rafale india.jpeg
Dunia

Rafale Rontok, India-Pakistan Terlibat Pertempuran Udara Terbesar

  • Sebanyak 125 jet tempur bertempur selama lebih dari satu jam. Dan tanpa ada pihak yang meninggalkan wilayah udaranya. Saling serang rudal terjadi pada jarak terkadang lebih dari 160 kilometer.

Dunia

Amirudin Zuhri

JAKARTA- Perang India-Pakistan yang dimulai pada 7 Mei 2025 telah diwarnai dengan pertempuran udara besar-besaran. Dan setidaknya jet tempur Rafale dipastikan menjadi korban pertama.

Setelah gambar rudal udara-ke-udara MICA dan mesin M88, gambar sekarang dengan jelas menunjukkan ekor vertikal Rafale EH India  yang diduga ditembak jatuh oleh Pakistan. Meskipun ekornya terpotong setengah dan hilang ujungnya, tanda dan bendera India mengidentifikasi bagian ini sebagai milik Rafale EH berkursi tunggal dengan nomor seri BS 001. Ini berarti pesawat pertama yang diterima Angkatan Udara India.

Gambar menunjukkan bahwa Rafale yang ditembak adalah pesawat pertama yang diterima oleh negara tersebut. Gambar dikatakan  diambil di dekat desa Aklian Kalan, Punjab. Sekitar 20 km dari pangkalan udara Bathinda, yang terkenal sebagai tempat tinggal Rafale India. 

Ekor Rafale yang ditembak jatuh/x

Sebelum gambar ekor yang memperjelas konfirmasi sebelumnya juga ada gambar mesin pesawat Snecma M88 yang juga digunakan oleh Rafale. Beberapa detail, terutama pada nosel, menunjukkan bahwa ini memang bisa jadi mesin M88.  

Perbandingan puing mesin yang ditemukan dengan mesin Rafale

India tetap belum mengonfirmasi kerugian tersebut. Tetapi itu CNN melaporkan bahwa seorang pejabat tinggi intelijen Prancis yang tidak disebutkan namanya mengonfirmasi bahwa sebuah Rafale India memang ditembak jatuh  Pakistan.  “Otoritas Prancis sedang menyelidiki apakah lebih dari satu jet Rafale ditembak jatuh oleh Pakistan,” kata pejabat itu dikutip Rabu 7 Mei 2025. Pakistan sebelumnya mengklaim telah menembak sedikitnya lima pesawat dengan tiga di antaranya adalah Rafale.

Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi kekalahan pertama pesawat buatan Prancis tersebut dalam pertempuran. Dassault dan militer Prancis sejauh ini belum menanggapi permintaan komentar CNN .

Meskipun tampak jelas bahwa pesawat itu adalah Rafale yang masih belum jelas adalah penyebab jatuhnya pesawat. Beberapa sumber menyatakan bahwa pesawat itu mungkin ditembak jatuh oleh rudal permukaan-ke-udara HQ-9 buatan China. Tetapi bukti foto menunjukkan  senjata yang terlibat bisa jadi adalah rudal udara-ke-udara jarak jauh yang dipandu radar aktif  PL-15E.

Puing rudal PL-15/X

Puing-puing PL-15E difoto di timur laut negara bagian Punjab, India. Negara bagian yang sama tempat pangkalan udara Bathinda berada. Foto pertama yang telah beredar memperlihatkan bagian rudal yang diidentifikasi berada tepat di belakang radome. Gambar lain menunjukkan pelacak AESA dari PL-15E. Meskipun lokasinya tidak disebutkan, komponen tersebut dikatakan telah ditemukan jauh di wilayah India.

Rafale India

Angkatan Udara India menerima Rafale pertamanya pada bulan Juli 2020, sebagai bagian dari kontrak untuk 36 pesawat yang ditandatangani pada tahun 2016.  Awalnya India berencana menerima 126 pesawat, dengan sebagian besar diproduksi secara lokal. Program tersebut kemudian berubah dan kontrak ditandatangani hanya untuk 36 pesawat. 

Pesawat tersebut diberi nama Rafale EH (kursi tunggal) dan Rafale DH (kursi ganda). Bahkan, pesawat tersebut dimodifikasi berdasarkan persyaratan India. Dimulai dari pesawat standar F3-R, pesawat tersebut menerima sebanyak 14 modifikasi khusus India.

Menurut info yang tersedia di antara modifikasi tersebut, Rafale India mencakup versi perbaikan dari sistem Thales Front Sector Optronics (FSO), DASH Helmet Mounted Display, altimeter radar yang dimodifikasi, dan perangkat lunak radar RBE2 yang dimodifikasi. Mengenai persenjataan, Rafale India dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara MICA dan Meteor, serta rudal jelajah yang diluncurkan dari udara SCALP-EG .

Sumber-sumber Pakistan mengklaim bahwa Rafale ditembak jatuh oleh J-10CE buatan China dengan rudal PL-15E. Jika hal ini benar, ini akan menjadi kemenangan tempur pertama bagi pesawat dan senjata tersebut.

