Hunian Ramah Lingkungan - Panji 2.jpg
Tren Ekbis

Properti Masih Menarik, Anak Muda Kelas Menengah Mulai Aktif Beli Rumah

  • Di tengah bayang-bayang ketidakpastian ekonomi global dan stagnasi pendapatan, pasar properti Indonesia tetap menunjukkan ketahanan. Data terbaru dari Pinhome mengindikasikan adanya pergeseran minat konsumen, terutama dari kalangan muda kelas menengah ke atas yang mulai aktif mencari hunian, meski tantangan finansial belum surut.

Tren Ekbis

Debrinata Rizky

JAKARTA – Di tengah bayang-bayang ketidakpastian ekonomi global dan stagnasi pendapatan, pasar properti Indonesia tetap menunjukkan ketahanan. Data terbaru Pinhome mengindikasikan adanya pergeseran minat konsumen, terutama dari kalangan muda kelas menengah ke atas yang mulai aktif mencari hunian, meski tantangan finansial belum surut.

Data Pinhome Home Value Index (PHVI) dan Pinhome Home Rental Index (PHRI) memperlihatkan bahwa meski beberapa wilayah mencatat pelemahan harga, permintaan di segmen menengah atas dan mewah tetap tumbuh.

Kawasan seperti Cilandak, Kelapa Gading, serta Bogor mencatatkan kenaikan harga rumah tipe ≥201 meter persegi. Sementara itu, harga sewa rumah mewah di Kota Bekasi dan Kota Bogor melonjak hingga 15% dan 12% secara kuartalan.

“Lebih dari 50% pengguna Pinhome kini aktif mencari rumah di segmen menengah atas dan mewah, dengan pertumbuhan pencarian mencapai 22% dan 21% secara kuartalan,” ujar CEO dan Founder Pinhome, Dayu Dara Permata dilansir Kamis, 19 Juni 2025.

Minat Tinggi di Hunian Rp500 Juta–Rp2 M

Dara mengatakan, permintaan tertinggi tercatat di kawasan penyangga seperti Tangerang, Jakarta Selatan, hingga Sawangan Depok. Hunian dengan harga Rp500 juta hingga Rp2 miliar menjadi segmen paling diminati, didominasi oleh pembeli end-user. Meski begitu, investor juga mulai kembali aktif, terutama untuk properti dengan potensi sewa tinggi. 

Menurut Head of Business Development APEX Real Estate Melia Silmina, digitalisasi mempercepat transaksi dan memperluas jangkauan agen ke pembeli. “Kami optimistis permintaan akan terus tumbuh, terutama di segmen menengah. Kehadiran platform seperti Pinhome membuat proses jauh lebih efisien,” ujarnya.

Sementara itu, Gen Z belum menjadi penggerak utama pasar. Banyak dari mereka masih mengumpulkan dana untuk uang muka (DP), namun sudah mulai mengincar hunian di kawasan strategis dengan akses transportasi publik (TOD). Fleksibilitas dan aksesibilitas menjadi kunci, bukan sekadar kepemilikan.

KPR Syariah Jadi Solusi 

Dalam kesempatan yang sama, Bank Muamalat mendorong literasi pembiayaan rumah melalui skema syariah. Produk KPR iB Hijrah ditawarkan sebagai alternatif pembiayaan dengan sistem angsuran tetap sepanjang tenor, sehingga menghindarkan konsumen dari fluktuasi suku bunga.

“Dengan akad syariah, nasabah bisa merencanakan keuangan lebih matang tanpa khawatir floating rate,” ujar SEVP Operations Bank Muamalat, Dedy Suryadi Dharmawan. Bank juga menawarkan program insentif seperti hadiah pendaftaran haji atau paket umrah bagi nasabah KPR iB Hijrah Baitullah.

Pinhome menegaskan, di tengah dinamika ekonomi, properti masih menjadi pilihan investasi yang kuat. Dengan pendekatan end-to-end yang mencakup pencarian rumah, simulasi KPR, pengajuan pembiayaan, hingga layanan purna jual, ekosistem properti digital kini hadir sebagai solusi terintegrasi.

“Pasar properti sedang berubah. Bukan hanya dari sisi harga, tapi juga dari siapa yang membeli, mengapa mereka membeli, dan bagaimana cara mereka membeli,” imbuh Dayu Dara.