950) dan biaya tambahan sekitar A$2.80/km (Rp29.400).
Pendidikan
Biaya pendidikan bagi keluarga mahasiswa yang membawa anak juga perlu diperhitungkan. Prasekolah swasta rata-rata mematok harga A$2.445 per bulan (Rp25.672.500), sementara sekolah dasar internasional sekitar A$19.369 per tahun (Rp203.374.500).
Namun, bagi mahasiswa internasional, tersedia beasiswa Australia Awards yang menanggung biaya kuliah penuh, tiket pesawat pulang-pergi, asuransi kesehatan, dan tunjangan hidup, khususnya bagi pelamar dari negara berkembang termasuk Indonesia.
Internet & Utilitas
Untuk kebutuhan digital dan utilitas, biaya bulanan juga perlu diperhatikan. Paket internet rumah dengan kecepatan 60 Mbps ke atas rata-rata dikenai A$81.71 (Rp857.455), sementara biaya listrik, air, dan AC untuk apartemen berukuran 85 m² mencapai A$269.56 (Rp2.830.380) per bulan. Selain itu, paket data ponsel dengan kuota 10GB ke atas rata-rata dibanderol A$40.98 (Rp430.290) per bulan.
Baca juga : Bisa Nabung Rp15 Juta per Bulan! Ini Keuntungan WHV Australia
Gaji & Pengeluaran Umum
Gaji minimum nasional Australia per Agustus 2025 berada di angka A$21.38 per jam atau sekitar A$812.60 per minggu, yang setara dengan Rp8.532.300. Gaji rata-rata bersih bulanan adalah A$5.462 atau sekitar Rp57.351.000.
Namun, pengeluaran bulanan bagi seorang lajang tanpa menghitung sewa tempat tinggal diperkirakan mencapai A$1.608 (Rp16.884.000). Artinya, dengan gaji minimum, sekitar 50% pendapatan harus dialokasikan untuk kebutuhan dasar.
Mahasiswa dengan visa kerja sambil kuliah atau Working Holiday yang mendapatkan pekerjaan bergaji di atas A$30 per jam (Rp315.000) berpotensi menabung hingga A$2.440 (Rp25.620.000) per bulan.
Perbandingan Biaya per Kota
Beberapa kota di Australia memiliki tingkat biaya hidup dan daya beli yang berbeda. Berdasarkan indeks per Agustus 2025, Sydney tercatat sebagai kota dengan biaya hidup tertinggi (71.6) dan indeks sewa sebesar 53.9, dengan daya beli 118.8.
Adelaide memiliki biaya hidup lebih rendah (64.2) dan sewa termurah (30.0), namun daya belinya tinggi (130.4). Brisbane memiliki biaya hidup 61.6, sewa 37.0, dan daya beli 142.9.
Sementara Canberra mencatat indeks biaya hidup 67.4, sewa 36.3, dan daya beli 125.9. Kota-kota regional seperti Adelaide dan Brisbane disarankan sebagai alternatif yang lebih ekonomis dibanding kota besar seperti Sydney.
Mahasiswa internasional sangat disarankan untuk mempertimbangkan kota dengan biaya hidup dan sewa lebih rendah, seperti Adelaide dan Brisbane, untuk menghemat pengeluaran. Memasak sendiri jauh lebih hemat dibanding makan di luar, bisa mengurangi pengeluaran makan hingga 50%. Dalam hal transportasi, penggunaan tiket bulanan lebih murah hingga 30% dibanding membeli tiket harian.
Kenaikan ini bertepatan dengan rencana pemerintah Australia untuk menaikkan kuota mahasiswa asing sebesar 9% menjadi 295.000 orang pada tahun 2026. Dengan meningkatnya jumlah pelajar internasional dan faktor inflasi, perencanaan keuangan menjadi hal yang krusial. Dilansir TrenAsia dari berbagai sumber, berikut perkiraan biaya hidup bila mahasiswa Indonesia ingin berkuliah di Australia:
Sewa Properti (Bulanan)
Sektor perumahan menjadi salah satu pengeluaran terbesar bagi mahasiswa internasional di Australia. Di pusat kota seperti Sydney, sewa apartemen satu kamar rata-rata mencapai A$2.123 atau sekitar Rp22.291.500 per bulan, sedangkan di Brisbane harganya lebih rendah, yakni A$1.664 atau sekitar Rp17.472.000.
Untuk apartemen tiga kamar, biaya di Sydney bisa mencapai A$3.510 (Rp36.855.000), sementara di Brisbane sekitar A$2.686 (Rp28.203.000). Jika tinggal di luar pusat kota, harga bisa lebih murah, seperti di Adelaide, di mana apartemen satu kamar hanya sekitar A$1.200 (Rp12.600.000), dan apartemen tiga kamar sekitar A$2.000 (Rp21.000.000).
Pilihan lain yang lebih hemat adalah berbagi kamar dengan biaya A$175–A$200 per orang (Rp1.837.500–Rp2.100.000), atau menyewa kamar pribadi di apartemen bersama seharga A$225–A$350 (Rp2.362.500–Rp3.675.000) per bulan, biasanya sudah termasuk listrik dan internet.
