
Saham GOTO Anjlok Meski Buyback Rp1,79 T, Isu Merger dengan Grab Belum Ampuh
- Perusahaan menyampaikan akan kembali melakukan buyback lanjutan dengan nilai maksimal mencapai US$200 juta atau sekitar Rp3,3 triliun.
Bursa Saham
JAKARTA - Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masih belum menunjukkan penguatan meskipun perusahaan teknologi tersebut telah menggelontorkan dana jumbo untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) dan rumor mengenai aksi korporasi dengan Grab kembali merebak.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis, 15 Mei 2025, pukul 10.50 WIB, saham GOTO justru melemah 3,8% ke level Rp76, setelah dibuka di posisi Rp79. Penurunan ini terjadi di tengah upaya GOTO memperkuat harga sahamnya melalui buyback yang cukup agresif.
Perusahaan tercatat telah menghabiskan dana sebesar Rp1,79 triliun atau setara dengan US$112,3 juta untuk menyerap kembali saham dari pasar sepanjang periode buyback hingga April 2025. Jumlah saham yang telah dibeli kembali mencapai 27,79 miliar lembar saham Seri A. Adapun pada April 2025 saja, GOTO membeli sekitar 1,97 miliar saham.
- Akankah Perdamaian Suriah-AS Jadi Awal Keretakan Hubungan AS-Israel?
- Chatib Basri: Kebijakan Tarif Trump Bisa Picu Great Depression Kedua
- Livin’ by Mandiri Catat Kinerja Positif Lewat Pertumbuhan Transaksi dan Pengguna
Dengan pembelian tersebut, porsi saham treasuri GOTO meningkat dari sebelumnya 2,17% menjadi 2,33%. Namun, langkah korporasi itu belum cukup memulihkan kepercayaan pasar. Harga saham GOTO masih tertekan, menunjukkan bahwa investor belum sepenuhnya yakin dengan efektivitas strategi buyback dalam mendongkrak fundamental maupun sentimen terhadap saham emiten teknologi tersebut.
GOTO pun belum berhenti. Perusahaan menyampaikan akan kembali melakukan buyback lanjutan dengan nilai maksimal mencapai US$200 juta atau sekitar Rp3,3 triliun. Rencana ini masih menunggu restu pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dana pembelian kembali tersebut seluruhnya akan berasal dari kas internal perseroan.
Di sisi lain, spekulasi soal potensi merger dengan Grab kembali muncul ke permukaan. Reuters melaporkan bahwa perusahaan teknologi asal Singapura tersebut tengah menjajaki akuisisi terhadap GOTO dan bahkan telah menunjuk penasihat keuangan untuk membahas kemungkinan kesepakatan pada kuartal II/2025. Isu ini sempat memicu reaksi pasar, namun tidak cukup kuat untuk menahan tekanan jual yang masih berlangsung.
Corporate Secretary GOTO, RA Koesoemohadiani, menyatakan bahwa perseroan memang menerima banyak pendekatan dari berbagai pihak, namun belum ada keputusan final terkait transaksi strategis. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa rumor merger belum berada pada tahap konklusif.
Dengan demikian, investor tampaknya masih menahan diri untuk masuk ke saham GOTO sebelum ada kejelasan yang lebih konkret. Di tengah tekanan likuiditas di sektor teknologi, valuasi yang terus menurun, serta ketidakpastian arah bisnis ke depan, pasar kini menuntut langkah lebih tegas dan strategis dari manajemen. Sekadar buyback belum cukup untuk menjawab keraguan fundamental dan prospek jangka panjang perusahaan.