Ilustrasi Pengamatan IHSG - Panji 6.jpg
Tren Pasar

Satu Data NFP Dirilis, Mengapa Emas dan Kripto Anjlok Tapi Saham AS Pesta?

  • Satu data NFP membuat pasar terbelah: emas & kripto anjlok, saham AS rekor. Kenapa? Karena data ini bikin The Fed galau antara sinyal kuat dan lemah.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA - Laporan bulanan paling ditunggu dari AS, Nonfarm Payrolls (NFP), akhirnya rilis dan sukses membuat pasar jungkir balik. Rapor tenaga kerja ini menjadi penentu nasib jangka pendek bagi berbagai aset investasi, mulai dari emas, kripto, hingga saham global.

Di permukaan, data NFP untuk Juni 2025 ini terlihat sangat bagus, bahkan berhasil melampaui ekspektasi para analis. Namun, reaksi pasar justru terbelah secara ekstrem: beberapa aset anjlok, sementara yang lain malah terbang mencetak rekor baru.

Kondisi membingungkan ini tentu membuat investor bertanya-tanya, sebenarnya data ini bagus atau jelek? Untuk menjawabnya, mari kita bedah tuntas lima poin penting di balik laporan krusial yang dirilis pada Jumat, 4 Juli 2025 ini, dan dampaknya ke portofolio Anda.

1. Kabar Baik yang Punya Catatan Kaki

Secara umum, rapor tenaga kerja AS terlihat kinclong dengan penambahan pekerjaan baru mencapai 147.000, jauh di atas perkiraan analis. Tingkat pengangguran juga turun menjadi 4,1%, lebih baik dari proyeksi, yang seharusnya menjadi kabar sangat baik bagi perekonomian.

Namun, jika kita 'mengintip' lebih dalam, ada beberapa catatan penting. Mayoritas pekerjaan baru ternyata datang dari sektor pemerintah. Sektor swasta justru hanya menambah 74.000 pekerjaan, sebuah angka terendah dalam delapan bulan terakhir yang menunjukkan adanya pelemahan.

Selain itu, pertumbuhan upah tahunan juga terdeteksi melambat menjadi 3,7%, dan jumlah orang yang 'putus asa' mencari kerja naik. Ini adalah sinyal-sinyal bahwa kekuatan ekonomi riil Amerika Serikat mungkin tidak sekokoh yang terlihat di permukaan.

2. Efek Domino Instrumen Investasi

Efek domino dari data ini langsung terasa berbeda di setiap pasar. Harga emas, yang sebelum rilis data diperdagangkan di kisaran US$3.365, langsung terkoreksi tajam hingga menyentuh US3.332 per ons troi, atau turun sekitar 0,9% - 1%.

Hal serupa terjadi di pasar kripto. Bitcoin (BTC), yang sempat menembus US$110.000, ikut tertekan turun sekitar 0,5% - 1%. Penurunan pada kedua aset ini disebabkan oleh ekspektasi bahwa The Fed akan menunda pemangkasan suku bunga, yang membuat dolar AS menguat.

Sebaliknya, pasar saham AS justru berpesta pora. Indeks S&P 500 dan Nasdaq bahkan kompak mencetak rekor tertinggi baru, dengan Nasdaq memimpin kenaikan hampir +1,3% dan S&P 500 naik +0,8% dalam perdagangan harian. Investor melihat ini sebagai skenario soft landing yang ideal, di mana ekonomi AS cukup kuat untuk menghindari resesi.

3. Kapan Suku Bunga Bakal Turun?

Laporan NFP yang hasilnya ambigu ini sukses membuat Bank Sentral AS (The Fed) berada dalam posisi semakin sulit. Di satu sisi, inflasi sudah mulai turun, namun di sisi lain, pasar tenaga kerja secara umum masih terlihat cukup kuat.

Reaksi pasar pun terlihat jelas. Menurut data CME FedWatch, probabilitas pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan September langsung turun dari 72% menjadi 58% setelah data ini rilis. Artinya, pasar kini berekspektasi penurunan suku bunga mungkin akan tertunda.

4. Drama Trump vs Powell Makin Panas

Situasi ini diperparah dengan 'drama' politik yang makin memanas di Washington. Presiden Trump, yang sangat menginginkan suku bunga rendah untuk mendorong ekonomi, dilaporkan semakin vokal menyerukan agar Ketua The Fed, Jerome Powell, mengundurkan diri.

Tekanan ini tidak main-main dan bahkan sampai ke level legislatif. Adanya seruan investigasi Kongres terhadap Powell atas berbagai tuduhan tentu menambah lapisan ketidakpastian pada arah kebijakan moneter The Fed ke depannya, yang membuat pasar semakin sulit menebak.

5. Jadi, Mesti Gimana? 

Di tengah semua kebingungan ini, beberapa pemain besar ternyata masih optimistis. Raksasa perbankan seperti Goldman Sachs, misalnya, tetap memproyeksikan akan ada tiga kali penurunan suku bunga sebelum akhir tahun 2025, sebuah pandangan yang cukup berani.

Bahkan salah satu anggota dewan The Fed, Christopher Waller, menyebut bahwa penurunan suku bunga bisa saja dimulai secepatnya pada bulan Juli ini. Pandangan ini menunjukkan bahwa pintu untuk kebijakan yang lebih longgar masih terbuka lebar, meski waktunya belum pasti.

Bagi investor, semua sinyal yang beragam ini berarti satu hal: volatilitas pasar akan tetap tinggi. Karena itu, sangat penting untuk terus memantau setiap rilis data ekonomi berikutnya sebelum mengambil keputusan investasi yang besar dan signifikan.