Grafik Investasi.png
Tren Pasar

SBN Ritel: Investasi Aman untuk Masa Depan, Anak Muda Jangan Ketinggalan!

  • Ada beberapa alasan mengapa SBN ritel belum menjadi pilihan utama investor muda, antara lain minimnya literasi keuangan terkait produk ini, anggapan bahwa kupon atau imbal hasilnya kurang menarik, serta likuiditas rendah karena tidak bisa dijual sewaktu-waktu seperti saham.

Tren Pasar

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA -  Di tengah derasnya promosi investasi saham, kripto, dan reksadana di kalangan milenial dan Gen Z, instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel masih belum dilirik secara luas. 

Padahal, SBN ritel memiliki potensi sebagai bagian penting dari strategi keuangan jangka panjang, khususnya bagi generasi muda yang ingin membangun keamanan finansial sejak dini.

Berdasarkan data per Januari 2024, jumlah investor SBN ritel di Indonesia baru mencapai 1.015.531 orang. Angka ini masih sangat kecil dibandingkan total investor pasar modal yang mencapai lebih dari 12,3 juta orang. 

Survei Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Financial Check Up terhadap 6.687 pegawai juga menunjukkan SBN ritel hanya menempati urutan ke-6 dalam pilihan investasi favorit, kalah dari emas, properti, saham, deposito, dan reksadana.

Mengapa SBN Kurang Diminati?

Ada beberapa alasan mengapa SBN ritel belum menjadi pilihan utama investor muda, antara lain minimnya literasi keuangan terkait produk ini, anggapan bahwa kupon atau imbal hasilnya kurang menarik, serta likuiditas rendah karena tidak bisa dijual sewaktu-waktu seperti saham. 

Selain itu, promosi yang kurang “cincai” alias terlalu teknis juga membuat generasi muda merasa jauh dari produk ini. Namun, sejumlah keuntungan SBN ritel justru sangat relevan dengan kebutuhan anak muda saat ini, terutama generasi “sandwich” yang perlu menjaga stabilitas modal sembari mempersiapkan masa depan.

SBN Ritel: Aman, Mudah, dan Terjangkau

Surat Berharga Negara (SBN) ritel dari  Bank Indonesia menawarkan tingkat keamanan yang sangat tinggi karena dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia, sehingga risiko gagal bayar nyaris nihil. 

“Dari sisi preferensi risiko, SBN ritel ini secara umum adalah instrumen yang tingkat risiko-nya rendah, sehingga cocok untuk hampir semua kalangan,” tulis laman resmi Kemenkeu, dikutip Kamis, 12 Juni 2025.

Bunga (kupon) SBN dibayarkan secara tetap dan berkala, umumnya setiap kuartal atau semester sehingga memberikan aliran pendapatan yang dapat direncanakan dengan baik oleh investor.

Selain imbal hasil yang dapat diprediksi, SBN ritel juga sangat terjangkau, modal awal mulai dari Rp 1 juta, sehingga ideal bagi mereka yang baru memulai perjalanan investasi. Ditambah lagi, kupon yang diterima bebas pajak penghasilan, memungkinkan seluruh keuntungan dapat dioptimalkan tanpa potongan tambahan.

Dalam era digital, pembelian SBN ritel semakin mudah karena tersedia secara online melalui aplikasi resmi milik bank. Proses pendaftaran, pembelian, dan pemantauan portofolio dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, membuat instrumen investasi ini menjadi pilihan praktis untuk semua kalangan.

SBN: Cocok untuk Jangka Panjang, Tapi Bisa untuk Jangka Pendek?

Secara umum, SBN ritel dirancang sebagai instrumen jangka menengah hingga panjang, dengan tenor mulai dari dua hingga tiga tahun. Ini menjadikannya cocok untuk tujuan seperti dana pendidikan anak, tabungan pensiun, atau pembelian rumah.

Namun, SBN juga bisa memberikan keuntungan jangka pendek, khususnya bagi investor yang membeli jenis SBN yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) atau Sukuk Ritel (SR). 

"Terkait dengan risiko likuiditas, yaitu seberapa cepat suatu instrumen dapat dijual untuk mendapat dana tunai, pilihan instrumen yang likuid adalah ORI dan SR. Keduanya dapat diperjual-belikan (tradable) di pasar sekunder (tempat jual beli antar investor)," tambah tulisan Kemenkeu tersebut.

Jika harga pasar naik, investor bisa mendapatkan capital gain. Meski demikian, potensi keuntungan ini terbatas dan tidak sefleksibel instrumen pasar modal lainnya.

Strategi Investasi untuk Anak Muda

Agar anak muda dapat memanfaatkan SBN secara maksimal, ada beberapa langkah strategis. Pertama, petakan dengan jelas tujuan keuangan Anda, baik untuk kebutuhan jangka pendek seperti membeli gadget atau liburan, maupun rencana jangka panjang seperti dana pendidikan anak atau pensiun. 

Kedua, diversifikasi portofolio dengan mengombinasikan SBN bersama instrumen lain, misalnya reksadana atau saham untuk menyeimbangkan risiko dan potensi imbal hasil. 

Ketiga, terapkan strategi investasi berkala dengan melakukan pembelian rutin, sehingga Anda dapat membangun portofolio yang lebih stabil dan merata tanpa terlalu terpengaruh fluktuasi pasar. 

Terakhir, pertimbangkan penggunaan jasa perencana keuangan profesional agar pemilihan produk dan alokasi dana benar-benar sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansial Anda. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, generasi muda dapat lebih percaya diri dan terstruktur dalam menavigasi dunia investasi.