
Sekarang Saat yang Tepat untuk ‘Nabung’ Kripto, Ini Alasannya
- Nggak cuma Bitcoin yang mulai diakumulasi, altcoin seperti Ethereum (ETH) dan XRP juga mulai jadi incaran investor besar. Tapi, kata Fahmi, reli utama altcoin kemungkinan baru akan terjadi saat suku bunga benar-benar mulai turun dan likuiditas pasar kripto meningkat secara signifikan.
Tren Pasar
JAKARTA - Keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) untuk menahan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%-4,5% ternyata nggak bikin pasar gonjang-ganjing. Pasar finansial global, termasuk kripto, justru tetap stabil. Hanya ada sedikit penurunan harga yang menurut banyak analis sudah diprediksi sebelumnya.
Di pasar kripto, harga Bitcoin dan Ethereum tercatat hanya turun tipis—kurang dari 1%. Bitcoin masih bertengger di kisaran $104.000 dan Ethereum di sekitar $2.500, angka yang nggak jauh dari posisi mereka sebelum pengumuman The Fed. Artinya, kondisi pasar relatif tenang.
Sementara itu, pasar saham AS juga bergerak terbatas. Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 44 poin atau 0,10% ke level 42.171, sedangkan S&P 500 nyaris stagnan di angka 5.980. Nasdaq bahkan mencatatkan kenaikan ringan sebesar 0,13% menjadi 19.546 poin.
- Ju Haknyeon Terjerat Skandal, THE BOYZ Lanjutkan Aktivitas dengan 10 Anggota
- Mengenal Keluarga Rothschild, Konglomerat Yahudi di Balik Berdirinya Israel
- Info Saham Hari Ini: IHSG Fase Konsolidasi, 2 Sekuritas Kompak Pantau TLKM
The Fed Tahan Bunga, Pasar Tetap Terkendali
Keputusan The Fed ini sebenarnya sudah sesuai ekspektasi pasar. Jerome Powell, Ketua The Fed, bilang bahwa mereka masih akan mempertimbangkan dua kali pemangkasan suku bunga di tahun ini. Tapi dia juga mewanti-wanti bahwa risiko inflasi bisa meningkat karena tarif impor baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump.
“Dampaknya memang belum langsung terasa sekarang. Tapi ke depan, seiring kenaikan biaya yang mengalir lewat rantai pasokan, inflasi bisa ikut terdorong,” jelas Powell dikutip dari Financial Times, Jumat, 20 Juni 2025.
Meski begitu, Powell tetap optimistis soal kekuatan ekonomi AS, khususnya pasar tenaga kerja yang masih solid. Jadi, belum ada urgensi untuk buru-buru ubah kebijakan moneter.
Investor Milenial & Gen Z, Saatnya ‘Wait and See’?
Fahmi Almuttaqin, analis dari Reku, menilai bahwa keputusan The Fed yang sesuai harapan membuat pasar nggak terlalu bergejolak. Investor juga udah menyesuaikan portofolionya sebelum pengumuman datang.
“Mayoritas investor sekarang ambil posisi ‘wait and see’. Mereka masih nunggu data baru soal inflasi, update kebijakan tarif AS, dan tentunya perkembangan konflik geopolitik seperti Israel-Iran,” ujar Fahmi melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Jumat, 20 Juni 2025.
Ia menambahkan bahwa isu Amerika Serikat yang dikabarkan sedang mempertimbangkan serangan langsung ke Teheran turut menjadi bahan pertimbangan investor global. Namun sampai sekarang, sentimen negatif dari konflik itu belum terlalu berdampak besar pada pasar kripto.
Proyeksi Suku Bunga: Masih Misteri
Ke depan, arah kebijakan The Fed masih cukup misterius. Pasalnya, semakin banyak anggota FOMC (Federal Open Market Committee) yang pesimistis soal penurunan suku bunga tahun ini. Hal ini tercermin dalam hasil jajak pendapat Dot Plot terbaru.
Beberapa institusi keuangan besar seperti Morgan Stanley dan JPMorgan bahkan memperkirakan suku bunga mungkin tetap tinggi sampai 2026, apalagi jika inflasi masih ngeyel bertahan di level tinggi. Tapi peluang pelonggaran moneter tetap terbuka kalau pasar tenaga kerja mulai lemah.
