
Singapura Pertahankan Posisi Puncak Investor Asing di RI
- Singapura secara konsisten menjadi investor asing terbesar di Indonesia karena sejumlah faktor strategis dan struktural yang saling mendukung.
Nasional
JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di Indonesia mencapai US$14,39 miliar pada kuartal I-2025, tersebar dalam 92.704 proyek. Dari angka tersebut, Singapura kembali menempati posisi teratas sebagai negara investor terbesar.
Selama Januari-Maret 2025, Singapura menanamkan modal sebesar US$ 4,6 miliar, atau sekitar 31,8% dari total FDI, melalui 17.060 proyek. Investasi ini tersebar di berbagai sektor strategis seperti manufaktur, transportasi, serta infrastruktur digital, memperkuat dominasi negara kota tersebut dalam lanskap investasi asing Indonesia.
Di bawah Singapura, Hongkong menyusul di posisi kedua dengan nilai investasi US$ 2,2 miliar melalui 4.894 proyek, menunjukkan peningkatan minat dari kawasan Asia Timur. Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berada di posisi ketiga dengan kontribusi sebesar US$ 1,8 miliar dari 13.788 proyek.
Malaysia dan Jepang juga menjadi investor signifikan dengan nilai investasi masing-masing sebesar US$ 1,03 miliar. Jepang mencatat jumlah proyek lebih besar, yakni 6.684 proyek, dibandingkan Malaysia yang tercatat sebanyak 3.241 proyek. Hal ini menandakan komitmen jangka panjang dari perusahaan-perusahaan asal Negeri Sakura tersebut.
Sementara itu, Amerika Serikat berada di posisi keenam dengan investasi US$ 802,16 juta dalam 2.652 proyek, disusul oleh Korea Selatan dengan US$ 683,29 juta melalui 5.711 proyek.
Negara-negara Eropa seperti Belanda, Kepulauan Virgin Inggris, dan Inggris juga tercatat aktif menanamkan modalnya, menandakan minat yang tetap kuat terhadap potensi ekonomi Indonesia.
- Harga Sembako di DKI Jakarta Jumat, 02 Mei 2025, Ayam Broiler/Ras Naik, Beras IR. II (IR 64) Ramos Turun
- Menguat ke Level 6.812,85, Inilah Daftar Saham yang Naik dan Turun Pagi Ini
- Emiten Provider (ISAT dan TLKM) Cuan Terbanyak di LQ45
Singapura Selalu Terdepan
Singapura secara konsisten menjadi investor asing terbesar di Indonesia karena sejumlah faktor strategis dan struktural yang saling mendukung. Sebagai pusat keuangan regional di Asia Tenggara, Singapura menjadi rumah bagi banyak perusahaan multinasional, bank investasi, dan dana global.
Banyak aliran investasi asing yang sebenarnya berasal dari negara ketiga, seperti Amerika Serikat, Jepang, atau negara-negara Eropa, dicatat sebagai investasi Singapura karena perusahaan-perusahaan tersebut menyalurkannya melalui entitas yang berbasis di negara kota itu.
Hal ini diperkuat oleh sistem hukum dan perpajakan Singapura yang transparan, efisien, serta menawarkan perlindungan investor yang kuat, sehingga menjadikannya tempat ideal untuk melakukan strukturisasi perusahaan sebelum menanamkan modal ke negara berkembang seperti Indonesia.
Selain itu, kedekatan geografis dan kesamaan budaya bisnis juga menjadikan Singapura sebagai mitra strategis yang nyaman bagi Indonesia. Negara ini juga aktif dalam sektor-sektor prioritas pembangunan Indonesia, seperti infrastruktur, teknologi digital, energi terbarukan, dan kawasan industri.
Investasi Singapura banyak menyasar proyek-proyek bernilai tinggi dan jangka panjang yang sejalan dengan agenda hilirisasi dan transformasi ekonomi Indonesia.
Ditambah lagi, hubungan diplomatik dan ekonomi antara Indonesia dan Singapura yang stabil memperkuat kepercayaan investor untuk terus mengembangkan bisnisnya.
Faktor-faktor ini secara keseluruhan menjelaskan mengapa Singapura selalu berada di posisi teratas dalam daftar negara asal investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia.
- Harga Sembako di DKI Jakarta Jumat, 02 Mei 2025, Ayam Broiler/Ras Naik, Beras IR. II (IR 64) Ramos Turun
- Menguat ke Level 6.812,85, Inilah Daftar Saham yang Naik dan Turun Pagi Ini
- Emiten Provider (ISAT dan TLKM) Cuan Terbanyak di LQ45
Iklim Investasi Semakin Kompetitif
Kementerian Investasi mencatat peningkatan realisasi investasi sebesar 15,9% secara tahunan (year-on-year) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, realisasi juga tumbuh 2,7% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter), mencerminkan iklim investasi yang semakin kondusif.
Beberapa faktor pendukung di antaranya adalah penyederhanaan perizinan melalui OSS-RBA, ketersediaan infrastruktur kawasan industri, serta komitmen pemerintah dalam percepatan hilirisasi industri.
Sepanjang kuartal I-2025, investasi di sektor hilirisasi mencapai Rp 136,3 triliun atau sekitar 29,3% dari total investasi, dengan komoditas utama seperti nikel, bauksit, dan kelapa sawit.
Sulawesi Tengah menjadi penyumbang terbesar investasi hilirisasi, dengan nilai mencapai Rp 29,73 triliun, mempertegas pergeseran pusat pertumbuhan ekonomi ke luar Pulau Jawa.
Dengan capaian ini, Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai destinasi utama investasi asing di kawasan Asia Tenggara, sekaligus mendorong pemerataan pembangunan nasional melalui investasi berkelanjutan.