
Setelah MMA, Taliban Kini Haramkan Catur karena Dianggap Judi
- Pemerintah Taliban di Afghanistan telah melarang permainan catur untuk sementara waktu karena kekhawatiran bahwa permainan tersebut dapat menjadi bentuk perjudian.
Dunia
JAKARTA – Pemerintah Taliban di Afghanistan telah melarang permainan catur untuk sementara waktu karena kekhawatiran bahwa permainan tersebut dapat menjadi bentuk perjudian.
Dilansir dari BBC, pejabat menyatakan bahwa larangan ini berlaku tanpa batas waktu hingga ada kejelasan mengenai kesesuaiannya dengan hukum Islam. Catur menjadi olahraga terbaru yang dibatasi oleh Taliban. Perempuan pada dasarnya dilarang total untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021, Taliban secara bertahap menerapkan berbagai peraturan dan kebijakan yang mencerminkan pandangan keras mereka terhadap hukum Islam.
- Pendidikan Siber Perlu Didorong untuk Tangkal Bahaya Dunia Digital
- 10 Aktor Terkaya di Dunia, Ada Tom Cruise hingga Jackie Chan
- Kopdes Merah Putih Segera Berdiri, Ini Sejarah Panjang Koperasi
Pada Minggu, 11 Mei 2025, juru bicara direktorat olahraga pemerintah Taliban, Atal Mashwani, menyatakan bahwa dalam hukum syariah Islam, catur dipandang sebagai sarana perjudian.
Sementara, dilansir dari India Today, catur, menurut Atal Mashwani, diperlakukan sebagai perjudian berdasarkan hukum Syariah yang diterapkan secara ketat oleh Taliban.
Mashwani mengatakan, “Catur dalam pandangan syariah dianggap sebagai sarana perjudian, yang dilarang menurut Undang-Undang Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kemungkaran yang diumumkan tahun lalu.”
Dia menambahkan bahwa pertimbangan agama menjadi inti dari keputusan tersebut. “Ada pertimbangan agama terkait olahraga catur,” kata Mashwani, menegaskan bahwa hingga masalah ini diselesaikan, catur akan tetap dilarang di Afghanistan.
“Sampai pertimbangan-pertimbangan ini diselesaikan, permainan catur akan tetap ditangguhkan di Afghanistan,” jelasnya.
Bagaimana Dampaknya Terhadap Warga Setempat?
Azizullah Gulzada, pemilik sebuah kafe di Kabul yang telah menjadi tempat penyelenggaraan kompetisi catur informal dalam beberapa tahun terakhir, membantah bahwa ada perjudian yang terjadi dan menyatakan bahwa catur juga dimainkan di negara-negara dengan mayoritas Muslim lainnya.
“Banyak negara Islam lain yang memiliki pemain di tingkat internasional,” katanya kepada AFP. Dia mengatakan akan menghormati penangguhan tersebut, namun hal itu akan merugikan bisnisnya dan juga mereka yang menikmati permainan catur.
“Anak muda sekarang tidak memiliki banyak kegiatan, jadi banyak yang datang ke sini setiap hari,” katanya kepada AFP. “Mereka minum secangkir teh dan menantang teman-temannya untuk bermain catur.”
- Kenapa OJK Masih Pede Kredit Akan Positif di Tengah Ketidakpastian?
- Bank DKI dan Prospek IPO Perbankan: Apa yang Perlu Diketahui?
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 12 Mei 2025 untuk Wilayah DKI Jakarta
Pihak berwenang Afghanistan telah membatasi olahraga lain dalam beberapa tahun terakhir, dan perempuan pada dasarnya dilarang untuk berpartisipasi dalam olahraga di negara tersebut.
Tahun lalu, pihak berwenang melarang pertarungan bebas seperti seni bela diri campuran (MMA) dalam kompetisi profesional, dengan alasan bahwa olahraga tersebut terlalu “keras” dan “bermasalah dengan syariah.”