J-10 Pakistan

J-10 bersayap delta terbang pertama kali pada tahun 1998 . Hampir 500 unit  telah dibangun sejauh ini untuk Angkatan Udara China. Mengingat penampilannya, banyak yang percaya bahwa pesawat itu dikembangkan  dari  Lavi milik Israel. Lavi dirancang sebagai pesawat tempur serang di  kelas yang sama dengan F-16 Fighting Falcon. Pesawat direncanakan untuk menjadi pesawat tempur utama Angkatan Udara Israel. Namun program tersebut dibatalkan pada tahun 1987, setahun setelah penerbangan pertamanya. 

J-10 telah ditingkatkan selama bertahun-tahun  dengan varian J-10C kini dilengkapi radar AESA, sensor IRST (Infrared Search and Track), ECM (Electronic Counter Measures) canggih, dan mesin WS-10 buatan China untuk menggantikan mesin AL-31FN Rusia yang digunakan oleh varian sebelumnya. Mengenai persenjataan, J-10C dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara PL-10 dan PL-15 serta berbagai jenis senjata udara-ke-darat pintar. Banyak dari senjata ini juga digunakan oleh JF-17, yang digunakan oleh Pakistan.

J-10 yang juga dikenal sebagai Vigorous Dragon, pertama kali ditawarkan ke Pakistan pada tahun 2006. Tetapi negosiasi terhenti karena pemerintah memutuskan untuk memfokuskan sumber daya pada  JF-17 Thunder dalam negeri . Pada akhir tahun 2020 terungkap bahwa Pakistan masih tertarik pada J-10, dan khususnya varian ekspor J-10C yang disebut J-10CE. Akuisisi ini merupakan respons atas akuisisi Rafale oleh India. J-10CE pertama dikirimkan pada Maret 2022. Pesawat tersebut juga dilaporkan digunakan untuk menyerang target militan di Iran pada tahun 2024. Pakistan juga telah memamerkan J-10 dan JF-17 yang dipersenjatai rudal PL-15E.

Rudal PL-15

PL-15 adalah rudal udara-ke-udara standar China yang dimaksudkan untuk menyamai rudal AIM-120D buatan Amerika. Rudal tersebut dirancang agar pas di dalam rongga senjata pesawat tempur siluman J-20. 

Varian ekspor dilaporkan memiliki jangkauan 90 mil, bukan 124 mil seperti varian domestik.  PL-15E memiliki pencari AESA dan tautan data dua arah yang memungkinkan pesawat peluncur bertukar informasi dengan senjata.

MiG-29 India Juga Hancur

Perkembangan lain adalah ditemuaknnya kursi lontar yang diyakini milik jet tempur MiG-29 Angkatan Udara India. Bagian itu  ditemukan di wilayah Ramban, distrik Jammu dan Kashmir yang dikelola India. Sebelumnya Pakistan juga mengklaim telah menembak satu pesawat tersebut.

Puing MiG-29 India/X

Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan kursi lontar Zvezda K-36DM buatan Rusia. Sebuah sistem yang digunakan pada pesawat MiG-29 dan Su-30MKI milik India. Selain itu, sisa-sisa mesin RD-33 teridentifikasi. Ini adalah mesin standar pada MiG-29.

Lokasi kecelakaan terletak lebih dari 90 kilometer dari Garis Kontrol  yang menunjukkan pesawat itu diserang dari jarak yang luar biasa jauh. Ini kembali memicu spekulasi tentang penggunaan rudal PL-15.

Pertempuran Besar

CNN mengutip sumber keamanan senior Pakistan menggambarkan bagiamana kerasnya pertempuran udara yang terjadi. Dikatakan pertarungan sengit terjadi  antara jet tempur kedua pihak. “Ini menjadi pertarungan terbesar dan terpanjang dalam sejarah penerbangan terkini,” katanya.

Sebanyak 125 jet tempur bertempur selama lebih dari satu jam. Dan tanpa ada pihak yang meninggalkan wilayah udaranya. Saling serang rudal terjadi pada jarak terkadang lebih dari 160 kilometer.

Tidak ada pihak yang siap mengirim pilot mereka melintasi perbatasan karena pertempuran udara yang jauh lebih kecil pada tahun 2019. Seorang pilot Angkatan Udara India ditembak jatuh di wilayah Pakistan dan diarak-arak di TV sebelum dikembalikan ke India. Sebuah penghinaan yang tidak ada pihak menginginkannya kali ini.

Menurut sumber tersebut, Angkatan Udara India terkadang harus melakukan beberapa serangan ke sasaran. “Pakistan melakukan yang terbaik untuk memperingatkan warga sipil di daerah yang diyakini sebagai sasaran potensial dan militer mampu meminimalkan jatuhnya korban sipil,” katanya. Data terakhir menunjukkan sebanyak 31 warga sipil meninggal dalam serangan India.

Sedangkan Perdana Menteri negara itu Shehbaz Sharif mengatakan Angkatan Udara Pakistan menghancurkan jet-jet tempur India hingga berkeping-keping. “Hanya butuh beberapa jam bagi musuh untuk bertekuk lutut,” katanya.