
Sempat Sentuh Harga Terendah, Saham GOTO Meroket Jawab Rekomendasi Speculative Buy
- Seolah menjawab rekomendasi tersebut, harga saham GOTO langsung rebound. Dari harga pembukaan di level Rp57 langsung tancap gas hingga mencapai Rp59 per saham pada pukul 11.00 WIB. Kini, posisi harga hanya berjarak satu poin dari target keuntungan pertama yang ditetapkan analis.
Tren Pasar
JAKARTA - Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menunjukkan pergerakan yang sangat dinamis, melonjak 3,51% ke level Rp59 per saham pada sesi pertama perdagangan Selasa, 24 Juni 2025.
Penguatan signifikan ini terjadi hanya sehari setelah saham GOTO menyentuh level terendah baru sepanjang tahun di harga Rp55 per saham. Asal tahu saja, pada penutupan perdagangan Senin, 23 Juni 2025, kemarin, saham GOTO ditutup melemah 3,39% ke level Rp 57, setelah sempat menyentuh Rp55.
Nah, tekanan jual terhadap emiten teknologi ini terlihat sangat masif dengan total 6,66 miliar saham ditransaksikan. Kondisi ini memperpanjang tren negatif GOTO yang telah anjlok 10,94% dalam sepekan dan jatuh 20,83% dalam sebulan terakhir.
- Harganya Kembali Pulih setelah Anjlok, Bitcoin Makin Kuat Guncangan Geopolitik
- Donasikan Rp60 M Bangun Pusat Perawatan Autisme di Korsel, Berapa Kekayaan Suga BTS?
- BRI Salurkan Pembiayaan Kepada Koperasi Penyuplai Bahan Pangan MBG
Di tengah sentimen pasar yang lesu tersebut, MNC Sekuritas justru merilis analisis teknikal yang merekomendasikan speculative buy atau beli spekulatif pada rentang harga Rp53-Rp 55. Perusahaan efek tersebut menetapkan target harga jual di Rp60 untuk target pertama dan Rp64 untuk target kedua, dengan batas kerugian (stop-loss) di bawah Rp52.
Seolah menjawab rekomendasi tersebut, harga saham GOTO langsung rebound. Dari harga pembukaan di level Rp57 langsung tancap gas hingga mencapai Rp59 per saham pada pukul 11.00 WIB. Kini, posisi harga hanya berjarak satu poin dari target keuntungan pertama yang ditetapkan analis.
Tak ayal, bagi investor yang baru masuk pada saat pembukaan perdagangan hari Selasa di harga Rp57, kenaikan ini tetap memberikan keuntungan instan. Dengan harga yang kini berada di Rp59, investor tersebut sudah mencatatkan keuntungan sebesar 3,51% hanya dalam beberapa jam perdagangan.
Sebagai ilustrasi, seorang investor yang mengalokasikan modal Rp100 juta pada saat pembukaan pasar di harga Rp 57, nilai investasinya kini telah berkembang menjadi sekitar Rp 103,51 juta. Ini berarti ada potensi keuntungan sekitar Rp3,51 juta yang dapat direalisasikan jika melakukan penjualan saat ini.
Sementara itu, dalam skala yang lebih relate dengan pekerja di DKI Jakarta yang mengalokasikan gajinya sebesar 20% (sekitar Rp1,07 juta) dalam membeli saham GOTO di harga Rp57, juga akan mencatatkan hasil positif. Investasinya akan tumbuh menjadi sekitar Rp1,11 juta, atau menghasilkan keuntungan sekitar Rp37.800 dalam beberapa jam.
Kondisi ini menempatkan para investor di persimpangan jalan. Mereka dihadapkan pada pilihan strategis: merealisasikan keuntungan cepat atau tetap memegang saham dengan harapan harga terus menguat hingga mencapai target kedua di Rp64 per saham.
Jejak Investor Besar
Di sisi lain, rebound ini tampaknya bukan sekadar reaksi teknikal sesaat. Kenaikan ini terjadi di atas fondasi yang lebih kokoh: aksi beli diam-diam oleh para manajer investasi raksasa global. Terpantau, nama-nama besar seperti Vanguard Group, JP Morgan, hingga Blackrock justru rajin mengakumulasi saham GOTO sepanjang tahun 2025.
Tak ayal, sejumlah analis menilai aksi borong investor global ini didasari oleh keyakinan pada prospek jangka panjang dan valuasi GOTO yang dianggap sudah murah secara historis. Mereka bertaruh pada potensi pertumbuhan masif dari ekosistem digital GOTO yang mencakup layanan transportasi, e-commerce, dan keuangan.
Dengan demikian, pelemahan harga yang terjadi belakangan ini dinilai tidak terkait dengan fundamental perusahaan, melainkan lebih disebabkan oleh sentimen negatif pasar global. Sementara itu, fundamental GOTO justru terus menunjukkan perbaikan solid, di mana pada Kuartal I-2025 pendapatan naik, beban biaya berhasil dipangkas, dan rugi bersih menyusut hingga 67%.
Pencapaian paling krusial adalah keberhasilan GOTO membukukan arus kas operasional yang positif sebesar Rp301 miliar, ditambah dengan EBITDA Grup yang juga positif. Ini adalah sinyal kuat bahwa GOTO berada di jalur yang tepat menuju profitabilitas berkelanjutan, yang menjelaskan mengapa investor institusional tetap tertarik.