Warren buffet dan Charlie Munger
Tren Pasar

Sinyal Baru Warren Buffett: Buang Bank of America, Nyerok Saham Pizza

  • Langkah Warren Buffett ini memberikan dua pelajaran. Pertama, jangan pernah ragu untuk merealisasikan keuntungan dan berani untuk terus menambah investasi pada saham pemenang.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Investor legendaris, Warren Buffett, kembali menjadi sorotan setelah laporan portofolio terbarunya dirilis ke publik. Laporan tersebut mengungkap sejumlah pergerakan strategis yang kontras dan menarik untuk dipelajari oleh para investor.

Perusahaan investasinya, Berkshire Hathaway, dilaporkan menjual sebagian saham raksasa perbankan, Bank of America (BAC). Namun di saat yang sama, Buffett justru menambah posisi atau 'nyerok' saham perusahaan pizza terbesar di dunia, Domino's Pizza (DPZ).

Perlu dicatat, aksi ini sebenarnya dilakukan selama kuartal pertama 2025 (Januari-Maret), dan baru diungkap belakangan ini. Hal ini menunjukkan sebuah pergeseran strategi, bukan reaksi sesaat atas kondisi pasar terkini.

Lantas, apa alasan di balik langkah yang kontras ini dan apa pelajaran yang bisa kita petik? Mari kita bedah tuntas lima poin penting dari manuver terbaru sang Oracle of Omaha.

1. Aksi Jual di Bank of America: Mengunci Cuan 520%

Berkshire Hathaway dilaporkan telah menjual 48,66 juta lembar saham Bank of America. Ini adalah sebuah langkah ambil untung (profit taking) dari saham yang telah memberikan keuntungan 520% sejak pertama kali dibeli Buffett pada Agustus 2011.

Meskipun ini hanya pemangkasan 7% dari total posisinya, alasan di baliknya kemungkinan besar adalah soal valuasi. Saat ini, valuasi Bank of America dinilai sedikit lebih mahal dari rata-rata historisnya, ditambah adanya prospek penurunan suku bunga.

2. Kinerja Solid & Pandangan CEO Bank of America

Keputusan jual ini diambil di tengah kinerja Bank of America yang sebenarnya sangat solid. Pendapatan bunga bersihnya naik 7% menjadi US14,7miliar dan laba GAAP naik 70,89 per saham pada laporan kuartal kedua.

CEO Brian Moynihan menyoroti kekuatan fundamental bank. “Pendapatan bunga bersih tumbuh selama empat kuartal berturut-turut, mencerminkan pertumbuhan simpanan...dan pertumbuhan pinjaman tujuh persen secara tahunan,” ujarnya, sambil menambahkan bahwa konsumen tetap tangguh.

3. Aksi Beli di Domino's Pizza: Menambah Muatan Pemenang 1.700%

Di sisi lain, Buffett justru menambah posisinya di Domino's Pizza sebanyak lebih dari 238 ribu lembar saham. Langkah ini menunjukkan keyakinan yang masih sangat tinggi terhadap saham yang telah memberinya keuntungan fantastis 1.700% sejak 2011.

Meskipun valuasinya juga terbilang mahal (diperdagangkan pada 27 kali laba), Buffett kemungkinan melihat cerita yang lebih besar. Perusahaan ini secara konsisten mengalahkan para pesaingnya, terus berinovasi dengan teknologi, dan memperkuat posisinya sebagai raja pizza global.

4. Kinerja Domino's dan Proyeksi Wall Street

Kinerja Domino's pada kuartal pertama juga cukup baik, dengan pendapatan meningkat 2,5% dan laba tumbuh 21%. CEO Russell Weiner mengatakan bahwa perusahaan berhasil merebut pangsa pasar meskipun sedikit meleset dari target pendapatan.

Wall Street pun tampak setuju dengan langkah optimistis Buffett. Target harga median di US$530 menyiratkan adanya potensi kenaikan 14% dari harga saat ini, didukung oleh proyeksi pertumbuhan laba yang konsisten di masa mendatang.

5. Pelajaran Bagi Investor Ritel

Langkah Buffett ini memberikan dua pelajaran penting. Pertama, jangan pernah ragu untuk merealisasikan keuntungan (seperti pada BAC) ketika valuasi sudah terasa penuh, bahkan pada perusahaan yang sangat bagus sekalipun, terutama jika ada potensi perubahan kondisi makroekonomi.

Pelajaran kedua adalah berani untuk terus menambah investasi pada 'saham pemenang' (seperti pada DPZ) jika Anda yakin cerita pertumbuhan jangka panjang dan keunggulan kompetitifnya masih utuh, meskipun valuasinya terlihat mahal saat ini.