
Rekeningnya di Bank Jago Diblokir, Inilah Profil Pendiri Kaskus Andrew Darwis
- Andrew menyelesaikan pendidikan di The Art Institutes pada tahun 2003 dalam bidang Multimedia dan Desain Web. Lalu, pada tahun 2006, ia melanjutkan studi pascasarjana di City University of Seattle untuk meraih gelar magister di bidang Ilmu Komputer.
Perbankan
JAKARTA – Beberapa hari terakhir, media sosial dihebohkan dengan sejumlah nasabah perbankan yang mengeluh rekeningnya mendadak diblokir oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Salah satu yang mengalami pemblokiran tersebut adalah pendiri Kaskus Andrew Darwis.
“Rekening Bank Jago diblokir sama Bank Jago atas perintah PPATK. Di blok hari minggu, kantor PPATK hari libur gak buka. Kirim email, inbox PPATK-nya full. Hari minggu manusia juga masih transaksi kali... @jadijago @PPATK,” tulis Andrew di Twitter (X) pribadinya @adarwis, pada Minggu, 18 Mei 2025.
Menanggapi hal tersebut, PPATK menjelaskan pemblokiran rekening dilakukan sebagai langkah antisipatif terhadap potensi penyalahgunaan rekening yang tidak aktif atau dormant.
- Ogah Pensiun, Tom Cruise Ingin Terus Berakting hingga Usia 100 Tahun
- UNVR Bangkit Lewat Efisiensi dan Distribusi Baru, Sekuritas Ini Naikkan Target Saham
- Kerugian Akibat Perubahan Iklim Capai Rp32.000 T, Apakah Asuransi Bisa Jadi Solusi?
Rekening dormant sendiri adalah istilah dalam dunia perbankan yang merujuk pada rekening yang sudah lama tidak melakukan transaksi seperti penarikan, penyetoran, atau transfer dalam jangka waktu tertentu.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menjelaskan, pembekuan tersebut bersifat sementara dan menjadi bagian dari strategi nasional dalam upaya pencegahan tindak pidana pencucian uang serta pendanaan terorisme.
Tindakan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Gerakan Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang serta Pendanaan Terorisme yang melibatkan PPATK bersama para mitra kerja
Selain itu, langkah tersebut juga merupakan upaya PPATK untuk melindungi kepentingan publik dan menjaga kepercayaan serta integritas sistem keuangan di Indonesia.
Ia menambahkan, pemilik rekening sah tetap berhak sepenuhnya atas dananya. Untuk mengaktifkan kembali rekening yang diblokir, nasabah dapat mengajukan permohonan reaktivasi melalui bank terkait dengan mengikuti ketentuan yang berlaku. Apabila membutuhkan informasi tambahan, nasabah juga dapat langsung menghubungi PPATK.
Profil Andrew Darwis
Andrew Darwis merupakan pendiri dan pemilik forum komunitas online Kaskus yang pernah populer di Indonesia era 2000-an. Lahir di Jakarta pada 20 Juli 1979, ia menjabat sebagai Chief Community Officer (CCO) di PT Darta Media Indonesia (Kaskus), sekaligus pemilik Kaskus Network melalui perusahaan tersebut.
Andrew menyelesaikan pendidikan di The Art Institutes pada tahun 2003 dalam bidang Multimedia dan Desain Web. Lalu, pada tahun 2006, ia melanjutkan studi pascasarjana di City University of Seattle untuk meraih gelar magister di bidang Ilmu Komputer.
Setelah meraih gelar sarjana, ia sempat berkarier sebagai Web Developer di Thorloki LLC, Seattle, Amerika Serikat, dari 2003 hingga 2006. Selain menjalankan Kaskus, Andrew pernah bekerja sebagai developer di situs Lyrics.com dari tahun 2006 hingga 2008.
Menurut informasi dari situs Universitas Stekom, ayah Andrew dikenal sebagai seorang ahli elektronika yang bekerja di perusahaan pipa. Sejak kecil, Andrew memiliki ketertarikan pada perangkat elektronik dan sering membongkar benda-benda seperti radio. Ia juga telah bersahabat dengan Ronald Stephanus dan Budi Dharmawan sejak kecil.
Saat internet mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1997, Andrew mulai mempelajari cara membuat situs web pribadi. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Bina Nusantara (Binus) dengan mengambil jurusan Teknik Informatika.
Saat masih menempuh pendidikan di Jakarta, Andrew pernah menjalani pekerjaan paruh waktu di dua perusahaan desain web, yakni kemana.com dan indotradezone.com, dengan pendapatan bulanan sebesar Rp500.000.
