Wamenaker Kopdar Gojek - Panji 5.jpg
Korporasi

Rugi Menyusut, GTV Melejit: GOTO Percepat Jalan Menuju Untung

  • GOTO mempercepat langkah menuju untung. Kuartal I-2025 ditandai rugi menyusut 61% dan GTV melonjak. Analis menaikkan target harga saham hingga Rp105.

Korporasi

Alvin Bagaskara

JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat awal tahun yang menjanjikan. Pada kuartal I-2025, rugi bersih perseroan menyusut tajam hingga 61%, sementara nilai transaksi bruto (GTV) melonjak, menandai percepatan GOTO menuju profitabilitas.

Dalam laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), GOTO membukukan pendapatan sebesar Rp4,23 triliun atau naik 3,7% dibandingkan Rp4,07 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Secara tahunan (YoY), pertumbuhan pendapatan tercatat 37%, seiring lonjakan transaksi digital di seluruh lini bisnis perseroan.

Kinerja kuat ini didorong oleh GTV inti Grup yang naik 54% YoY menjadi Rp83,2 triliun, serta GTV Grup secara keseluruhan yang tumbuh 24% menjadi Rp144,6 triliun. Ekspansi ini menunjukkan bahwa integrasi layanan transportasi, makanan, pembayaran, dan e-commerce dalam satu ekosistem berhasil meningkatkan frekuensi dan nilai transaksi pengguna.

Seiring dengan pertumbuhan tersebut, rugi bersih GOTO berhasil ditekan dari Rp861,91 miliar menjadi Rp283,32 miliar. Ini adalah penurunan rugi paling signifikan sejak GOTO melantai di bursa. EBITDA yang disesuaikan pun berbalik positif sebesar Rp393 miliar, level tertinggi sejak IPO.

Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, menyatakan bahwa capaian ini adalah hasil dari strategi eksekusi disiplin dan bauran produk yang semakin efisien.

“Kami memulai tahun ini dengan momentum yang kuat, mencetak rekor baru dan kinerja kuartalan yang menguntungkan. Hal ini mencerminkan eksekusi yang disiplin dari strategi kami dan kekuatan model ekosistem kami,” ujar Patrick pada Selasa, 29 April 2025.

Pendorong kinerja lain berasal dari kontribusi Tokopedia, yang menyumbang imbal jasa e-commerce sebesar Rp217 miliar. Di saat yang sama, unit fintech GOTO mencatatkan pertumbuhan agresif. Portofolio pinjaman konsumen tumbuh 108% YoY, menjadikannya motor baru pendapatan perseroan. Sementara itu, segmen on-demand mencatatkan kenaikan GTV sebesar 17%, dengan margin yang membaik tiga kuartal berturut-turut.

Direktur Keuangan GOTO, Simon Ho, kekuatan kinerja ini terjadi meskipun Ramadan, yang biasanya memperlambat aktivitas ekonomi jatuh di kuartal pertama. “Awal yang kuat ini menunjukkan kemampuan kami menjaga profitabilitas sambil memperluas jangkauan. Kami menargetkan EBITDA disesuaikan sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun untuk tahun penuh 2025,” ujar Simon.

GOTO juga melanjutkan investasi jangka panjang, termasuk pada Sahabat-AI—sebuah inisiatif kecerdasan buatan lokal untuk mendukung efisiensi, pengalaman pelanggan, dan penguatan teknologi dalam negeri. Per 31 Maret 2025, posisi kas dan setara kas GOTO tercatat sebesar Rp21 triliun, memberi ruang ekspansi dan manuver strategis ke depan.

Rekomendasi Saham GOTO: Analis Semakin Optimistis

Seiring fundamental yang terus membaik, kepercayaan investor terhadap saham GOTO pun menguat. Beberapa hari sebelum rilis kinerja keuangan, JP Morgan menaikkan target harga saham GOTO menjadi Rp105 per saham, level tertinggi sejak IPO. Sebelumnya, target tertinggi dari JP Morgan berada di kisaran Rp83 pada awal April.

Tidak hanya itu, Macquarie, juga merevisi rating saham GOTO dari neutral menjadi overweight pada Maret 2025, dengan target harga Rp95 per saham. Kedua lembaga keuangan global ini menilai prospek pertumbuhan GOTO tetap solid, didorong efisiensi biaya, pertumbuhan layanan pinjaman, serta fokus pada segmen pengguna premium.

Sementara itu, data Bloomberg, sebanyak 24 analis kini merekomendasikan buy untuk saham GOTO. Tujuh analis lainnya menyarankan hold, dan tidak ada yang merekomendasikan sell. Target harga rata-rata GOTO dalam 12 bulan ke depan berada di level Rp100,71 per saham.