
Produksi Beras Indonesia Melimpah, Kamboja Kehilangan Pasar Ekspor
- Indonesia diketahui berhasil meningkatkan produksi beras dalam skala signifikan. Salah satu contohnya adalah Provinsi Sumatera Selatan yang tahun ini mencatat lonjakan produksi dari sebelumnya 3 juta ton menjadi 4 juta ton.
Nasional
JAKARTA - Keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan produksi beras nasional mulai memberikan dampak nyata. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga pada negara lain yang selama ini menjadi pemasok beras ke Tanah Air.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar Senin 5 Mei 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Kamboja kini kesulitan mencari pasar ekspor baru. Ini akibat Indonesia tidak lagi melakukan impor besar-besaran.
Pernyataan ini didasarkan pada pengakuan langsung dari Presiden Senat Kamboja, Hun Sen, yang menyampaikan kekagumannya atas capaian Indonesia di sektor pertanian.
"Yang pertama disampaikan adalah 'kami perhatikan bahwa prestasi Indonesia luar biasa, produksi berasnya sangat baik sampai berlimpah. Ini akan berpengaruh pada kita karena biasanya Indonesia beli beras dari kita, tapi tahun ini Kamboja harus cari pasar baru karena Indonesia tidak akan impor," jelas Prabowo saat memberikan pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip Selasa, 6 Mei 2025.
- Pakai Sistem Lotre, Intip Uniknya Wajib Militer di Thailand
- Borok Kebijakan Anak 'Nakal' Masuk Barak
- Lewat Smart Multi Finance, Mega Syariah Kucurkan Rp100 M untuk Pembiayaan Motor dan Multiguna
Indonesia diketahui berhasil meningkatkan produksi beras dalam skala signifikan. Salah satu contohnya adalah Provinsi Sumatera Selatan yang tahun ini mencatat lonjakan produksi dari sebelumnya 3 juta ton menjadi 4 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai strategi yang diterapkan pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan mulai membuahkan hasil.
"Salah satu prestasi kita yang dirasakan yang riil dan tidak bisa dibuat-buat adalah bahwa produksi beras dan jagung kita. Saya dapat laporan sekarang, sangat berhasil. Bahkan dibandingkan dengan tahun-tahun terdahulu," tambah Presiden Prabowo.
Tak hanya peningkatan produksi, pemerintah juga mencatat cadangan beras nasional tertinggi dalam sejarah sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Capaian ini dianggap sebagai bukti bahwa ketahanan pangan nasional kini berada pada posisi yang sangat kuat.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa pencapaian tersebut bukanlah sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan matang, kerja keras para petani, dan manajemen sumber daya air yang terintegrasi. Sungai-sungai besar seperti Brantas, Bengawan Solo, dan Citarum kini dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung sektor pertanian.
- Pakai Sistem Lotre, Intip Uniknya Wajib Militer di Thailand
- Borok Kebijakan Anak 'Nakal' Masuk Barak
- Lewat Smart Multi Finance, Mega Syariah Kucurkan Rp100 M untuk Pembiayaan Motor dan Multiguna
Dalam menghadapi ancaman iklim ekstrem seperti El Nino dan La Nina, pemerintah juga telah menyiapkan puluhan ribu pompa air untuk mengalirkan air sungai ke lahan-lahan pertanian. Langkah ini merupakan bagian dari strategi adaptasi terhadap perubahan iklim yang berpotensi mengganggu produksi pangan.
Dengan kondisi ini, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai negara yang mandiri dalam penyediaan pangan pokok. Sementara itu, negara-negara seperti Kamboja harus menyesuaikan strategi ekspornya karena kehilangan salah satu pasar besar di kawasan Asia Tenggara.