
Sentimen GIIAS Bikin Saham Otomotif Reli di Tengah Penjualan Lesu
- Penjualan mobil lesu, tapi saham otomotif (ASII, AUTO) justru reli di hari pertama GIIAS 2025. Apakah ini hanya euforia sesaat? Simak analisisnya.
Tren Pasar
JAKARTA – Pameran otomotif terbesar di Indonesia, GIIAS 2025, resmi dibuka Kamis, 24 Juli 2025. Momen ini langsung membawa sentimen positif ke lantai bursa, di mana mayoritas saham emiten otomotif dan komponennya kompak bergerak di zona hijau.
Namun yang menarik, euforia di pasar saham ini terjadi di tengah kondisi industri otomotif yang sebenarnya sedang lesu. Data Gaikindo menunjukkan total penjualan mobil nasional sepanjang semester pertama 2025 justru anjlok signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Fenomena yang kontras ini tentu memicu pertanyaan besar: apakah kenaikan harga saham ini hanya 'pesta sesaat' karena GIIAS, atau ini sinyal kebangkitan sektor otomotif? Mari kita bedah lima poin penting di baliknya.
- BRI Salurkan KUR Rp83,38 Triliun hingga Kuartal II-2025
- BMW Indonesia Hadirkan SUV Listrik Premium di Pameran GIIAS 2025
- Sinyal Baru Warren Buffett: Buang Bank of America, Nyerok Saham Pizza
1. Realita Pahit: Penjualan Mobil Nasional Sedang Turun
Sebelum terbawa euforia, penting untuk melihat data fundamental industrinya. Sepanjang periode Januari hingga Juni 2025, total penjualan mobil secara ritel tercatat turun -9,7% dari periode yang sama tahun lalu.
Kondisi pasar yang lesu ini bahkan membuat Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, memasang target yang moderat untuk nilai transaksi GIIAS tahun ini. Ia menyatakan, jika GIIAS 2025 bisa menyamai kesuksesan tahun lalu saja, itu sudah menjadi pencapaian yang luar biasa.
2. 'Efek GIIAS': Saham Astra Group Pimpin Penguatan
Meskipun fundamental industrinya sedang lemah, sentimen positif dari dimulainya GIIAS berhasil memompa harga saham-saham di sektor ini. Saham induknya, PT Astra International Tbk (ASII), terpantau menguat +1,52% menuju level harga Rp5.025 per saham.
Kenaikan juga diraih oleh emiten komponen di bawahnya, seperti PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang ikut tumbuh +0,47% ke level Rp2.160. Tidak mau ketinggalan, saham PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) juga reli +1,59% ke harga Rp960.
3. Para Produsen Ban Juga Ikut 'Pesta'
Sentimen positif tidak hanya dirasakan oleh grup Astra. Dua emiten produsen ban yang berpartisipasi dalam pameran ini juga ikut 'pesta' dan mencatatkan kenaikan harga saham yang cukup solid pada perdagangan hari ini.
Saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) tercatat meraih kenaikan sebesar +0,88%. Penguatan yang lebih signifikan bahkan diraih oleh saham kompetitornya, PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR), yang berhasil tumbuh +1,69%.
4. Anomali Grup Indomobil: Kenapa Justru 'Boncos'?
Di tengah pesta saham otomotif, ada anomali yang menarik. Dua saham dari Grup Indomobil justru bergerak berlawanan arah dan parkir di zona merah. Ini menunjukkan bahwa sentimen positif GIIAS tidak merata ke semua emiten.
Saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), pemegang lisensi merek Suzuki, anjlok -4,55% menuju level harga Rp1.050 per saham. Pelemahan yang lebih dalam bahkan dialami oleh saham PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) yang terkoreksi -5,56%.
5. Jadi, Apa Artinya Ini Bagi Investor Ritel?
Bagi investor ritel, fenomena ini adalah pelajaran tentang event-driven rally. Kenaikan harga saham otomotif saat ini lebih didorong oleh sentimen dan euforia jangka pendek dari perhelatan GIIAS, bukan karena perbaikan fundamental penjualan mobil secara nasional.
Penting untuk dicatat bahwa reli ini tidak merata. Anomali di mana saham Grup Astra menguat sementara Grup Indomobil anjlok menunjukkan investor harus selektif. Jangan membeli 'sektor', tapi analisislah masing-masing emiten secara individual sebelum membuat keputusan.
Ujian sesungguhnya adalah apakah euforia GIIAS mampu mendongkrak data penjualan mobil di semester kedua. Investor jangka panjang disarankan untuk tetap memantau data penjualan riil Gaikindo, karena inilah yang akan menentukan arah sektor otomotif sesungguhnya.