istockphoto-1353332258-612x612.jpg
Tren Ekbis

Potensi Donasi RI Tembus Rp600 T, Bisa Biayai 3 Juta Beasiswa LPDP!

  • Ternyata Indonesia punya potensi dana Rp600 triliun dari filantropi yang dapat dimaksimalkan. Dana yang cukup untuk "merevolusi" pendidikan dan pemberdayaan anak muda.

Tren Ekbis

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA, TRENASIA.ID—Indonesia ternyata punya potensi luar biasa dalam hal filantropi atau kegiatan amal yang bisa mencapai angka fantastis. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, potensi filantropi di Indonesia bisa mencapai lebih dari Rp600 triliun per tahun. 

Angka ini bukan main-main, karena berasal dari berbagai sumber seperti zakat, wakaf, donatur lintas agama, hingga perusahaan yang menghimpun dana filantropi. Untuk kasih gambaran seberapa gede angka ini: APBN 2025 total belanja negara Indonesia "cuma" Rp3.621 triliun, dengan anggaran pendidikan Rp724 triliun. 

Artinya, potensi filantropi Rp600 triliun itu setara dengan hampir 17% dari seluruh APBN atau hampir sama dengan seluruh anggaran pendidikan nasional. Buat perspektif yang lebih ngena lagi: dengan estimasi biaya beasiswa LPDP sekitar Rp200-250 juta per mahasiswa (magister 2 tahun), dana Rp600 triliun bisa membiayai 2,4-3 juta beasiswa LPDP! 

Perhitungan ini berdasarkan:

-Dana hidup LPDP: Rp4,3-4,7 juta per bulan (merujuk data ICW).

-Estimasi total biaya per mahasiswa magister (2 tahun): Rp200-250 juta.

-Rp600 triliun ÷ Rp250 juta = 2,4 juta beasiswa.

-Rp600 triliun ÷ Rp200 juta = 3 juta beasiswa.

Sebagai informasi, Indonesia punya sekitar 1,2 juta lulusan S1 per tahun. Itu artinya hampir seluruh lulusan S1 Indonesia dalam satu tahun bisa dapat beasiswa magister gratis. Hal ini menunjukkan betapa luar biasanya potensi filantropi Indonesia kalau bisa dikelola dengan optimal untuk pemberdayaan generasi muda.

Filantropi: Bukan Sekadar Amal Biasa

Dalam acara Pembukaan Filantropi Festival 2025 yang bertema "Budaya dan Ekosistem Filantropi untuk Dampak yang Lebih Baik" di Jakarta, Senin, 4 Agustus 2025, Rachmat menekankan betapa pentingnya peran para filantropis. "Kalau ini bisa dimulai dan dilanjutkan oleh para filantropis yang berkumpul di sini, maka akan menjadi ladang amal kita ke depan," ujarnya dikutip dari Antara, Senin 4 Agustus 2025.

Yang menarik, filantropi bukan hal baru dalam sejarah dunia. Rachmat memberikan contoh inspiratif tentang Fatima al-Fihri, seorang filantropis perempuan yang membangun universitas pertama di Afrika Utara. Universitas ini kemudian menjadi inspirasi berdirinya perguruan tinggi di Eropa dan Amerika. 

Rachmat juga berbagi pengalaman pribadinya yang tak lepas dari kontribusi para filantropis. Dia pernah menempuh pendidikan di Persatuan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD), sebuah institusi pendidikan yang didirikan oleh para filantropis. 

"Filantropis Indonesia sebenarnya sudah membangun dirinya dan membangun untuk Indonesia. Kalau para filantropis bisa membangun negerinya, ini adalah langkah awal kita untuk membangun Indonesia yang lebih berkelanjutan," katanya.

Contoh lain dari hasil kerja para filantropis Indonesia adalah lembaga pendidikan ternama seperti Al-Izhar dan Universitas Prasetiya Mulya. Ini membuktikan bahwa para dermawan tanah air sudah lama berkontribusi dalam memajukan pendidikan.

Potensi Wakaf yang Menjanjikan

Bicara soal potensi, ternyata ada yang lebih fantastis lagi. Menurut perhitungan Bank Indonesia (BI), potensi wakaf di Indonesia mencapai Rp2.000 triliun! Angka ini didukung oleh data dari Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kamaruddin Amin yang menyebutkan potensi zakat di Indonesia lebih dari Rp 300 triliun per tahun dan wakaf Rp180 triliun per tahun.

Angka itu setara dengan hampir 55% dari seluruh APBN Indonesia atau bisa membiayai hampir 3 kali lipat seluruh anggaran pendidikan nasional. Dana segitu juga dapat membiayai beasiswa kuliah gratis jutaan anak Indonesia selama bertahun-tahun hingga bangun ribuan sekolah kejuruan modern dengan fasilitas lengkap.

Sebagai informasi, Indonesia memiliki infrastruktur wakaf yang luar biasa dengan 445.410 lokasi tanah wakaf, termasuk 36.240 madrasah, 1.100 kantor KUA, 220.000 masjid, dan 266.413 musala. Ini adalah aset yang sangat berharga jika dikelola dengan baik.

Baca Juga: Danantara Trust Fund Siap Gaet Filantropi Dunia, Mulai Dekati Bill Gates

Untuk memaksimalkan dana wakaf tersebut, BWI memperkenalkan Gerakan Indonesia Berwakaf. Yang lebih keren lagi, BWI mengajak negara-negara dan organisasi internasional untuk bekerja sama dalam mengoptimalkan dampak wakaf secara global.

Dalam forum global yang dihadiri perwakilan 43 negara, diharapkan muncul gagasan baru untuk memaksimalkan pemberdayaan zakat dan wakaf sebagai solusi masalah global. "Kami perlu mengkaji bagaimana zakat dan wakaf dapat menjadi jawaban atas berbagai tantangan dunia," kata Menteri Agama Nasaruddin Ummar pada konferensi pers World Zakat and Waqf Forum (WZWF), November 2024 lalu.