Prefer turns 2️⃣ today! That’s how long (or short) since Jake and DJ started their wizardry dreams to make coffee without coffee beans!It wasn’t easy as abracadabra, but look at us — we're running from one event to.jpg
Tren Inspirasi

Startup Ini Ciptakan Kopi Tanpa Biji, Gimana Caranya?

  • Produk kopi tanpa biji ini diklaim jadi yang paling terjangkau di pasar saat ini. Harganya bahkan ditempatkan di antara Nescafé dan kopi siap minum Starbucks.

Tren Inspirasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Di tengah ancaman krisis iklim yang bikin produksi kopi dunia makin menantang, muncul satu inovasi yang bisa jadi game changer di industri kopi: kopi tanpa biji kopi. 

Yap, kamu nggak salah baca. Startup asal Singapura bernama Prefer berhasil menciptakan kopi yang nggak pakai biji kopi sama sekali, tapi tetap punya rasa dan aroma seperti kopi asli.

Keren banget, kan? Hal ini dibocorkan langsung oleh Jake Berber, salah satu pendiri sekaligus CEO Prefer, dalam ajang NextRise 2025, pameran startup terbesar di Korea Selatan yang digelar di COEX, Seoul. Dalam kesempatan itu, Berber memperkenalkan teknologi fermentasi yang jadi jantung dari inovasi mereka.

“Kami tidak di sini untuk meluncurkan merek kopi baru. Kami mengemasnya sebagai coffee extender, sehingga Anda mencampurnya dengan kopi Anda, bukan menciptakan lini produk baru,” kata Berber.,” kata Berber, dikutip dari Korea JoongAng Daily, Senin, 30 Juni 2025.

Alih-alih bikin brand kopi sendiri, Prefer justru fokus menjadikan produknya sebagai coffee extender—semacam bahan tambahan untuk kopi instan atau kopi kaleng. Tujuannya jelas: mengurangi biaya produksi dan jejak karbon, tanpa harus kompromi soal rasa.

Strategi ini nggak cuma cerdas, tapi juga sangat relevan dengan tantangan zaman. Bayangin aja, harga kopi dunia terus meroket, lahan cocok tanam makin sempit, dan permintaan kopi global malah terus naik. Solusi kayak yang ditawarkan Prefer ini bisa banget jadi angin segar buat industri.

Kopi dari Fermentasi Beras dan Kedelai?

Latar belakang Jake Berber sendiri cukup unik. Ia berasal dari Texas dan punya latar belakang di bidang ilmu saraf. Tapi ketertarikannya pada isu perubahan iklim membuatnya beralih haluan ke dunia teknologi pangan.

Berber mulai berpikir: “Gimana caranya kita bisa tetap minum kopi, tanpa harus bergantung pada kopi?” Dari situlah, eksperimen demi eksperimen dilakukan. Hasilnya? Kopi dari fermentasi bahan-bahan nabati seperti beras dan kedelai.

Prosesnya melibatkan berbagai mikroba, jamur, enzim, dan ragi yang mampu menciptakan senyawa rasa mirip kopi asli. Nggak cuma berhasil, teknologi ini bahkan udah dipatenkan.

Baca Juga: Keren! UMKM Kopi BRI Ini Bisa Ekspor dan Jadi Pemasok Coffee Shop di 5 Negara

Siap Bersaing di Industri Kopi Dunia

Prefer memang nggak mau bikin merek kopi sendiri, tapi mereka tahu banget siapa target pasarnya: perusahaan FMCG (fast-moving consumer goods) yang sudah punya lini produk kopi instan atau kopi kaleng.

Prefer membuka peluang kolaborasi dalam berbagai bentuk—mulai dari usaha patungan, pembangunan pabrik bareng, hingga lisensi IP (intellectual property).

Produk kopi tanpa biji ini diklaim jadi yang paling terjangkau di pasar saat ini. Harganya bahkan ditempatkan di antara Nescafé dan kopi siap minum Starbucks. 

Fokus Bangun Mitra Strategis, Bukan Sekadar Gimmick

Dalam pameran di Seoul itu, Berber menegaskan kalau fokus utama Prefer sekarang adalah membangun kemitraan strategis dengan perusahaan-perusahaan yang relevan. 

Berber juga menekankan bahwa dengan Prefer, perusahaan bisa memangkas biaya produksi dan otomatis dapat keunggulan kompetitif di pasar. Plus, semua itu dilakukan tanpa mengorbankan kualitas rasa kopi yang sudah familiar di lidah konsumen.

Pendanaan dan Masa Depan Prefer

Prefer saat ini sudah mengantongi pendanaan awal sebesar US$2 juta, termasuk dari perusahaan asal Korea, Sopoong Ventures. Tapi mereka nggak berhenti di situ. Sekarang, Prefer sedang mempersiapkan putaran pendanaan berikutnya buat memperkuat pengembangan produk dan ekspansi pasar.

Misi mereka? Simpel, tapi penting banget: melindungi masa depan pangan dan minuman dunia.

Dan kalau misi itu berhasil, bukan nggak mungkin teknologi kopi tanpa biji ini bakal jadi kekuatan tak terlihat di balik gelombang inovasi kopi masa depan, terutama di negara seperti Korea Selatan yang punya budaya ngopi super kuat.

Inspirasi Buat Anak Muda: Bisnis Kopi Bisa Tetap Kece Tanpa Merusak Alam

Buat kamu yang tertarik terjun ke dunia bisnis kopi tapi tetap peduli sama isu lingkungan, cerita Prefer ini bisa banget jadi inspirasi. Bahwa ternyata, kita bisa bikin bisnis yang tetap keren, inovatif, dan profitable tanpa bikin planet kita makin rusak.

Inti yang bisa diambil:

  • Inovasi bisa datang dari keresahan terhadap isu global.
  • Teknologi pangan punya potensi besar dalam menyelesaikan masalah iklim.
  • Nggak harus punya brand sendiri untuk sukses—menjadi bagian dari rantai pasok industri juga bisa jadi langkah strategis.

Jadi, siapa tahu, kamu bisa jadi “Jake Berber” berikutnya dari Indonesia?