
Saudi Suntik Investasi Rp9.964 T ke AS, Trump Kegirangan
- Salah satu kesepakatan terbesar yang diungkap adalah penjualan alat pertahanan canggih senilai hampir US$142 miliar, yang akan dikirimkan oleh sejumlah perusahaan senjata terkemuka asal AS ke Arab Saudi dalam beberapa tahun ke depan.
Dunia
RIYADH - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan pencapaian besar dalam hubungan ekonomi antara AS dengan Arab Saudi. Terbaru, kerajaan Arab Saudi mengumumkan komitmen investasi sebesar US$600 miliar atau sekitar Rp9.964 triliun (kurs Rp16.610).
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump memuji langkah berani para pemimpin Saudi dan menyebut bahwa kemitraan ini merupakan tonggak baru dalam memperkuat kerja sama strategis antara kedua negara.
Investasi jumbo ini akan mencakup berbagai sektor, mulai dari pertahanan, teknologi, hingga infrastruktur digital. Salah satu kesepakatan terbesar yang diungkap adalah penjualan alat pertahanan canggih senilai hampir US$142 miliar, yang akan dikirimkan oleh sejumlah perusahaan senjata terkemuka asal AS ke Arab Saudi dalam beberapa tahun ke depan.
"Perjanjian tersebut menyediakan kerajaan dengan peralatan dan layanan perang canggih dari belasan perusahaan pertahanan AS," ujar Trump dalam pernyataan resminya, dikutip Reuters, Rabu, 12 Mei 2025.
Trump menyatakan kesepakatan ini tidak hanya menguntungkan industri dalam negeri, tetapi juga memperkuat aliansi keamanan di kawasan Timur Tengah.
- Cara Menutup Akun Polis Asuransi Prudential Indonesia: Panduan Lengkap
- Kesepakatan Dagang Sementara AS-Tiongkok Kurangi Risiko Resesi dan Tekanan Inflasi
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 14 Mei 2025 untuk Wilayah DKI Jakarta
Penguatan Kerja sama Berbagai Sektor
Arab Saudi juga berencana untuk memperkuat kehadirannya dalam sektor teknologi tinggi di AS. Melalui perusahaan DataVolt, Saudi akan menanamkan investasi sebesar US$20 miliar untuk membangun jaringan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI).
Selain itu, sektor infrastruktur digital AS akan menerima tambahan investasi sebesar US$80 miliar, yang melibatkan perusahaan-perusahaan raksasa seperti Google, Oracle, Uber, dan Salesforce. Trump menilai langkah ini sebagai bentuk kepercayaan dunia terhadap daya saing ekonomi digital Amerika.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, turut menyampaikan target jangka panjang dalam kemitraan ini. Ia menekankan bahwa kerja sama Saudi-AS ke depan ditargetkan mencapai nilai US$1 triliun, mencakup sektor militer, ekonomi, dan teknologi strategis.
Ia menyebut Amerika Serikat sebagai mitra utama dalam transformasi besar Arab Saudi di bawah payung Visi 2030. Namun, sejumlah ekonom mengingatkan bahwa merealisasikan seluruh komitmen investasi ini akan menghadapi berbagai tantangan.
Salah satunya adalah tekanan fiskal yang dihadapi Arab Saudi, termasuk defisit anggaran yang membesar akibat menurunnya harga minyak dunia serta besarnya anggaran proyek domestik seperti pembangunan NEOM dan diversifikasi ekonomi.
Beberapa analis juga menyoroti perlunya pengawasan yang ketat untuk memastikan transparansi dan efektivitas penggunaan investasi tersebut.
- Cara Menutup Akun Polis Asuransi Prudential Indonesia: Panduan Lengkap
- Kesepakatan Dagang Sementara AS-Tiongkok Kurangi Risiko Resesi dan Tekanan Inflasi
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 14 Mei 2025 untuk Wilayah DKI Jakarta
Pencabutan Sanksi Suriah
Dalam kesempatan yang sama, Trump membuat pernyataan mengejutkan dengan mengumumkan niatnya untuk mencabut seluruh sanksi AS terhadap Suriah.
Ia mengatakan langkah ini diperlukan agar Suriah bisa “bangkit kembali dan menjadi besar.” Pernyataan ini mengundang reaksi beragam, mengingat hubungan yang tegang antara Washington dan Damaskus selama lebih dari satu dekade.
Secara keseluruhan, pengumuman ini menandai langkah signifikan dalam hubungan AS–Saudi di bawah pemerintahan Trump. Jika janji investasi ini terealisasi, maka hal ini bisa menjadi salah satu warisan ekonomi dan diplomatik terbesar dalam masa jabatannya, sekaligus menunjukkan daya tarik Amerika Serikat di mata mitra global dalam hal teknologi, pertahanan, dan infrastruktur masa depan.