
Peta Baru Pendidikan Elit (Bagian 2/Habis): Kampus Danantara Mampu Saingi Monash?
- Danantara University, universitas nasional baru penantang kampus asing. Fokus pada AI & teknik dengan mitra global seperti Stanford & Tsinghua.
Tren Global
JAKARTA - Di tengah maraknya kehadiran universitas asing, Indonesia mempersiapkan jawaban strategisnya. Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara mengumumkan rencana pembangunan Danantara University pada 25 Juli 2025, sebuah inisiatif nasional yang dirancang untuk bersaing di tingkat global.
CIO Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan pada Jumat, 26 Juli 2025, universitas baru ini bukanlah kampus cabang, sebuah perbedaan fundamental dari kompetitornya. Fokus utamanya akan diarahkan pada dua bidang krusial, yaitu kecerdasan buatan (AI) dan rekayasa atau teknik (engineering) tingkat lanjut.
Jika Monash dan WSU adalah kampus “impor” yang telah berdiri di Indonesia, Danantara dirancang sebagai proyek "substitusi impor" strategis. Tujuannya adalah untuk menghasilkan talenta-talenta unggul dari dalam negeri dengan kualitas yang setara atau bahkan bisa melebihi standar kampus asing tersebut.
- Dari Nikel Sampai Tuna: Sektor Hilirisasi Dorong Investasi RI Naik 13,6%
- Mesin Uang AKRA Bekerja? Laba Melejit, Dividen Mengalir, Harga Diramal Naik
- Investasi Tembus Rp942 Triliun, Lapangan Kerja Bertambah Sejuta Lebih
Didukung penuh oleh dana abadi negara (sovereign wealth fund), mandat Danantara bersifat strategis untuk jangka panjang, bukan sekadar komersial. Tujuannya adalah mencetak sumber daya manusia yang mampu memenuhi kebutuhan strategis Indonesia di masa depan.
Kemitraan Kelas Dunia
Untuk mencapai standar kelas dunia, Danantara akan menggandeng sembilan universitas top dari Amerika, Eropa, hingga China. Tiga nama besar yang telah diungkap ke publik sebagai mitra awal adalah Columbia University, Stanford University, dan Tsinghua University.
Kemitraan untuk program AI akan dijalin dengan Tsinghua University dari China. Pandu menekankan kekuatan mereka dengan menyebut, "tujuh dari 11 yang bikin OpenAI semuanya dari Tsinghua," menyoroti keunggulan rekayasa machine learning dan computer vision mereka.
Sementara itu, untuk pengembangan program teknik atau engineering, Danantara akan berkolaborasi dengan Stanford University. Kerja sama ini juga akan mencakup sekolah keberlanjutannya (sustainability school), yang merupakan pemimpin global dalam inovasi teknologi terapan dan riset.
Cakupan kemitraan yang luas juga ditunjukkan dengan rencana merancang sekolah khusus untuk sumber daya manusia (HR). Untuk program penting ini serta beberapa program lainnya, Danantara University akan bekerja sama secara intensif dengan Columbia University dari Amerika Serikat.
Konteks dan Posisi Persaingan
Kehadiran kampus cabang asing telah menciptakan segmen pasar pendidikan baru yang bisa disebut "ultra-premium". Fenomena ini membuktikan adanya permintaan untuk pendidikan berkualitas global yang bersedia dibayar mahal oleh sebagian kalangan masyarakat di dalam negeri.
Berdasarkan laporan "Statistik Penunjang Pendidikan 2021" dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat jurang biaya yang lebar. Data yang dihimpun dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) ini menunjukkan rata-rata biaya total pendidikan tinggi terus meningkat.
Menurut survei tersebut, rata-rata biaya total per semester di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah Rp 12,71 juta. Sementara itu, angka untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berada di level yang lebih tinggi, yakni sekitar Rp17,01 juta.
Perbandingan ini menjadi sangat kontras jika disandingkan dengan biaya kampus asing. Biaya satu semester di Monash yang mencapai Rp112 juta setara dengan biaya kuliah total selama delapan hingga sembilan semester di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Dalam konteks inilah Danantara University akan memposisikan diri. Dengan menggandeng universitas elit dunia dan mandat menghasilkan lulusan global, Danantara diproyeksikan akan bermain di segmen pendidikan premium yang sama, menjadi pesaing baru bagi kampus asing.
Kehadirannya akan bersaing langsung dengan kampus cabang asing yang telah menetapkan standar harga tinggi. Namun, dukungan penuh dari negara membuka kemungkinan adanya model pembiayaan unik yang tidak sepenuhnya bergantung pada uang kuliah mahasiswa seperti institusi swasta murni.
Kehadiran Danantara University menciptakan opsi ketiga yang sangat menarik bagi calon mahasiswa di Indonesia. Jika sebelumnya pilihan hanya ada antara universitas lokal atau kampus cabang asing, kini muncul alternatif baru yang menggabungkan keunggulan dari kedua model tersebut.
Alternatif baru ini adalah universitas nasional yang dibangun dengan standar global. Institusi ini didukung penuh oleh negara, dengan mandat utama untuk melayani kepentingan strategis bangsa, menciptakan babak baru pendidikan tinggi nasional yang berdaya saing tinggi.