dirut-jasa-raharja-rivan-achmad-purwantono_169.jpeg
Korporasi

Rivan A. Purwantono, Ahli Restrukturisasi yang Kini Menakhodai Jasa Marga

  • Rivan A. Purwantono resmi menjabat Dirut Jasa Marga sejak Mei 2025. Berbekal pengalaman menangani krisis Bukopin dan memodernisasi Jasa Raharja, ia siap memimpin transformasi jalan tol nasional.

Korporasi

Alvin Bagaskara

JAKARTA – PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) resmi menunjuk Rivan Achmad Purwantono sebagai Direktur Utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 7 Mei 2025. Rivan menggantikan Subakti Syukur dan dipercaya menakhodai perusahaan infrastruktur tol terbesar di Indonesia di tengah kebutuhan efisiensi dan transformasi layanan.

Penunjukan ini menjadi bagian dari strategi Kementerian BUMN dalam memperkuat kepemimpinan pada perusahaan strategis negara. Rivan dinilai sebagai figur dengan rekam jejak kuat di sektor keuangan, transportasi, dan pelayanan publik, khususnya dalam memulihkan institusi yang tengah mengalami tekanan.

Rivan lahir di Kudus pada 26 September 1966. Ia meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada pada September 1990, disusul Magister Hukum dari Universitas Pelita Harapan pada Juli 2003. Ia menyelesaikan program doktor Ilmu Hukum di Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) pada Desember 2023, dan dikukuhkan sebagai Guru Besar Kehormatan Ilmu Hukum pada April 2024.

Kariernya dimulai di sektor perbankan. Ia bergabung dengan PT Bank Lippo Tbk sebagai Branch Manager sejak Januari 1991 hingga Maret 2005. Selanjutnya, ia menjabat sebagai General Manager di PT Sophie Martin Indonesia selama satu tahun (April 2005–Mei 2006) sebelum masuk ke Bank Bukopin.

Di PT Bank Bukopin Tbk, Rivan menghabiskan hampir 14 tahun meniti berbagai posisi strategis. Ia menjabat sebagai Vice President dari Juni 2006 hingga Juli 2014, kemudian menjadi General Manager dari Agustus 2014 hingga Desember 2017, dan terakhir sebagai Direktur Konsumer dari Januari 2018 hingga April 2020.

Pada Mei 2020, Rivan bergeser ke sektor transportasi publik dan menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Meski hanya menjabat selama satu bulan, posisinya di KAI menjadi transisi menuju peran yang lebih krusial dalam krisis perbankan nasional.

Pada 18 Juni 2020, Rivan diangkat sebagai Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk di tengah badai krisis likuiditas yang menekan kestabilan bank. Penarikan dana nasabah dalam jumlah besar, reputasi yang menurun, dan kepercayaan investor yang goyah menjadi tantangan utama. Rivan segera melakukan pendekatan transparan kepada publik, mempercepat restrukturisasi kredit, dan menyusun skenario penyelamatan bank.

Ia kemudian membuka jalan bagi masuknya KB Kookmin Bank dari Korea Selatan sebagai investor strategis. Masuknya Kookmin tak hanya menyelamatkan struktur modal, tetapi juga menandai transformasi kelembagaan dengan perubahan nama menjadi KB Bukopin. Langkah ini diakui sebagai salah satu penyelamatan paling efektif dalam sejarah perbankan nasional.

Setelah menuntaskan misi pemulihan Bukopin, Rivan dilantik sebagai Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero) pada 17 Juni 2021. Selama hampir empat tahun menjabat, ia mendorong digitalisasi proses santunan, memperkuat kolaborasi dengan Korlantas Polri, serta memetakan titik rawan kecelakaan berbasis data korban.

Salah satu capaian pentingnya adalah peningkatan tingkat kepatuhan pembayaran pajak kendaraan bermotor dari 39% pada 2022 menjadi 54% pada kuartal I-2025. Ia juga menggagas Forum Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FKLL) untuk mendukung pendekatan preventif dalam penanganan kecelakaan lalu lintas.

Kini, di Jasa Marga, Rivan menghadapi tantangan baru. Perusahaan ini menguasai 43% pangsa pasar jalan tol nasional, dengan jaringan operasional sepanjang 1.286 kilometer dan konsesi mencapai 1.736 kilometer per April 2025. Tantangannya bukan hanya pada ekspansi proyek, tetapi juga pada efisiensi keuangan dan modernisasi sistem layanan.

Dengan latar belakang multidisipliner di bidang hukum, keuangan, dan transportasi, serta reputasi sebagai manajer krisis yang handal, Rivan diharapkan dapat membawa Jasa Marga menuju era pengelolaan infrastruktur jalan tol yang lebih terintegrasi, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan publik.

Langkah awalnya sebagai Direktur Utama akan menjadi sorotan publik dan investor. Mampukah Rivan menjaga reputasi Jasa Marga sebagai “raja tol” Indonesia sekaligus menjawab tuntutan zaman akan infrastruktur yang lebih cepat, aman, dan berkelanjutan?