Baca Juga: Waspada Jual-Beli Akun Kripto Ilegal: Ancaman Serius di Balik Maraknya Penipuan Digital
Minat Investor AS ke Bitcoin Belum Padam
Di tengah ketidakpastian global, minat investor Amerika terhadap Bitcoin ternyata tetap kuat. ETF (Exchange Traded Fund) Bitcoin spot masih mencatat tren arus masuk (net inflow) positif yang konsisten sejak 9 Juni lalu.
Menurut Fahmi, hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin makin diakui sebagai aset pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik.
“Meski situasi memanas di Timur Tengah, minat beli investor terhadap Bitcoin lewat ETF masih tinggi. Ini sinyal bahwa Bitcoin punya tempat spesial di hati para investor, khususnya dari AS,” tambahnya.
Altcoin Menyusul, Tapi Harus Sabar
Nggak cuma Bitcoin yang mulai diakumulasi, altcoin seperti Ethereum (ETH) dan XRP juga mulai jadi incaran investor besar. Tapi, kata Fahmi, reli utama altcoin kemungkinan baru akan terjadi saat suku bunga benar-benar mulai turun dan likuiditas pasar kripto meningkat secara signifikan.
Dengan kata lain, sabar dulu aja. Kalau kamu punya altcoin favorit, bisa jadi sekarang adalah momen akumulasi sebelum potensi lonjakan harga di masa depan.
Strategi Cerdas: DCA, Biar Nggak Panik-Panik Klub
Buat anak muda yang pengen mulai atau melanjutkan investasi di kripto tanpa harus ribet mikirin timing, strategi Dollar Cost Averaging (DCA) bisa jadi opsi paling rasional. DCA adalah metode di mana kamu beli aset secara rutin, misalnya sebulan sekali, dalam jumlah yang tetap, tanpa peduli naik-turunnya harga pasar.
“Dengan strategi ini, kamu bisa tetap tenang saat pasar volatile dan tetap bisa akumulasi aset jangka panjang,” jelas Fahmi.
Apalagi sekarang ada banyak fitur yang memudahkan strategi DCA, misalnya fitur Packs di aplikasi Reku. Fitur ini memungkinkan kamu berinvestasi ke beberapa aset kripto unggulan dan ETF saham AS sekaligus dalam satu kali transaksi. Jadi kamu nggak perlu ribet pilih-pilih sendiri.
“Packs juga punya fitur Rebalancing otomatis. Artinya, portofolio kamu bakal disesuaikan secara berkala berdasarkan kondisi pasar. Jadi kamu nggak perlu mikir berat untuk menyeimbangkan kembali portofolio kamu,” lanjutnya.
- 14 Acara Survival K-pop yang Telah Melahirkan Grup Populer Seperti Stray Kids hingga ZEROBASEONE
- Investasi SBN Ritel Kini Lebih Mudah, Trimegah Sekuritas dan DANA Jalin Kerja Sama Penjualan e-SBN Ritel
- Gaji Hakim Naik 280 Persen, Take-Home Pay Bisa Tembus Rp 64 Juta
Investasi Santai Bukan Berarti Asal-asalan
Buat kamu yang baru mulai atau sudah cukup aktif di dunia investasi—khususnya kripto—situasi global saat ini sebenarnya cukup bersahabat. Pasar relatif stabil, dan strategi jangka panjang seperti DCA bisa sangat membantu mengurangi stres akibat fluktuasi jangka pendek.
Yang penting adalah tetap update dengan situasi ekonomi global, jangan gegabah ambil keputusan, dan maksimalkan fitur-fitur teknologi yang bisa bantu kamu diversifikasi dan mengelola investasi dengan lebih cerdas.
Jadi, investasi itu bukan soal “gas pol” pas naik atau “cut loss” pas turun. Tapi soal konsistensi, sabar, dan strategi yang realistis. Yuk, bangun masa depan finansial kamu dari sekarang—pelan tapi pasti, dan pastinya lebih santai!