20230216_171531.jpg
Bursa Saham

Saham BBTN Lanjutkan Reli, Sentimen Positif Perkuat Prospek Jangka Menengah

  • Sehari sebelumnya, BBTN telah menguat signifikan sebesar 6,22% ke posisi Rp1.025 per saham pada sesi II perdagangan, Rabu, 23 April 2025. Ini menjadi level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, atau sejak 4 Februari 2025.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Saham emiten perbankan plat merah, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) kembali melanjutkan reli penguatannya pada Kamis, 24 April 2025, usai mencatatkan performa impresif sepanjang sepekan terakhir. 

Berdasarkan data Stockbit, hingga penutupan sesi pertama perdagangan hari ini, saham BBTN tercatat naik 2,48% ke level Rp1.035 per saham. Aktivitas perdagangan pun aktif, dengan volume mencapai 577 ribu lot dan nilai transaksi sebesar Rp59,38 miliar.

Sehari sebelumnya, BBTN telah menguat signifikan sebesar 6,22% ke posisi Rp1.025 per saham pada sesi II perdagangan, Rabu, 23 April 2025. Ini menjadi level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, atau sejak 4 Februari 2025. 

Asal tahu saja, sepanjang April berjalan (month to date/mtd), saham BBTN telah melonjak sekitar 28%, menjadikannya emiten bank dengan performa saham terbaik di antara empat bank papan atas: BBCA (17,23%), BBNI (11,68%), BBRI (7,80%), dan BMRI (7,33%).

Optimisme pasar terhadap prospek saham BBTN masih kuat. Riset BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga di kisaran Rp1.100 per saham. Sementara itu, Mandiri Sekuritas bahkan menargetkan harga BBTN mencapai Rp1.500 per saham, sejalan dengan prospek bisnis dan valuasi yang dinilai atraktif.

VP Marketing Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menyebut penguatan saham BBTN ditopang oleh valuasi yang sangat menarik. “Rasio price to book value (PBV) BBTN hanya 0,44x. Ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata bank besar lainnya,” ujarnya dalam wawancara di Jakarta, Rabu (23/4).

Oktavianus menambahkan, BTN menunjukkan perbaikan fundamental yang signifikan. Hingga Februari 2025, penyaluran kredit perseroan tumbuh 5,84% yoy menjadi Rp359 triliun, meskipun net interest income (NII) tercatat turun 13,32% yoy menjadi Rp1,9 triliun.

Sentimen positif lainnya datang dari penyelesaian akuisisi 100% saham PT Bank Victoria Syariah (BVIS) oleh BTN. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana pemisahan (spin-off) unit usaha BTN Syariah. Nilai akuisisi diperkirakan mencapai Rp1,5 hingga Rp1,6 triliun, dan mendapat respons positif dari investor. Atas dasar ini, Kiwoom Sekuritas juga mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga di level Rp1.165 per saham.

Dengan kombinasi kinerja solid, valuasi rendah, dan strategi ekspansi yang agresif, BBTN kini tampil sebagai salah satu saham sektor perbankan paling menjanjikan di kuartal II 2025. Momentum ini diperkirakan akan terus bergulir, terutama dengan transformasi digital dan penguatan segmen syariah yang terus dikembangkan oleh perseroan.