Wamenaker Kopdar Gojek - Panji 4.jpg
Tren Pasar

Saham GOTO Bangkit 12 Persen Sepekan, Sinyal Comeback Jelang Rilis Lapkeu?

  • Saham GOTO (GoTo Gojek Tokopedia) melonjak 12% sepekan didorong aksi borong asing jelang rilis laporan keuangan. Akankah ini jadi sinyal comeback?

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang lama tertidur kini menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Dalam sepekan terakhir, saham emiten teknologi ini berhasil melonjak signifikan sebesar 12,07%.

Reli ini ternyata ditopang oleh aksi borong masif dari investor asing, yang tercatat melakukan pembelian bersih hingga Rp1,24 triliun dalam tiga bulan terakhir. Ini adalah sinyal kepercayaan yang kuat dari pasar global terhadap prospek GOTO.

Pembalikan sentimen ini terjadi tepat menjelang momen krusial: pengumuman laporan keuangan kuartal kedua yang dijadwalkakan pada 13 Agustus 2025. Lantas, apa saja sentimen yang mendasari optimisme ini dan apa risikonya? Mari kita bedah tuntas.

1. Sinyal dari Pasar: Reli Harga & Aksi Borong Asing

Sinyal kebangkitan pertama datang dari pergerakan harganya. Dalam sepekan terakhir, saham GOTO berhasil melonjak signifikan sebesar +12,07%. Reli ini menjadi pembalikan arah yang penting setelah periode pelemahan yang cukup panjang, menarik kembali perhatian para trader.

Penguatan harga ini ternyata ditopang oleh aliran dana asing yang deras. Hanya dalam periode satu pekan terakhir saja, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih atau net buy saham GOTO senilai Rp334 miliar.

Jika ditarik lebih panjang, aksi akumulasi asing ini terlihat lebih masif lagi. Dalam periode tiga bulan terakhir, total net buy investor asing di saham GOTO telah mencapai angka fantastis, yaitu sebesar Rp1,24 triliun.

Aksi borong yang konsisten dari investor global ini adalah sinyal kepercayaan yang sangat kuat. Ini menunjukkan bahwa sebagian 'smart money' global melihat valuasi GOTO saat ini sudah menarik dan mengantisipasi adanya perbaikan kinerja di masa depan.

2. Fundamental yang Terus Membaik

Pendorong utama optimisme adalah keberhasilan GOTO dalam membalikkan kinerja keuangannya. Perusahaan ini telah berhasil mencatatkan tiga kuartal berturut-turut dengan laba EBITDA yang disesuaikan, sebuah tonggak penting menuju profitabilitas berkelanjutan.

Mesin pertumbuhan utamanya kini adalah unit fintech, di mana pendapatan dari dompet digital dan layanan pinjamannya meroket 90% secara tahunan. Ini membuktikan bahwa GOTO tetap bisa tumbuh kencang bahkan setelah melepas unit e-commerce-nya.

3. Analis Top Sebut Peluang Beli

Sejumlah analis top meyakini bahwa perbaikan fundamental ini belum tercermin di harga sahamnya. Analis JPMorgan, Henry Wibowo, dalam risetnya menulis bahwa “harga saat ini menarik dan koreksi belakangan ini menjadi peluang beli yang menarik,” dalam keterangannya belum lama ini. 

Senada, Nirgunan Tiruchelvam dari Aletheia Capital menyatakan bahwa GOTO sudah solid secara operasional. “GOTO telah mengambil langkah-langkah strategis yang tepat, tetapi pasar tampaknya masih memberikan tekanan terhadap sahamnya,” ujarnya.

Mohit Mirpuri dari SGMC Capital bahkan lebih optimistis. Menurutnya, GOTO menunjukkan skala dan momentum yang kuat. “GOTO bisa menjadi kuda hitam dalam persaingan fintech Asia Tenggara,” katanya, menyoroti potensi besar di masa depan.

4. Rumor Merger dengan Grab Kembali Panas

Di luar fundamental, ada satu katalis spekulatif yang kembali memanaskan pasar. Rumor lama mengenai potensi merger antara GOTO dengan rival regionalnya, Grab Holdings, kembali mencuat dan menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan investor.

Spekulasi ini kembali muncul setelah Grab diketahui baru saja menjual obligasi konversi. Pasar menafsirkan langkah ini sebagai upaya Grab untuk menghimpun dana segar yang bisa digunakan untuk aksi korporasi besar, salah satunya adalah mengakuisisi GOTO.

5. Sisi Kontra: Keraguan dari Sebagian Analis

Namun, tidak semua analis optimistis dengan prospek GOTO ke depan. Analis strategi dari Morningstar, Kai Wang, justru menilai potensi pertumbuhan jangka panjang GOTO kini menjadi lebih terbatas setelah melepas unit e-commerce-nya.

Alasan utamanya adalah GOTO kini tertinggal dari rivalnya dalam hal kelengkapan ekosistem. “Tanpa lini e-commerce, GOTO tertinggal dari Grab dalam hal pertumbuhan jangka panjang,” ujar Wang, menyoroti tantangan persaingan GOTO ke depan.

6. Momen Kebenaran

Pada akhirnya, semua mata kini tertuju pada tanggal 13 Agustus 2025, saat GOTO akan merilis laporan keuangan kuartal keduanya. Momen inilah yang akan menjadi pembuktian, apakah narasi comeback ini didukung oleh data kinerja yang solid.

Investor akan mencermati kelanjutan pertumbuhan di unit fintech dan efisiensi biaya. Mohit Mirpuri menegaskan bahwa peluang rebound tetap terbuka lebar. “Saya percaya masih ada ruang untuk pemulihan, bahkan tanpa merger, selama perusahaan terus menunjukkan profitabilitas dan disiplin eksekusi,” pungkasnya.