Baca juga : Bisa Nabung Rp15 Juta per Bulan! Ini Keuntungan WHV Australia
Makanan & Groceries
Harga bahan makanan pokok juga turut mengalami kenaikan. Daging sapi dijual dengan harga rata-rata A$17.90/kg (Rp187.950), ayam A$12.88/kg (Rp135.240), dan beras A$3.12/kg (Rp32.760).
Produk kebutuhan harian lainnya seperti susu dijual A$2.40/liter (Rp25.200), telur A$6.83/lusin (Rp71.715), dan roti sekitar A$3.81/loaf (Rp40.005). Makan di restoran murah dikenai biaya sekitar A$25 (Rp262.500) per orang, sedangkan makan di restoran mid-range dengan tiga hidangan untuk dua orang dapat mencapai A$120 (Rp1.260.000). Untuk belanja bahan masak mingguan, mahasiswa perlu mengalokasikan sekitar A$100–A$140 (Rp1.050.000–Rp1.470.000) per orang.
Transportasi
Transportasi umum masih menjadi opsi paling ekonomis. Tiket satu kali perjalanan rata-rata dikenai biaya A$4.80 (Rp50.400), sedangkan tiket bulanan lebih hemat dengan harga sekitar A$143.48 (Rp1.506.540).
Bagi pengguna kendaraan pribadi, harga bensin saat ini berada di angka A$1.81/liter (Rp19.005). Untuk layanan taksi, tarif awal dikenai A$5.90 (Rp61.950) dan biaya tambahan sekitar A$2.80/km (Rp29.400).
Pendidikan
Biaya pendidikan bagi keluarga mahasiswa yang membawa anak juga perlu diperhitungkan. Prasekolah swasta rata-rata mematok harga A$2.445 per bulan (Rp25.672.500), sementara sekolah dasar internasional sekitar A$19.369 per tahun (Rp203.374.500).
Namun, bagi mahasiswa internasional, tersedia beasiswa Australia Awards yang menanggung biaya kuliah penuh, tiket pesawat pulang-pergi, asuransi kesehatan, dan tunjangan hidup, khususnya bagi pelamar dari negara berkembang termasuk Indonesia.
Internet & Utilitas
Untuk kebutuhan digital dan utilitas, biaya bulanan juga perlu diperhatikan. Paket internet rumah dengan kecepatan 60 Mbps ke atas rata-rata dikenai A$81.71 (Rp857.455), sementara biaya listrik, air, dan AC untuk apartemen berukuran 85 m² mencapai A$269.56 (Rp2.830.380) per bulan. Selain itu, paket data ponsel dengan kuota 10GB ke atas rata-rata dibanderol A$40.98 (Rp430.290) per bulan.
Baca juga : Bisa Nabung Rp15 Juta per Bulan! Ini Keuntungan WHV Australia
Gaji & Pengeluaran Umum
Gaji minimum nasional Australia per Agustus 2025 berada di angka A$21.38 per jam atau sekitar A$812.60 per minggu, yang setara dengan Rp8.532.300. Gaji rata-rata bersih bulanan adalah A$5.462 atau sekitar Rp57.351.000.
Namun, pengeluaran bulanan bagi seorang lajang tanpa menghitung sewa tempat tinggal diperkirakan mencapai A$1.608 (Rp16.884.000). Artinya, dengan gaji minimum, sekitar 50% pendapatan harus dialokasikan untuk kebutuhan dasar.
Mahasiswa dengan visa kerja sambil kuliah atau Working Holiday yang mendapatkan pekerjaan bergaji di atas A$30 per jam (Rp315.000) berpotensi menabung hingga A$2.440 (Rp25.620.000) per bulan.
Perbandingan Biaya per Kota
Beberapa kota di Australia memiliki tingkat biaya hidup dan daya beli yang berbeda. Berdasarkan indeks per Agustus 2025, Sydney tercatat sebagai kota dengan biaya hidup tertinggi (71.6) dan indeks sewa sebesar 53.9, dengan daya beli 118.8.
Adelaide memiliki biaya hidup lebih rendah (64.2) dan sewa termurah (30.0), namun daya belinya tinggi (130.4). Brisbane memiliki biaya hidup 61.6, sewa 37.0, dan daya beli 142.9.
Sementara Canberra mencatat indeks biaya hidup 67.4, sewa 36.3, dan daya beli 125.9. Kota-kota regional seperti Adelaide dan Brisbane disarankan sebagai alternatif yang lebih ekonomis dibanding kota besar seperti Sydney.
Mahasiswa internasional sangat disarankan untuk mempertimbangkan kota dengan biaya hidup dan sewa lebih rendah, seperti Adelaide dan Brisbane, untuk menghemat pengeluaran.
Memasak sendiri jauh lebih hemat dibanding makan di luar, bisa mengurangi pengeluaran makan hingga 50%. Dalam hal transportasi, penggunaan tiket bulanan lebih murah hingga 30% dibanding membeli tiket harian.