
Segini Kekayaan Paul McCartney, Musisi Miliarder Pertama di Inggris
- Kenaikan kekayaan ini sebagian besar didorong oleh tur dunia “Got Back” yang berakhir pada Desember setelah menggelar konser di Manchester dan London.
Tren Leisure
JAKARTA – Musisi legendaris dari The Beatles, Paul McCartney, mengalami peningkatan kekayaan setelah tahun lalu ia dinobatkan sebagai musisi miliarder pertama di Inggris.
Berdasarkan daftar orang terkaya versi The Sunday Times, kekayaan musisi berusia 82 tahun itu naik dari £1 miliar pada tahun 2024 menjadi £1,025 miliar pada tahun 2025 (sekitar Rp22,5 triliun).
Kenaikan kekayaan ini sebagian besar didorong oleh tur dunia “Got Back” yang berakhir pada Desember setelah menggelar konser di Manchester dan London. Pada tahun 2024, kekayaan Paul juga melonjak secara signifikan berkat kontribusi dari Beyoncé.
- IPB Pimpin 1 dari 3 Klaster Riset Kolaborasi Uni Eropa dan ASEAN
- Cara Bayar Dam atau Hadyu bagi Jemaah dan Petugas Haji
- Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Begini Gejala, Penyebab hingga Pencegahannya
Penyanyi tersebut membawakan ulang lagu ciptaan Paul berjudul “Blackbird,” yang ia tulis pada tahun 1968 sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan Hak Sipil di Amerika Serikat.
Dengan judul baru “Blackbiird,” Beyoncé merilis lagu tersebut sebagai bagian dari album “Cowboy Carter” yang meraih penghargaan Grammy. Lagu ini langsung masuk peringkat 27 di Billboard 100 dan mencatatkan 14 juta streaming resmi di AS serta 7.000 unduhan pada minggu pertamanya.
Paul awalnya menulis lagu tersebut sebagai penghormatan kepada Little Rock Nine, sekelompok pelajar yang mengalami diskriminasi rasial saat mulai bersekolah di SMA Little Rock yang saat itu hanya menerima siswa kulit putih, pada tahun 1957.
Terkait lirik lagu “Blackbird,” Paul dalam wawancaranya tahun 2002 dengan stasiun radio KCRW di California menjelaskan, “Saat itu saya sedang bermain gitar di Skotlandia, dan saya teringat gagasan tentang ‘you were only waiting for this moment to arise.’”
“Itu menggambarkan perjuangan orang kulit hitam di negara bagian selatan Amerika, dan saya menggunakan simbol burung hitam sebagai perumpamaan.”
“Lagu ini sebenarnya bukan tentang seekor burung hitam yang sayapnya patah, melainkan memiliki makna yang lebih simbolis.”
Dalam buku Many Years From Now yang ditulis bersama Barry Miles, Paul menjelaskan makna lagu tersebut lebih dalam. Ia mengatakan, “Yang saya bayangkan sebenarnya adalah seorang perempuan kulit hitam, bukan seekor burung.”
“Saat itu adalah masa gerakan hak-hak sipil, yang sangat kami pedulikan. Jadi, lagu ini sejatinya merupakan bentuk pesan dari saya kepada seorang perempuan kulit hitam yang tengah menghadapi berbagai kesulitan di Amerika Serikat,” ungkapnya.
- UNVR Bangkit Lewat Efisiensi dan Distribusi Baru, Sekuritas Ini Naikkan Target Saham
- Penurunan Potongan Ojol Bisa Berdampak ke Konsumen, Pemerintah Harus Berbenah
- Harga Bitcoin Dekati Rekor Tertinggi, Transaksi Kripto di RI Melonjak hingga Rp32,7 Triliun
Pada bulan Desember lalu, Paul tampil dalam dua pertunjukan di O2, Inggris, dan dalam salah satunya ia menyambut mantan rekan bandnya, Ringo Starr. Saat naik ke panggung dalam konser tanggal 19 Desember, Ringo mengatakan, “Malam ini luar biasa, pertunjukannya sangat hebat.”
Paul dan Ringo telah beberapa kali tampil bersama sejak mereka meninggalkan The Beatles, termasuk dalam tur Freshen Up milik Paul tahun 2019, serta dalam acara pelantikan Ringo ke Rock and Roll Hall of Fame tahun 2015.