Pada tahun 1998, beberapa temannya—Kris, Ronald, dan Budi—mengajaknya melanjutkan studi ke Seattle, Amerika Serikat. Mereka membujuknya dengan janji bisa menikmati akses internet tanpa batas serta lokasi yang dekat dengan kantor pusat Bill Gates dan Amazon.
Tertarik dengan tawaran tersebut, Andrew memutuskan untuk kuliah di Amerika Serikat, namun terkendala biaya. Akhirnya, Andrew mendapatkan pinjaman sebesar Rp150 juta dari pamannya, yang menjual mebel untuk membiayai kuliahnya di luar negeri.
Meskipun menerima pinjaman dari pamannya, Andrew tetap bekerja di perusahaan desain web Thor Loki selama tiga tahun dengan penghasilan bulanan sebesar US$1500.
Pada tahun 1999, Andrew mendapat tugas kuliah untuk membuat sebuah situs web pribadi. Sebagian besar teman sekelas Andrew membuat situs web pribadi yang berisi pengalaman hidup mereka.
Namun, karena merasa masa kecilnya biasa, Andrew memilih mengubah konsep situs web pribadinya menjadi situs komunitas setelah menyadari tren e-commerce yang sedang berkembang di Indonesia.
Dari tugas kuliah itulah, lahir sebuah situs bernama Kaskus, yang awalnya difungsikan sebagai forum bagi mahasiswa Indonesia yang berada di Seattle dan wilayah lain di Amerika Serikat. Dosennya tertarik dengan situs komunitas yang ia buat dan memberikan berbagai masukan.
Lalu, Andrew mengajak Ronald dan Budy untuk membantu mengembangkan situs yang kemudian diberi nama Kaskus. Nama Kaskus berasal dari istilah “kasak-kusuk,” yang identik dengan aktivitas bergosip. Awalnya, situs ini digunakan oleh Andrew untuk mengunggah berbagai artikel berbahasa Inggris.
Pada tahun 2006, Kaskus sempat harus mengganti domain dari .com menjadi .us akibat serangan virus Brontok yang menjangkiti sejumlah situs besar di Indonesia, termasuk Kaskus. Perubahan domain menjadi Kaskus.us juga diartikan sebagai simbol dari us atau kita, menegaskan semangat komunitas dalam situs tersebut.
Pada tahun 2008, Andrew Darwis bersama Ken Dean Lawadinata memutuskan untuk mengelola Kaskus secara lebih profesional. Mereka memindahkan seluruh operasional, termasuk tim dan infrastruktur, ke Indonesia. Kantor pertama Kaskus di Tanah Air berlokasi di kawasan Mangga Besar dan dijalankan bersama dua tenaga profesional.
Di bawah pengelolaan PT Darta Media Indonesia, langkah awal yang ditempuh Kaskus adalah melakukan rebranding. Proses ini mencakup penyesuaian dengan ketentuan dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) serta kampanye untuk mendorong perilaku berinternet yang sehat.
Pada tahun 2009, kantor Kaskus pindah ke kawasan Melawai. Di tahun yang sama, Kaskus mulai tampil sebagai salah satu pemain utama dalam industri digital Indonesia.
Berbagai penghargaan berhasil diraih, seperti “The Best Innovation in Marketing” dan “The Best Market Driving Company” dari Marketing Magazine, serta predikat “The Greatest Brand of the Decade” (2009-2010) dari MarkPlus Inc.
- 35 Saham Hijau, LQ45 Hari Ini Ditutup Menguat ke 812,16
- Minyak Rusia Masuk Indonesia, Impor Tetap Patuhi Aturan OFAC AS
- Kebocoran Data dan Rekening Dormant: Target Empuk Sindikat Judi Online
Di tahun yang sama, Kaskus berhasil menempati posisi pertama sebagai situs komunitas terpopuler dan menjadi situs lokal nomor satu di Indonesia berdasarkan peringkat Alexa. Memasuki tahun 2011, Kaskus menjalin kemitraan dengan Global Digital Prima, sebuah perusahaan Indonesia yang berfokus pada pengembangan industri digital dan konten lokal.
Pada tanggal 26 Mei 2012, Kaskus kembali menggunakan domain resminya, yaitu Kaskus.com dan Kaskus.co.id. Langkah ini menjadi momen penting dalam memperkuat identitas Kaskus sebagai platform yang berorientasi global, namun tetap mengusung nilai-nilai lokal Indonesia.