
Siapa “Investor Misterius” Haiyanto yang Kuasai Saham BUMN Energi (ELSA & PTBA)
- Temukan strategi ‘investor senyap’ Haiyanto: borong saham BUMN ELSA jelang dividen, plus pelajaran investasi cerdas Gen Z.
Tren Pasar
JAKARTA – Beberapa hari terakhir nama investor Haiyanto cukup mengejutkan pasar dengan membeli 1,26 juta lembar saham perusahaan BUMN, PT Elnusa Tbk dengan kode saham ELSA.
Dengan pembelian saham tersebut jumlah kepemilikan Haiyant meningkat menjadi 454,53 juta lembar sejak 5 Juni, atau setara 6,21% saham Perusahaan tersebut.
Kepemilikan ini telah menempatkannya Haiyanto kini menjadi pemegang saham individu terbesar kedua setelah Pertamina Hulu Energi (51,10%). Yang menarik dicermati adalah berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan kondisi pasar terakhir, momentum pembelian itu terlihat dilakukan menjelang adanya rencana pembagian dividen tunai ELSA sebesar Rp39,11 per saham yang dibagikan pada 20 Juni.
Elnusa diketahui telah mengumumkan jadwal pembagian dividen tunai senilai Rp39,11 per saham untuk tahun buku 2024. Sementara itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Kamis (22/5/2025), ELSA memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp285,47 miliar atau meningkat sebesar 42% dibandingkan tahun sebelumnya.
Borong Saham PTBA
Sebelumnya, Haiyanto juga dikabarkan menjadi salah satu pemegang saham terbesar di PT Bukit Asam (PTBA), dengan kepemilikan sekitar 2,16–2,23% (248–256 juta lembar saham) per medio 2023.
Aksi pembelian saham pada waktu itu, juga muncul seiring rencana PTBA membagikan dividen besar tahun lalu. Dalam kondisi ini terlihat adanya pola investasi Haiyanto dengan cara akumulasi saham BUMN energi saat pintu dividen terbuka.
Menurut data yang TrenAsia.id, selain membeli saham PTBA & ELSA, Haiyanto pernah aktif di saham properti—seperti saham Modernland (MDLN)—pada akhir 2024. Namun, secara keseluruhan, portofolio Haiyanto dinilai sangat beragam: mencakup sektor migas, batu bara, energi panas bumi, properti, bahkan distribusi listrik dan aluminium.
Akan tetapi, yang terlihat dominan cukup dominan adalalah pada saham saham BUMN energi, dengan akumulasi masuk diam-diam dan tanpa kehadiran signifikan di publik.
Tips Cara Perhatikan Fundamental Pasar Hindari ‘Bandar Senyap’
- Ciri khas: masuk besar mendekati tanggal cum-dividen, lalu memegang cukup lama—menunjukkan pola investasi pendapatan dividend.
- Namun, tajamnya kenaikan harga ELSA +16,44% YTD ke Rp510 per saham juga membuka potensi profit jual cepat.
- Inilah dilema: apakah ini akumulasi jangka panjang pada fundamental perusahaan, atau aksi “pump & dump” terselubung.?
- Waspadai FOMO: Naiknya saham karena ada pemegang besar bukan sinyal langsung bahwa ini layak beli.
- Analisis mendalam tetap utama: Bandingkan volume transaksi, harga beli, dan berita fundamental perusahaan.
- Perhatikan window dividen: Aksi seperti Haiyanto sering terjadi terkait tanggal cum-dividen—pelajari mekanismenya agar tidak salah strategi.