Aktifitas Bursa Saham - Panji 4.jpg
Tren Pasar

Sempat Anjlok, Saham DCII Melesat Jadi Motor IHSG Tembus 8.000

  • IHSG cetak sejarah tembus 8.000 didorong lonjakan dramatis saham DCII. Tapi, indeks gagal bertahan di akhir sesi pertama. Apa alasannya?

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA, TRENASIA.ID – Momen bersejarah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menembus level 8.000 pada Jumat pagi ternyata memiliki motor penggerak utama yang penuh drama. Lonjakan saham emiten data center PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi katalis krusial di balik pencapaian spektakuler ini.

Katalis utama datang setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) melepas saham DCII dari papan pemantauan khusus FCA. Namun, respons awal pasar ternyata negatif. Pada pukul 09.30 WIB, saham DCII sempat anjlok ke level Rp302.000 per saham, menciptakan kekhawatiran sesaat dan memicu pelamahan IHSG.

Akan tetapi, hanya dalam satu jam, sentimen pasar berbalik arah secara drastis. Saham emiten milik Toto Sugiri dan Anthony Salim ini rebound dengan kekuatan penuh, melesat kencang hingga mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa di level Rp398.000 per saham.

Momen Sempurna di Pukul 10.27 WIB

Lonjakan fantastis saham DCII mencapai puncaknya sekitar pukul 10.27 WIB. Pada saat yang hampir bersamaan, papan perdagangan BEI menunjukkan IHSG berhasil menembus dan menyentuh level 8.011,47, menciptakan sebuah momen yang sempurna bagi para pelaku pasar di bursa.

Momen ini terasa semakin spesial karena terjadi tepat saat Presiden Prabowo Subianto memulai Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR 2025. Perhatian pasar terfokus pada sentimen positif kenegaraan yang bersamaan dengan rekor baru di lantai bursa efek Indonesia.

Pengaruh DCII terhadap indeks memang sangat signifikan. Dengan kontribusi mencapai +344.16 poin terhadap kenaikan IHSG sepanjang tahun ini, saham ini membuktikan perannya sebagai salah satu pilar utama dan motor penggerak di balik penguatan pasar modal Indonesia.

Didukung Fondasi Ekonomi yang Solid

Meski DCII menjadi pemicu, rekor IHSG juga ditopang fondasi ekonomi makro yang kokoh. Sentimen positif telah terbangun sebelumnya, didukung pertumbuhan PDB solid 5,12% pada kuartal lalu yang membuktikan bahwa mesin perekonomian nasional terus bergerak sangat kencang.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menilai tren ini mencerminkan fundamental emiten yang kuat. Menurutnya, kenaikan indeks tidak hanya disokong saham besar, tetapi juga oleh kinerja positif emiten papan tengah yang membuat IHSG kini semakin representatif.

Mahendra menambahkan bahwa banyak sentimen positif terjadi serentak di tingkat makro, mikro, hingga global. Dengan kondisi yang lebih pasti, ia berharap refleksi positif ini akan menjadikan kondisi pasar ke depan menjadi semakin baik dan terus bertumbuh secara berkelanjutan.

Kenapa Sesi Satu IHSG Gagal Bertahan? 

Namun, pencapaian level psikologis yang penting ini secara alami memicu aksi ambil untung dari para pelaku pasar. Menjelang penutupan sesi pertama, euforia pagi hari tidak bertahan. IHSG terkoreksi tipis dan ditutup flat di level 7.926,45, gagal mempertahankan posisinya.

Kalangan analis, seperti dari Phintraco Sekuritas, melihat koreksi ini sebagai hal yang wajar secara teknikal. “Indikator MACD yang sideways dan Stochastic RSI yang berada di area overbought mengindikasikan adanya potensi konsolidasi setelah kenaikan tajam yang terjadi pada awal sesi,” jelasnya dalam ulasannya pada siang ini.

Dengan kondisi ini, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang terbatas antara 7.900 hingga 8.000 pada sesi kedua. Pencapaian rekor 8.000 tetap menjadi catatan sejarah, namun perjuangan IHSG sesungguhnya akan diuji pada sesi perdagangan sore ini.