image (1).jpg
Tren Pasar

Saham ASII Akhirnya Comeback ke Rp5.000, Euforia Sesaat atau Potensi Upside?

  • Didorong aksi borong asing Rp827 Miliar, saham Astra (ASII) tembus Rp5.000. Apakah ini hanya efek GIIAS atau sinyal kenaikan lebih lanjut? Cek target harganya.

Tren Pasar

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Saham blue-chip PT Astra International Tbk (ASII) akhirnya berhasil membuat 'comeback' yang telah lama dinanti-nantikan investor. Pada perdagangan hari ini, Kamis, 24 Juli 2025, saham ASII sukses menembus kembali level psikologis penting di angka Rp5.000.

Hingga sesi siang, saham ASII terpantau menguat +1,52% ke level Rp5.025, bahkan sempat menyentuh level tertinggi barunya tahun ini di Rp5.075. Penguatan ini menjadi sinyal positif di tengah kondisi pasar otomotif yang sebenarnya sedang lesu.

Kenaikan yang signifikan ini tentu memicu pertanyaan besar: apa sebenarnya 'bensin' yang mendorong reli saham Astra kali ini, dan apakah momentum ini akan berlanjut? Mari kita bedah lima pemicu utama di baliknya.

1. Katalis Jangka Pendek: Euforia GIIAS 2025

Pemicu pertama yang paling terasa adalah dimulainya pameran otomotif terbesar di Indonesia, GIIAS 2025. Perhelatan akbar yang dibuka hari ini sontak menyebarkan sentimen positif ke saham-saham di sektor otomotif dan pendukungnya.

Sebagai pemimpin pasar otomotif nasional, ASII tentu menjadi emiten yang paling diuntungkan dari euforia jangka pendek ini. Investor berekspektasi pameran GIIAS akan menjadi titik balik yang mendongkrak kembali minat beli dan penjualan mobil di semester kedua.

2. Bensin Utama: Aksi Borong Asing Sebesar Rp827 Miliar

Namun, bensin utama di balik reli ASII ternyata adalah aliran dana asing yang sangat deras. Sepanjang bulan Juli ini, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) saham ASII senilai Rp827,91 miliar.

Aksi borong ini sangat istimewa. Pasalnya, ini terjadi di saat investor asing justru sedang gencar melakukan jual bersih (net sell) di pasar saham Indonesia secara keseluruhan. Ini menunjukkan adanya kepercayaan dan keyakinan yang sangat tinggi dari investor global terhadap prospek ASII.

3. Masih Merajai Pasar Otomotif Nasional

Meskipun pasar otomotif nasional sedang lesu dengan total penjualan turun -8,6% pada semester pertama 2025, Astra tetap menunjukkan dominasinya. Perusahaan berhasil mempertahankan pangsa pasarnya secara kokoh di level 54%.

Chief of Corporate Affairs Astra, Boy Kelana Soebroto, menyatakan bahwa perusahaan berharap pemulihan penjualan otomotif nasional dapat terjadi di semester kedua. Dominasi pangsa pasar ini menjadi fondasi kuat yang membuat investor tetap percaya pada ASII.

4. Prospek ke Depan: Analis Patok Target Harga Rp5.800

Meskipun harganya sudah menembus Rp5.000, analis dari BRI Danareksa Sekuritas melihat potensi kenaikan masih terbuka lebar. Mereka secara konsisten mempertahankan rekomendasi "Beli" untuk saham ASII dengan target harga yang optimistis.

Target harga dalam 12 bulan ke depan dipatok di level Rp5.800. Proyeksi ini tidak hanya didasarkan pada potensi pemulihan pasar otomotif, tetapi juga mempertimbangkan peningkatan kontribusi dari segmen bisnis Astra lainnya, seperti pertambangan emas.

5. Bagaimana Investor Ritel Harus Menyikapinya?

Bagi investor ritel, kenaikan ASII menembus Rp5.000 adalah sinyal teknikal yang positif. Namun, penting untuk membedakan antara sentimen jangka pendek dengan fundamental jangka panjang. Reli saat ini lebih didorong oleh euforia GIIAS dan aliran dana asing.

Ujian sesungguhnya adalah apakah sentimen ini mampu berbuah menjadi kenaikan penjualan mobil riil di semester kedua. Investor jangka panjang disarankan untuk tidak terlalu reaktif terhadap euforia sesaat dan tetap fokus memantau data penjualan mobil dari Gaikindo.

Melihat target harga analis di Rp5.800, saham ASII masih menyimpan potensi kenaikan (upside) lebih dari 15% dari level saat ini. Hal ini menjadikannya tetap menarik untuk investasi jangka panjang, meskipun investor perlu bersabar jika pemulihan penjualan otomotif memakan waktu.