
Pertumbuhan Kredit Lampaui Ekspektasi, BCA Pertahankan Guidance di 6-8 Persen
- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan kinerja positif pada kuartal I 2025 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp14,1 triliun. Angka tersebut tumbuh 9,8% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp12,88 triliun.
Perbankan
JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 12,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga Maret 2025. Angka ini jauh melebihi proyeksi awal yang telah disampaikan kepada analis, yakni dalam kisaran 6-8%.
Namun, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menegaskan bahwa bank tetap berpegang pada guidance tersebut. Menurutnya, angka pertumbuhan tahunan tersebut harus dilihat secara hati-hati, karena mencerminkan kinerja sepanjang tahun sebelumnya hingga kuartal pertama 2025.
"Kalau Anda lihat memang yang kita sampaikan credit growth itu adalah year on year, artinya dari Maret 2024 sampai Maret 2025 itu 12,6% kalau saya nggak salah. Secara keseluruhan, pertumbuhan ini didominasi oleh kredit korporasi sebesar 13,9%," kata Jahja dalam konferensi pers paparan kinerja BCA kuartal I-2025 yang diselenggarakan secara virtual, Rabu, 23 April 2025.
- Diprotes AS, Sistem QRIS Justru Lebih Maju Dibanding Amerika dan Eropa
- Harga Emas Tembus Rekor, Saham Tambang dan Ritel Emas Melejit Tajam
- Mengungkap Proses Pemilihan Paus, Film Conclave Jadi Sorotan Pasca Paus Fransiskus Meninggal
Kredit Korporasi Mendominasi, Konsumer Tetap Tumbuh
Lebih lanjut, Jahja menjelaskan bahwa segmen kredit korporasi menjadi penyumbang utama pertumbuhan kredit BCA. Diikuti oleh kredit untuk usaha kecil dan menengah (SMB) yang tumbuh 12,9%, kredit komersial 9,9%, serta kredit konsumer yang juga mencatatkan pertumbuhan dua digit.
“Konsumer juga sekitar sebelasan lebih ya,” ujarnya, sembari menambahkan bahwa semua segmen menunjukkan pertumbuhan yang solid.
Kendati angka tahunan terlihat impresif, Jahja meminta untuk tidak melupakan data pertumbuhan year to date atau kuartalan. Dari Desember 2024 hingga Maret 2025, pertumbuhan kredit hanya mencapai 2,1%. Jika diannualisasi, angka tersebut hanya sekitar 8%—masih berada dalam rentang proyeksi BCA.
"Jadi guidance kita tidak berubah. Quarter pertama itu 2,1%, kalau di-annualize empat kali ya nggak jauh-jauh dari 8. Jadi masih tetap pada guidance yang kita sampaikan," jelasnya.
Respons Terhadap Tren Industri dan Outlook ke Depan
Menjawab kekhawatiran terkait kemungkinan pelambatan seiring dengan tren di industri perbankan nasional, Jahja menyatakan bahwa pihaknya tetap optimis namun berhati-hati. Menurutnya, proyeksi yang konservatif di angka 6-8% sudah mempertimbangkan berbagai dinamika ekonomi yang mungkin terjadi sepanjang tahun.
"Kita lihat juga kondisi industri dan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, guidance kita tetap kita jaga agar sesuai dengan ekspektasi dan kondisi pasar," ungkapnya.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan kinerja positif pada kuartal I 2025 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp14,1 triliun. Angka tersebut tumbuh 9,8% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp12,88 triliun. Pertumbuhan laba ini ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dan ekspansi kredit yang signifikan.
Sepanjang tiga bulan pertama 2025, BCA mencatat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp21,1 triliun, tumbuh 7,1% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu, pendapatan non-bunga meningkat 8,1% menjadi Rp6,8 triliun. Secara keseluruhan, total pendapatan operasional BCA mencapai Rp27,9 triliun, tumbuh 7,4% yoy.
Kredit yang disalurkan BCA hingga akhir Maret 2025 juga meningkat 12,6% yoy menjadi Rp941 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pembiayaan di berbagai sektor, termasuk kredit korporasi, komersial, UKM, dan konsumer.
Momentum Ramadan dan BCA Expoversary Dorong Pertumbuhan Kredit
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa momen Ramadan dan Idulfitri memberi kontribusi positif terhadap penyaluran kredit.
“Momentum Ramadan dan Idulfitri tahun ini berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2025. Pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit perusahaan. Seiring tingginya antusiasme masyarakat, kami memperpanjang pelaksanaan event ini hingga 30 April 2025,” ujar Jahja.
Kredit konsumer BCA tumbuh 11,3% yoy menjadi Rp225,7 triliun. Pendorong utama di antaranya adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang naik 10,5% menjadi Rp135,3 triliun, kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 12,3% menjadi Rp67,1 triliun, serta outstanding pinjaman konsumer lainnya (termasuk kartu kredit) naik 13,9% menjadi Rp23,3 triliun.
Penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan melonjak 19% yoy menjadi Rp235 triliun, atau sekitar 25% dari total portofolio pembiayaan BCA. Hal ini menunjukkan komitmen kuat BCA terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
“BCA berkomitmen mendukung perekonomian nasional dengan mendorong penyaluran kredit ke berbagai sektor dan segmen secara pruden. Kami optimistis menatap pertumbuhan bisnis ke depannya, di tengah dinamika dan tantangan pasar,” tambah Jahja.
CASA Tetap Dominan, Transaksi Digital Melonjak
Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BCA mencapai Rp1.193 triliun, tumbuh 6,5% yoy. Dana murah (CASA) menjadi kontributor utama, tumbuh 8,3% yoy menjadi Rp979 triliun atau sekitar 82% dari total DPK.
Frekuensi transaksi nasabah naik 19% yoy menjadi 9,9 miliar. Sebagian besar berasal dari layanan digital, seperti mobile dan internet banking, yang naik 22,2% yoy menjadi 8,8 miliar transaksi.
- Bukan di LK21, Layarkaca21 dan LokLok, Berikut Cara Nonton Weak Hero Class 2 dengan Aman
- Transformasi Status Ojol jadi UMKM: Solusi dalam Kebuntuan Regulasi?
- Laba Bank Milik Konglomerat Indonesia 2024: Siapa Paling Moncer, Siapa Tertekan?
Rasio Keuangan Tetap Solid
Rasio keuangan BCA menunjukkan manajemen yang prudent dan efisien:
- Rasio Cost to Income: 28,5%
- Loan at Risk (LAR): 6%
- Non-Performing Loan (NPL): 2%
- Cadangan NPL: 180,5%
- Cadangan LAR: 66,5%