
Saatnya Beli Saham BBRI dan BMRI? Ini Kata Para Analis
- Mau serok saham BBRI dan BMRI? Jangan buru-buru! Pahami dulu beda sinyal cuan jangka pendek dan prospek jangka panjangnya menurut para ahli.
Tren Pasar
JAKARTA, TRENASIA.ID – Dua saham bank BUMN raksasa, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), kini berada di tengah perbedaan pandangan analis. Di satu sisi, ada sinyal cuan jangka pendek bagi para traderdari satu sekuritas.
Namun di sisi lain, pandangan analis untuk jangka panjang justru menunjukkan arah yang berbeda dan lebih hati-hati. Kondisi ini menempatkan investor dalam sebuah dilema besar, terutama setelah kedua saham sama-sama terkoreksi pada perdagangan hari ini, Rabu, 13 Agustus 2025.
Lantas, haruskah mengikuti sinyal teknikal jangka pendek, atau lebih waspada terhadap prospek fundamental jangka panjangnya? Mari kita bedah tuntas kedua sisi dari perbedaan rekomendasi ini untuk membantu Anda mengambil keputusan.
1. Sinyal Cuan Jangka Pendek
Bagi para trader yang berburu keuntungan harian, analis dari KB Valbury Sekuritas memberikan sinyal yang sangat menarik. Mereka secara spesifik menyematkan rekomendasi "Trading Buy" untuk kedua saham bank BUMN ini, mengindikasikan adanya potensi kenaikan.
Untuk saham BBRI, target harga harian dipatok di Rp4.120, dengan area masuk ideal di rentang Rp3.900-Rp4.050. Sementara untuk BMRI, target harga hariannya berada di Rp4.990, dengan area masuk yang disarankan di kisaran Rp4.780-Rp4.910.
Rekomendasi ini murni didasarkan pada analisis teknikal jangka pendek. Namun, para trader juga diimbau untuk waspada. KB Valbury menyarankan untuk segera melakukan stop loss jika harga BBRI tembus ke bawah Rp3.900 atau BMRI jebol dari Rp4.780.
2. Pandangan Jangka Panjang BBRI
Namun jika melihat dari kacamata jangka panjang, ceritanya menjadi berbeda, terutama untuk saham BBRI. Riset dari MNC Sekuritas justru memberikan pandangan yang lebih berhati-hati dan menurunkan peringkat atau downgraderekomendasi saham BBRI.
Rekomendasi BBRI kini diturunkan dari sebelumnya "Beli" menjadi "Tahan" (Hold). Target harga jangka panjangnya pun ikut direvisi turun menjadi hanya Rp4.050, menunjukkan pandangan yang lebih konservatif dari sisi fundamentalnya.
Alasan utama di balik downgrade ini adalah adanya proyeksi pelemahan margin keuntungan dan biaya kredit (Cost of Credit) yang diperkirakan akan lebih tinggi. Risiko dari tekanan makroekonomi menjadi perhatian utama mereka.
3. Prospek Jangka Panjang BMRI
Nasib berbeda dialami oleh BMRI dalam pandangan jangka panjang. KB Valbury Sekuritas, dalam riset fundamentalnya, justru mempertahankan rekomendasi "Beli" dengan target harga jangka panjang yang sangat optimistis di level Rp6.240.
Target harga yang tinggi ini didasarkan pada valuasi yang dinilai masih menarik. Saat ini, saham BMRI diperdagangkan pada valuasi P/B 1,5 kali, yang masih berada di bawah rata-rata historisnya, menunjukkan adanya ruang untuk kenaikan.
4. Respons Pasar Terkini
Pasar merespon sentimen yang beragam ini dengan hati-hati. Pada penutupan sesi I hari ini, saham BBRI tercatat terkoreksi -0,49% ke level Rp4.030. Pelemahan ini terjadi meskipun dalam sepekan terakhir sahamnya sudah melonjak 8,6%.
Hal serupa terjadi pada saham BMRI yang juga ikut turun -0,60% menjadi Rp4.880. Koreksi ini menjadi pengingat bahwa meskipun ada sinyal trading jangka pendek, sentimen pasar secara umum masih dipengaruhi oleh prospek jangka panjang.
5. Jadi, Investor Harus Ikut yang Mana?
Perbedaan rekomendasi ini memberikan pelajaran penting. Tidak ada jawaban tunggal yang benar, karena semuanya kembali kepada strategi dan profil risiko Anda sebagai investor. Pilihan kini berada di tangan Anda untuk menentukan langkah.
Jika Anda seorang trader jangka pendek, rekomendasi trading buy dari KB Valbury bisa menjadi acuan. Namun, jika Anda investor jangka panjang, pandangan fundamental dari MNC Sekuritas untuk BBRI perlu menjadi bahan pertimbangan serius.