Konpers PGEO BEI.jpeg
Bursa Saham

PGEO Konsisten Bagi Dividen Sejak IPO, Rasio Pembayaran Terus Melambung

  • Meskipun laba tahun 2024 sedikit lebih rendah, manajemen PGEO justru meningkatkan total dividen yang dibagikan menjadi US$136,4 juta. Dengan demikian, rasio pembayaran dividen melonjak menjadi 85,04%, menandai rekor tertinggi sejak perusahaan go public.

Bursa Saham

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Emiten panas bumi pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), kembali menebar dividen kepada pemegang saham. Artinya, sejak listing pada 2023, entitas PT Pertamina (Persero) ini tidak pernah absen membagikan keuntungan dan terus meningkatkan rasio pembayarannya.

Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 3 Juni 2025, pemegang saham PGEO menyetujui alokasi laba bersih sebesar US$136,4 juta (Rp2,2 triliun0 untuk dibagikan sebagai dividen, atau setara 85,11% dari total laba bersih perseroan.

Dengan mengacu saham beredar PGEO yang mencapai 41.508.024.149 saham, maka dividen per share atau dividen yang diterima pemegang saham sebesar USD 0,00328 per saham atau setara Rp53 per saham. 

Dari komposisi pemegang saham, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) yang menguasai sebanyak 28.568.460.000 saham atau setara 68,826% dari total saham beredar, berhak memperoleh dividen yang ditaksir mencapai Rp1,51 triliun.

Sementara itu, PT Pertamina Pedeve Indonesia (Pedeve) yang tercatat memiliki 2.477.682.000 saham atau 5,969% dari total saham beredar, akan menerima keuntungan senilai sekitar Rp131,31 miliar.

Di luar grup Pertamina, Masdar Indonesia Solar Holdings RSC Limited, perusahaan energi terbarukan asal Uni Emirat Arab, yang tercatat mengempit 6.209.421.300 saham atau 14,96% porsi kepemilikan, berhak memperoleh dividen tidak kurang dari Rp329,09 miliar. 

Adapun sisa kepemilikan saham sebesar 10,245% atau 4.252.460.849 saham beredar yang dimiliki oleh masyarakat (publik) dalam bentuk non-warkat (scriptless shares), yang juga berhak memperoleh dividen senilai sekitar Rp225,38 miliar.

Laba Turun Rasio Dividen Naik

Tren rasio pembayaran dividen PGEO terus menunjukkan peningkatan konsisten sejak perusahaan resmi mencatatkan sahamnya di bursa. Pada tahun buku 2024 (dividen dibayarkan tahun 2025), PGEO membukukan laba bersih sebesar US$160,4 juta. 

Tren Dividen dan Laba PGEO Sejak Go Public/Grafik TrenAsia

Meskipun laba sedikit lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, manajemen justru meningkatkan total dividen yang dibagikan menjadi US$136,4 juta. Dengan demikian, rasio pembayaran dividen melonjak menjadi 85,04%, menandai rekor tertinggi sejak perusahaan go public.

Kendati terus menggenjot rasio pembayaran dividen, Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Yurizki Rio, dalam pernyataannya setelah RUPST kemarin, menegaskan bahwa perseroan tetap menjaga profitabilitas yang solid, arus kas operasional yang kuat, serta efisiensi biaya secara konsisten.

Sebelumnya, pada tahun buku 2023 (dividen dibayarkan tahun 2024), perusahaan mencatatkan kenaikan signifikan pada laba bersih menjadi US$163,59 juta. Dari jumlah tersebut, PGEO membagikan dividen sebesar US$128,4 juta kepada pemegang saham, menghasilkan DPR sebesar 78,49%. 

Kondisi ini menunjukkan peningkatan tajam dibandingkan tahun sebelumnya, sekaligus mengindikasikan perubahan pendekatan perusahaan dalam mengelola keuntungan. Sementara itu, pada tahun buku 2022, tahun pertama setelah melatai di bursa, perseroan membagikan dividen sebesar US$30 juta dari total laba bersih US$127,34 juta. 

Rasio pembayarannya ketika itu tercatat hanya sebesar 23,56%. Namun ini, mencerminkan sikap konservatif yang lazim di tahun awal pasca IPO, di mana fokus perusahaan umumnya masih terarah pada stabilisasi operasional dan penguatan struktur modal.

Dari lantai bursa, pada perdagangan berjalan Rabu, 4 Juni 2025, harga saham PGEO berada di kisaran Rp1.310 hingga Rp1.315 per lembar saham. Harga ini mencerminkan peningkatan signifikan dibandingkan harga penawaran saat IPO pada 24 Februari 2023, yaitu Rp875 per saham.