
PLN Dorong Program Electrifying Agriculture untuk Tingkatkan Produktivas Petani
JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mendorong program Electrifying Agriculture dalam meningkatkan produktivitas petani di Enrekang, Sulawesi Selatan. Kelistrikan tersebut diharapkan tidak hanya dimanfaatkan untuk pencahayaaan saja, melainkan juga untuk pompa air atau irigasi. Dengan demikian, petani tidak lagi menggunakan genset yang dianggap lebih mencemari lingkungan. Bupati Enrekang Muslimin Bando menyebut, ada 12 […]
Industri
JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mendorong program Electrifying Agriculture dalam meningkatkan produktivitas petani di Enrekang, Sulawesi Selatan.
Kelistrikan tersebut diharapkan tidak hanya dimanfaatkan untuk pencahayaaan saja, melainkan juga untuk pompa air atau irigasi. Dengan demikian, petani tidak lagi menggunakan genset yang dianggap lebih mencemari lingkungan.
Bupati Enrekang Muslimin Bando menyebut, ada 12 kecamatan di Enrekang yang sudah menggunakan listrik PLN melalui Electrifying Agriculture.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
“Kecamatan yang paling besar menggunakan listrik adalah Anggeraja, Baraka dan Alla,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 12 Juli 2021.
Menurutnya, selama ini lahan pertanian di Enrekang tidak memiliki jaringan listrik yang memadai untuk menghasilkan air serta mengusir hama. Dengan adanya kerja sama ini, lahan-lahan tersebut akhirnya mendapat suplai listrik yang dapat menekan biaya produksi hingga 40%.
Target Rasio Elektrifikasi 100%
Seperti diketahui, PLN terus gencar menambah kelistrikan untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% pada tahun depan. Di wilayah lain, seperti Desa Netemnanu Utara, Kabupaten Kupang, saat ini dioperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Oepoli selama 24 jam.
Sebanyak 845 masyarakat di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste pun dapat menikmati listrik 24 jam tanpa henti berkat peningkatan PLTD tersebut.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini juga menyebut, akan ada penambahan kapasitas listrik pada 2060 sebesar 1.500 Tera Watt hour (TWh).
Rencana tersebut menjadi bagian dari transisi energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Artinya, penambahan listrik tersebut lima kali lipat lebih besar daripada kapasitas listrik tahun ini. Kami punya komitmen penuh bahwa penambahan kapasitas itu akan berbasis pada renewable energy,” ujarnya dalam acara UN Global Compact Virtual Leaders Summit 2021, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, pengembangan EBT menjadi prioritas penting untuk meningkatkan bauran energi listrik nasional yang ditetapkan sebesar 23% pada 2025.
Ke depan, pembangkit EBT pun diprediksi bakal mencapai 10 Giga Watt (GW) pada 2025, bahkan meningkat lagi hingga 15 GW pada 2029.
Pihaknya optimistis, EBT bukan hanya sebatas energi yang intermiten, melainkan sebagai pemikul beban dasar (baseload) yang mampu bersaing dengan energi fosil.
“Development and application renewabele energy akan menjadi kekuatan PLN untuk menjamin kelistrikan di seluruh pelosok negeri,” tambahnya.