Logo Telkom - Panji 1.jpg
Tren Pasar

Saham Hari Ini Cum Date Dividen TLKM, Danantara Berpotensi Raup Cuan Rp10,96 Triliun

  • Hari ini, 10 Juni 2025, jadi cum date saham TLKM untuk dividen Rp212,46 per saham. Danantara berpotensi menerima cuan Rp10,96 triliun, jadi tulang punggung penerimaan negara non-pajak.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA - Hari ini, Selasa 10 Juni 2025, menjadi hari terakhir atau cum date bagi investor yang ingin membeli saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di pasar reguler dan tunai untuk mendapatkan hak atas dividen tunai tahun buku 2024. 

Nah, setelah cum date hari ini, investor yang membeli saham TLKM tidak lagi berhak atas dividen jika melakukannya mulai besok, 11 Juni 2025, yang merupakan ex date di pasar reguler. Adapun pembayaran dividen dijadwalkan akan dilakukan pada 2 Juli 2025.

Info saja, TLKM telah menetapkan angka dividen tahun buku 2024 senilai Rp 212,46 per saham, dengan total nilai mencapai Rp21,04 triliun. Berdasarkan harga penutupan Kamis, 5 Juni 2025, di level Rp2.840, dividen tersebut mencerminkan dividend yield sebesar 7,48%. 

Angka tersebut menempatkan TLKM sebagai salah satu emiten dengan yield tertinggi di antara saham BUMN dan sektor telekomunikasi. Namun demikian, pergerakan harga saham TLKM sepanjang 2025 relatif terbatas. 

Hingga awal Juni, saham ini baru mencatat kenaikan 5,19% secara year-to-date (YtD), meskipun masih lebih unggul dibandingkan dua pesaing utamanya, PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Smart Telecom Tbk (EXCL), yang sama-sama mengalami penurunan harga saham.

Track Record Dividen TLKM

Tingginya dividen yang dibagikan TLKM tahun ini mencerminkan 89% dari total laba bersih tahun 2024. Sebagai perbandingan, pada tahun buku sebelumnya, Telkom hanya membagikan Rp178,5 per saham atau sekitar 72% dari laba bersihnya. 

Lonjakan payout ratio ini menunjukkan komitmen manajemen dalam mengedepankan imbal hasil bagi pemegang saham, di tengah tren pertumbuhan laba yang berkelanjutan. Yang menarik, ini ditunjukan oleh TLKM selama satu dekade terakhir. 

Data yang dihimpun TrenAsia menunjukkan bahwa sejak 2014, TLKM secara konsisten membagikan dividen dengan tren meningkat: dari Rp89,46 (2014) hingga Rp178,50 per saham (2023). Meskipun sempat terjadi fluktuasi pada 2019 dan 2021, imbal hasil dividen TLKM tetap tergolong menarik di mata investor jangka panjang.

Konsistensi pembagian dividen ini juga mencerminkan pergeseran Telkom menuju fase perusahaan matang. Pada fase ini, fokus lebih diarahkan pada efisiensi operasional dan distribusi keuntungan, dibandingkan ekspansi agresif seperti satu dekade sebelumnya.

Hal ini turut diamini oleh CGS International Sekuritas dalam riset terbarunya. Perusahaan efek terseby menyebut TLKM sebagai saham defensif unggulan di sektor infrastruktur telekomunikasi karena kestabilan kinerjanya. 

Meskipun pendapatan dan laba bersih kuartal I-2025 tercatat turun masing-masing 2,11% dan 4,01% secara tahunan (YoY), prospek dividen tetap solid berkat efisiensi belanja modal yang dijaga pada kisaran 17–19% dari pendapatan.

Porsi Danantara dan Rekomendasi Saham TLKM

Dari total dividen tersebut, holding BUMN Danantara, yang kini menguasai 52,09% saham TLKM, akan menerima Rp10,96 triliun. Setoran ini menambah pemasukan negara dari dividen BUMN, setelah sebelumnya Danantara mengantongi Rp47,91 triliun pada April 2025 dari empat bank Himbara.

Secara kumulatif, dividen yang diterima Danantara sepanjang semester I-2025 telah menembus Rp58 triliun. Angka ini mempertegas peran Telkom dan BUMN lainnya sebagai kontributor utama penerimaan negara non-pajak, khususnya di tengah kebutuhan belanja pemerintah yang terus meningkat.

Meski harga saham TLKM cenderung stagnan, sejumlah analis pasar modal tetap optimistis. Mandiri Sekuritas dalam riset terbarunya memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp3.500, sementara MNC Sekuritas menetapkan target Rp3.120 per saham.

Jika target harga tersebut tercapai, investor yang membeli saham TLKM sebelum ex date berpotensi memperoleh imbal hasil ganda, baik dari dividen tunai yang tinggi, maupun dari peluang capital gain di masa mendatang.