<p>PT Pertamina Gas (Pertagas) / Dok. Pertagas</p>
Korporasi

PGAS Sentuh Puncak, Diversifikasi Energi Jadi Kunci

  • Saham PGAS kembali menjadi sorotan pasar setelah menguat signifikan ke level tertinggi dalam satu tahun. Kenaikan ini dipicu oleh langkah agresif perusahaan dalam mendiversifikasi sumber energi.

Korporasi

Alvin Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) kembali menjadi sorotan pasar setelah menguat signifikan ke level tertinggi dalam satu tahun. Kenaikan ini dipicu oleh langkah agresif perusahaan dalam mendiversifikasi sumber energi dan memperkuat portofolio proyek ramah lingkungan.

Pada perdagangan Rabu, 23 April2025 hingga pukul 10.10 WIB, harga saham PGAS tercatat naik 2,69% ke level Rp1.720 per saham. Kinerja ini mencerminkan apresiasi 8,17% dibandingkan posisi akhir tahun 2024 yang berada di level Rp1.590. 

Penguatan tersebut sekaligus menembus rekor tahunan sebelumnya yang tercatat pada Januari 2025. Sementara itu, pada perdagangan sebelumnya, saham PGAS kedapatan diburu imvestor asing dengan net buy lumayan, yakni di level Rp3,2 miliar. 

Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey, prospek PGAS tetap solid seiring strategi ekspansi infrastruktur gas dan penyelesaian hambatan interkoneksi. Ia mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp1.900 per saham. 

Sementara itu, analis Sucor Sekuritas Niko Pandowo menyoroti kekuatan imbal hasil PGAS, termasuk dividen menarik dan laba dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang berperan sebagai instrumen lindung nilai alami terhadap depresiasi rupiah.

Di samping itu, dari meja analis yang dihimpun oleh Bloomberg, saham berkodekan PGAS masih direkomendasikan buy sebanyak 10 analis dengan target tertingginya mencapai level Rp2.180 per saham. 

Dorong Ekonomi Rendah Karbon lewat Proyek Biometana

Salah satu gebrakan terbaru PGAS, adalah pengembangan proyek biomethane berbasis limbah sawit (POME). Inisiatif ini diarahkan untuk menghasilkan compressed natural gas (CNG) melalui pengolahan biogas, yang selanjutnya akan disalurkan ke berbagai sektor pengguna energi seperti industri, fasilitas kesehatan, dan pusat komersial.

Proyek ini dijalankan bersama mitra konsorsium Jepang dan saat ini tengah dalam tahap penyusunan desain teknik awal (FEED) untuk kilang biomethane yang akan dibangun di Sumatra. Kapasitas awal proyek diproyeksikan mencapai 1,2 BBTUD dengan target operasional pada kuartal II-2027. Direktur Strategi PGN, Rosa Permata Sari, menyatakan proyek ini menjadi bentuk konkret komitmen perusahaan dalam mendukung target net zero emission Indonesia pada 2060.

SNG: Kolaborasi Strategis bersama PTBA

PGAS juga memperluas portofolio energinya melalui kemitraan dengan PT Bukit Asam (PTBA) dalam pengembangan synthetic natural gas (SNG) dari batu bara peringkat rendah. Proyek ini dirancang untuk memanfaatkan cadangan batu bara di Tanjung Enim, Sumatra Selatan, area yang strategis karena dekat dengan jaringan transmisi PGN.

Saat ini kedua pihak tengah menggodok studi kelayakan pembangunan fasilitas SNG, termasuk jalur pipa dan model bisnis. Jika berjalan sesuai rencana, proyek ini akan memperkuat ketahanan pasokan gas nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.

SNG yang dihasilkan nantinya akan diarahkan ke pelanggan industri, terutama di Jawa Barat yang menghadapi tantangan pasokan energi. Menurut Rosa, inisiatif ini merupakan bagian dari upaya mendorong hilirisasi energi